Selasa, 26 November, 2024

Eksplorasi, Langkah Awal Pengembangan APH Spesifik Lokasi

MONITOR, Jakarta – Eksplorasi agens pengendali hayati (APH) merupakan bagian dari kegiatan Pemberdayaan Petani dalam Pemasyarakatan PHT (P4) yang kembali dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian melalui Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan pada tahun 2022 ini.

Eksplorasi adalah kegiatan menginventarisasi APH yang berpotensi dalam pengendalian hama/penyakit di suatu wilayah lahan pertanian dan sekitarnya yang dilakukan oleh kelompok tani dengan didampingi oleh petugas POPT sesuai dengan rekomendasi Laboratorium Pengamatan Hama Penyakit (LPHP) Tumbuhan. P4 sendiri terdiri dari empat kegiatan utama yaitu eksplorasi, perbanyakan, dan aplikasi APH serta evaluasinya.

PPAH (Pos Pelayananan Agens Hayati) Bakti Alam menjadi Salah satu peserta P4 di Provinsi Lampung Desa Sari Bakti, Kecamatan Seputih Banyak, Kabupaten Lampung Tengah. PPAH Bakti Alam telah melakukan eksplorasi dan pemurnian agens hayati yang diduga cendawan antagonis Trichoderma sp.  Hal ini disimpulkan berdasarkan identifikasi karakter morfologi yang dicocokkan dengan kunci identifikasi cendawan.  Agens hayati tersebut telah diperbanyak pada media beras sebanyak 50 kg, dipersiapkan untuk aplikasi pada pertanaman padi. 

Suyono selaku ketua PPAH Bakti Alam merasa sangat beruntung terpilih sebagai pelaksanaan kegiatan P4 tahun 2022 ini.

- Advertisement -

“Kami merasa bersyukur dapat banyak belajar bagaimana memanfaatkan apa yang sudah ada di alam sekitar untuk membantu budidaya pertanian kami, baik pupuk dan bahan pengendali alami, Kami belajar cara memperoleh APH dari lingkungan sekitar melalui kegiatan eksplorasi, pemurnian hingga perbanyakannya” ujar Suyono

Suyono menambahkan bahwa PPAH Bakti Alam akan melanjutkan pemanfaatan APH sesuai rekomendasi petugas POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) pendamping yang biasa mendampingi.

“Selain perbanyakan Trichoderma, kami juga melakukan perbanyakan Paenibacillus polymyxa  sebanyak 84 liter dan pestisida nabati berbahan utama daun mimba sebanyak 200 liter”, tambah Suyono.

Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Mohammad Takdir Mulyadi menyampaikan bahwa pemberdayaan petani dalam pemasyarakatan PHT memegang peran penting dalam mendukung pengendalian ramah lingkungan.

“Kami sangat mengapresiasi kelompok tani yang bersemangat dalam berkarya. Dalam hal ini mengembangkan dan memanfaatkan APH serta menerapkan prinsip PHT sehingga keseimbangan agroekosistem terjaga dan melatih petani mandiri”, ujar Takdir.

Plt. Kepala UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung Muhadi menyambut baik adanya kegiatan P4 dari Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Kementan.

“Kami siap mendukung sepenuhnya kegiatan yang memberdayakan petani seperti P4. Tahun 2022 ini Provinsi Lampung memperoleh alokasi 10 unit dengan total seluas 250 Ha tersebar di 5 Kabupaten yaitu Lampung Tengah, Lampung Timur, Lampung Utara, Pesawaran, dan Pringsewu”, ungkap Muhadi.

Di tempat terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menegaskan Kementan akan terus mendorong dan mendukung praktek-praktek kegiatan pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) berbasis alami dengan menggunakan agens hayati sebagai bahan pengendaliannya.

“Dengan semakin meningkatnya kesadaran petani terhadap pentingnya budidaya tanaman sehat demi keberlanjutan pertanian, diharapkan juga kesejahteraan petani turut meningkat karenanya. Dengan demikian, hal ini turut mendukung percepatan terwujudnya pertanian maju, mandiri dan modern. Hal ini, sesuai arahan Mentan SYL produksi pangan harus jalan terus tetapi hal-hal yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani juga harus dilakukan karena mereka ujung tombak ketahanan pangan negara kita”, tegas Suwandi.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER