Jumat, 26 April, 2024

Pemanfaatan dan Efektivitas Teknologi untuk Pembangunan Agromaritim

Sektor agro-maritim dinilai merupakan keunggulan kompetitif yang dimiliki Indonesia

MONITOR – Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB University, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS mengatakan jika ekonomi maritim (kelautan) dikembangkan dan dikelola dengan menggunakan inovasi IPTEK dan manajemen mutakhir, maka sektor-sektor ekonomi kelautan akan mampu berkontribusi secara signifikan dalam mengatasi sejumlah permasalahan bangsa.

Hal tersebut disampaikan Rokhmin Dahuri yang juga Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan pada Webinar 3 Road to SAEGALA 2022 ”Pemanfaatan dan Efektivitas Teknologi dalam Sistem Pertanian dan Kemaritiman Berkelanjutan” Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia Kawasan Amerika-Eropa, Sabtu, (21/5/2022).

Mengutip tesis Porter (2027), Stiglitz (2002); dan Krugman (2018), Rokhmin menyebut di era dunia yang ‘highly interconnected’ (berkat teknologi transportasi, komunikasi, dan digital) dan Globalisasi; bangsa-bangsa yang maju, makmur, dan berdaulat adalah mereka yang mampu membangun perekonomiannya berbasis pada keunggulan kompetitif (competitive advanteds).

“Keunggulan kompetitif akan lebih mudah, murah, dan cepat dibangun atas dasar keunggulan komparatif (comparative advantage) yang dimiliki suatu negara-bangsa (Porter, 2007),” ungkap Honorary Ambassador of Jeju Islands dan Busan Metropolitan City, South Korea itu.

- Advertisement -

Karena kondisi alam dan posisi geoekonomi, terangnya, Agro-Maritim merupakan keunggulan komparatif Indonesia, yang dengan sentuhan inovasi IPTEK, Manajemen modern, dan kebijakan politik ekonomi yang tepat dan benar dapat ditransformasi menjadi keunggulan kompetitif sekaligus sebagai primemover pembangunan ekonomi yang produktif, efisien, berdaya saing, inklusif, dan berkelanjutan (sustainable) menuju Indonesia Emas 2045.

Pada tataran ekonomi mikro (perusahaan), keunggulan kompetitif tercermin pada kemampuan perusahaan tersebut dalam menghasilkan barang dan jasa (goods and services) yang berdaya saing: (1) kualitasnya unggul (top quality), (2) harganya relatif murah, dan (3) volume produksinya dapat memenuhi kebutuhan konsumen (pasar) domestik maupun ekspor setiap saat secara berkelanjutan.

Adapun Peran Strategis Agro-Maritim bagi Kemajuan, Kesejahteraan, dan Kedaulatan Indonesia, antara lain: pertama, sebagai negara agraris tropis dan kepulauan terbesar di dunia, yang 75% wilayahnya berupa laut, Indonesia memiliki potensi pembangunan ekonomi Agro-Maritim yang sangat besar yang hingga kini belum dimanfaatkan secara optimal.

Kedua, seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan demand terhadap berbagai jenis SDA, produk, dan jasa-jasa lingkungan (environmental services). Maka, peran Agro-Maritim bakal semakin penting dan strategis.

Ketiga, sejak merdeka sampai sekarang, sektor pertanian dan maritim merupakan tulang punggung (the backbone) perekonomian NKRI: (1) menyerap sekitar 30% – 60% angkatan kerja; (2) menyumbang 20% – 60% PDB; (3) 30% total nilai ekspor; (4) penentu kedaulatan pangan, energi, dan farmasi; dan (5) menciptakan multiplier effects yang luas.

Keempat, pada umumnya, investasi dan bisnis di sektor-sektor ekonomi Agro-Maritim cukup – sangat menguntungkan, dengan modal yang relatif kecil, relatif mudah dikerjakan oleh kebanyakan rakyat (its not a rocket science), menyerap banyak tenaga kerja, dan berkelanjutan (sustainable). Mengatasi pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan sosial-ekonomi.

Kelima, sebagian besar aktivitas ekonomi sektor Agro-Maritim berlangsung di wilayah perdesaan, pesisir, pulau kecil, laut, dan perbatasan. ”Maka kalau Agro-Maritim benar-benar dikelola dengan benar tentunya akan mengurangi problema yang dinamakan disparitas pembangunan (kesejahteraan) antar wilayah,” ujar Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan 2020- 2024 itu.

Keenam, lokasi NKRI secara geoekonomi dan geopolitik sangat strategis (Pusat Lalu Lintas Perdagangan Global atau Global Supply and Value Chain Network), dimana 45% total barang (komoditas dan produk) yang diperdagangkan di dunia dengan nilai US$ 15 triliun/tahun diangkut dengan ribuan kapal melalui laut Indonesia; dan gugusan pulau Nusantara

Peta jalan atau road map pembangunan ekonomi maritim untuk peningkatan daya saing dan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, inklusif, dan berkelanjutan, seperti dipaparkan Prof Rokhmin diantaranya adalah Revitalisasi (peningkatan produktivitas, efisiensi, daya saing, inklusivitas, dan sustainability) seluruh sektor dan bisnis Agro-Maritim yang ada sekarang (existing);

Pengembangan sektor dan bisnis Agro-Maritim konvensional (established sectors) di wilayah pesisir dan laut baru, seperti: perikanan tangkap, perikanan budidaya, pariwisata bahari, ESDM, dan industri maritime;

Pengembangan sektor-sektor Agro-Maritim baru (emerging sectors), seperti: industri bioteknologi kelautan, nanoteknologi, shale and hydrate gas, fiber optics, deep sea mining, marine-agriculture, dan deep sea water industry.

Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi (kemakmuran) baru di: (1) 8 Provinsi Kepulauan, (2) wilayah pesisir sepanjang ALKI, (3) pulau-pulau kecil, dan (4) wilayah perbatasan, dengan model Kawasan Industri Maritim Terpadu berskala besar (big-push development model).

“Penguatan dan pengembangan konektivitas maritim dalam hal ini tol laut dan konektivitas digital,” terangnya.

Selain itu, semua unit usaha sektor Ekonomi Kelautan harus menerapkan: (1) skala ekonomi (economy of scale); (2) integrated supply chain management system; (3) inovasi teknologi mutakhir (Industry 4.0) pada setiap mata rantai suplai, dan (4) sustainable development principles (Blue Economy)

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER