Jumat, 19 April, 2024

Inkubasi Koperasi Menggerakan Ekonomi Pondok Pesantren

MONITOR, Yogyakarta – Inkubasi Koperasi yang dilakukan oleh inkubator mitra LPDB-KUMKM yakni Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ittifaq melalui Alif learning center (ALEC) selama tahun 2022, berhasil menginkubasi koperasi-koperasi pondok pesantren di wilayah Yogyakarta dan Solo.

Pola close loop inkubasi yang diterapkan oleh ALEC berhasil mewujudkan panen raya melon inthanon dengan kualitas tinggi dan kepastian masuk ke dalam pasar modern dengan harga tinggi.

Inkubasi yang dilakukan ALEC sepanjang tahun 2022 berhasil menciptakan nilai ekonomi baru bagi pondok pesantren. Sehingga peran sentral pondok pesantren sebagai penggerak ekonomi umat makin dirasakan manfaatnya. Salah satunya untuk memupuk jiwa entrepreneur di kalangan santri millenial untuk terjun memperkuat sektor pertanian modern.

Presiden Direktur ALEC, Irvan Sadikin menjelaskan, program inkubasi dari ALEC terus diperkuat, dan akan meng-influence pondok pesantren lainnya, seiring dengan ikut sertanya ALEC dalam Program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM Tahun 2022.

- Advertisement -

Perkuatan itu dilakukan dengan menggandeng mitra strategis seperti Progamma Uitzending Manajer (PUM) Netherlands Senior Experts dan Japan International Cooperation Agency (JICA), serta Bank Indoensia guna menghadirkan materi pelatihan maupun praktikum yang bermanfaat bagi kemandirian ekonomi pesantren.

Irvan menjelaskan, saat ini ALEC tengah melakukan inkubasi budi daya buah melon kepada para tenant yang merupakan pondok pesantren dari anggota Himpunan Bisnis Pesantren (Hebitren) yakni Pondok Pesantren Assalafiyyah, Sleman, Darul Qur’an Wal Irsyad, Gunungkidul, Kyai Ageng Selo, Klaten, dan Darul Qur’an, Sragen.

Kopontren tersebut merupakan empat dari 25 pondok pesantren yang tergabung dalam Batch I program inkubasi ALEC tahun 2022 yang berasal dari wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Lampung.

Adapun, inkubasi yang ALEC lakukan terbagi dalam beberapa tahapan yakni pertama budi daya, kemudian pasca panen, selanjutnya penanganan pasca panen dan pemasaran baik secara teori maupun praktik di lapangan dengan model inkubasi close loop.

Harapannya, dengan model inkubasi close loop yakni pelatihan secara menyeluruh dari aspek hulu ke hilir sektor pertanian saling keterkaitan, maka akan memberikan kemandirian ekonomi bisnis pesantren melalui pertanian modern.

“Kunci pengembangan bisnis adalah sumber daya manusia yang unggul, dengan ini kami lakukan inkubasi dan permagangan selama 14 hari terkait budi daya yang baik dan benar,” kata Irvan.

Hadirkan Dampak Ekonomi

Sementara itu, salah satu wujud nyata dalam pengembangan kemandirian ekonomi bisnis pesantren melakui inkubator wirausaha adalah keberhasilan Pondok Pesantren Kyai Ageng Selo, Klaten melakukan panen buah melon inthanon yang merupakan hasil inkubasi dari ALEC.

“Hasil panennya dengan 1.000 pohon itu sekitar 70-80 persen dengan luas lahan 500 meter persegi yang digunakan untuk green house program dari Bank Indonesia, hasil panen ini langsung dikirim ke Kopontren Al-Ittifaq,” ujar Mohamad Mahfud perwakilan dari Pondok Pesantren Kyai Ageng Selo.

Mahfud mengungkapkan, pihaknya sangat tertarik dengan program inkubasi yang dilakukan oleh ALEC untuk komoditas buah melon, selain memberikan manfaat berupa pengetahuan, manfaat lainnya adalah memberikan dampak ekonomi yang nyata bagi pesantren.

“Alhamdulillah programnya itu untuk kemandirian pesantren dengan program itu bisa menunjang operasional pesantren, membantu untuk bayar listrik, operasional harian, konsumsi santri, sekolah, dan biaya ajar mengajar itu banyak sekali manfaatnya. Harapannya dengan yang kita dapat ini terus berlanjut,” kata Mahfud.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, LPDB-KUMKM akan fokus melakukan inkubasi kepada koperasi sektor riil khususnya di sektor pangan guna memodernisasi dan mengagregasi korporatisasi petani, agar pertanian semakin efisien dan berkontribusi pada perekonomian nasional.

Menurutnya, selain pembiayaan, program inkubasi kepada koperasi juga sangat diperlukan, agar pembiayaan dana bergulir bisa tepat sasaran, sesuai dengan prinsip LPDB-KUMKM yakni Tri Sukses, sukses penyaluran, sukses pemanfaatan, dan sukses pengembalian.

“Diharapkan dengan program inkubator ini, akan semakin banyak koperasi yang mengakses dana bergulir, dan semakin meningkatkan kontribusi koperasi maupun UMKM terhadap perekonomian nasional,” ujar Supomo.

Senada dengan Supomo, Direktur Umum dan Hukum LPDB-KUMKM Oetje Koesoema Prasetia menambahkan, Program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM akan terus berjalan dan makin diperkuat.

“Kami bisa meyakinkan Tri Sukses berjalan dengan baik salah satunya melalui program inkubator, karena tahapan akhirnya adalah pembiayaan, dengan inkubator kami dari awal sudah dapat mendampingi dan melakukan penilaian terhadap tenant itu sendiri,” ujar Oetje.

Menurutnya, dengan pembiayaan yang murah, mudah, dan ramah dari LPDB-KUMKM, maka harus dipastikan dana bergulir yang disalurkan untuk pemanfaatan yang memberikan dampak ekonomi dan juga koperasi.

“Pembiayaan di LPDB-KUMKM itu rate-nya cukup kompetitif dan murah sekali, kami menginginkan program ini tepat sasaran, koperasi boleh mengakses pembiayaan yang rate-nya kompetitif, tetapi mereka juga harus masuk kriteria yang layak kami biayai,” kata Oetje.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER