MONITOR, Jakarta – Kementerian Agama ditetapkan sebagai leading sektor implementasi penguatan Moderasi Beragama (MB) di Indonesia oleh Badan Perencanaan Nasional (BAPPENAS) yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
“Kampanye Moderasi Beragama lingkup Kemenag RI khususnya di perguruan tinggi keagamaan Islam, positioning mahasiswa adalah sebagai ujung tombak pada kampusnya masing-masing. Mahasiswa menjadi agen, duta serta influencer moderasi beragama,” kata Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Prof. Suyitno, via Zoom Meeting di Pekalongan, Jawa Tengah (28/3/2022).
Dihadapan para peserta Workshop Penguataan Moderasi Beragama Mahasiswa Perguruan Tinggi Keagaman Islam, Suyitno menambahkan bahwa begitu pentingnya program Moderasi Beragama ini sehingga visinya sama pentingnya dengan visi Kementerian agama itu sendiri.
“Begitu pentingnya program moderasi beragama ini, sehingga Rektor se-Indonesia yang pernah mengikuti program Moderasi Beragama selama satu minggu di Jakarta tidak pernah absen satu sesi pun apalagi mahasiswanya,” kata Direktur PTKI.
Oleh karena itu, Guru Besar UIN Raden Fatah ini mengatakan bahwa komitmen kebangsaan dan keumatan yang moderat harus terus dipupuk dan dikampanyekan.
“Tidak hanya para mahasiswa bahkan seluruh Aparat Sipil Negara Kementerian Agama harus clear dengan dua hal tersebut,” kata Profesor Suyitno.
Sementara itu, Rektor IAIN Pekalongan, Zaenal Mustaqim, dalam welcoming speech-nya sebagai tuan rumah menerangkan bahwa moderasi beragama adalah perilaku beragama yang toleran. Kalau ada istilah moderasi agama ini salah karena agama tidak perlu dimoderasi karena agama itu sendiri telah mengajarkan prinsip moderasi, keadilan, dan keseimbangannya.
“Jadi antara moderasi beragama dan moderasi agama itu beda”, tukas Zaenal Mustaqim
Kepala Sub Direktorat Sub Direktorat Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan, Syafi’i, sebagai leading sector kegiatan ini, Workshop Penguataan Moderasi Beragama Mahasiswa Perguruan Tinggi Keagaman Islam ini diikuti oleh 40 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam se Jawa, Bali dan NTB, 19 kampus negeri dan 21 PTKIS.
“Sejumlah aktifis media, peneliti dan akademisi dilibatkan sebagai narasumber kegiatan ini. Dari Alvara Institute, NGO Aliansi Indonesia Damai, AIDA, serta pemimpin redaksi nu.or.id menyumbangkan gagasan dan pikiran untuk mahasiswa PTKI kita, ” kata Syafi’i.
Turut hadir dalam kegiatan ini Wakil Rektor III IAIN Pekalongan (Muhlisin), PTP Ahli Muda Kemahasiswaan (Amiruddin), PTP Ahli Muda Seksi Sarpras PTKIS (Otisia Arinindiyah), Analis Kebijakan Subdit Sarpras PTKIN (Nuryasin) dan sejumlah pelaksana pada Sub Direktorat Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan.