MONITOR, Jakarta – Kementerian Pertanian terus beruapaya mealakukan peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan deangan tetap mengutamakan kesehatan dan ramah lingkungan dengan tujuan petani dapat mengurangi biaya produksi dan keberlanjutan lahan terus terjaga. Untuk mensosialisasikan penggunaan bahan-bahan alami dalam budibaya pertanian Kementan mengadakan Bimtek pembuatan bahan alami biosaka di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora.
kebutuhan pangan nasional tetap tercukupi. menteri pertanian SYL mendorong petani dan insan pertanian untuk selalu berinovasi dan membuat terobosan-terobosan baru sehingga target Kementarian Pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional tercukupi.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi, sangat mengapresiasi inovasi pemanfaatan bahan alami biosaka yang di gagas petani dari Blitar ini.
“saat ini sedang ujicoba, demplot dan riset dengan ITB, IPB dan UGM untuk uji multi lokasi di beberapa kabupaten dan dievaluasi dampak serta manfaatnya. Meyakinkan petani tentang manfaat biosaka ini masih mengalami pro dan kontra, untuk itu perlu sosialisasi secara masif dan membuat demplot-demplot diberbagai wilayah” ungkap Suwandi.
Suwandi menambahkan bahwa biosaka bukan pupuk dan bukan juga nutrisi, tetapi sebagaimana diungkapkan Prof. Dr. Robert Manurung bahwa biosaka itu elisitor adalah bahan kimia yang dapat mengaktifkan atau mengekspresikan gen yang diperlukan tanaman sehingga dapat menghasilkan sel untuk pertumbuhan tanaman yang lebih baik.
“Trobosan baru biosaka ini diharapkan bisa mensolusi masalah-masalah yang ada dan ini seusuai arahan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, petani dan insan pertanian untuk terus berinovasi dan membuat terobosan-terobosan baru sehingga target Kementarian Pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional tercukupi” jelas Suwandi
Muhamad Ansar sebagai penggagas bahan alami biosaka, menyampaikan kunci utama pembuatan biosaka yang pertama pada saat pemilihan bahan baku, kedua pada proses peremasan sampai menjadi larutan yang sempurna atau homogen selanjutnya bagaimana aplikasi dilapangan baik dosis dan aplikasinya.
“iri-ciri biosaka yang sudah jadi adalah larutannya homogen dan tidak mengendap, tidak berubah warna menjadi bening, tidak keluar gas, dan tidak berbau menyengat meskipun disimpan dalam waktu yang lama, ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama Koordinator Informasi dan Jaringan Laboratorium Balai Besar PPMBTPH Suharyanto mengungkapkan inovasi bahan alami ini akan dilakukan di kabupaten Blora, Sragen, Klaten dan Grobokan Provinsi Jawa Tengah. Bimtek dimulai dari Kabupaten Blora diikuti oleh PPL, POPT dan petani yang berjumlah sekitar 50 orang.
“Keraguan dan penasaran saya yang membuat saya semangat mengikuti bimtek pembuatan biosaka ini ungkap salah satu petani”. Ucap Suharyanto
Suharyonto juga mengungkapkan dari 7 peserta yang mengikuti praktek pembuatan biosaka ada tiga orang berhasil membuat biosaka yaitu Sukarji Poktan Sri Enggal desa Jipang, Cepu, Ubro Sucipto Poktan Ternak Sejahtera desa Kediren, Randublatung dan Roland Hutajulu pegawai dari Balai Besar PPMBTPH.
“Biosaka yg sudah jadi dibagikan ke seluruh petani agar diujicobakan dilahan pertaniannya masing-masing” tutup Suharyanto.