MONITOR, Bandung – Wakil Presiden (Wapres), Ma’ruf Amin mengatakan keberhasilan Koperasi Pondok Pesantren Pertanian (Kopontren) Al-Ittifaq dalam memberdayakan para petani lewat Program Korporatisasi Petani, patut menjadi role model (rujukan) secara nasional.
Apalagi, kata Wapres Ma’ruf Amin, sistem digitalisasi pertanian yang dipergunakan oleh Kopontren Al-Ittifaq terbukti mampu meningkatkan produktivitas dan profitabilitas, juga bermanfaat dalam mengatasi masalah lingkungan dan pengaruh perubahan iklim.
“Melihat keberhasilan Kopontren Al-Ittifaq, saya meyakini bisa menjadi role model bagi pesantren-pesantren di Indonesia. Jika ini bisa diikuti, tentu akan tiba kebangkitan pesantren sebagai tulang punggung ekonomi syariah,” kata Wapres saat Peresmian Digitalisasi Pertanian di Ponpes Al-Ittifaq bertema ‘Korporatisasi Pertanian dalam Mendukung Ekosistem Halal Value Chain Berbasis Koperasi Pondok Pesantren’, di Bandung, Jawa Barat, Selasa (22/3/2022).
Wapres mengatakan, perkembangan Kopontren Al-Ittifaq tidak terlepas dari peran dua Lembaga, yaitu LPDB-KUMKM dan Bank Indonesia. Khusus untuk LPDB-KUMKM, Wapres mendorong adanya penguatan terkait peningkatan alokasi dana kelolaan LPDB-KUMKM.
“Permodalan ini terus kita kembangkan dan supaya LPDB-KUMKM juga diperkuat, begitu juga BSI dan BI jadi fasilitator. Kementerian Koperasi akan mengambil peran lebih jauh dengan berbagai dinas di masing-masing provinsi untuk pengembangan koperasi pertanian,” ungkap Wapres.
Ditempat yang sama, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan, telah mengajukan kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) agar alokasi dana untuk LPDB-KUMKM ditambahkan dengan minimum memiliki dana kelola Rp20 triliun, dari alokasi pada 2022 ini hanya Rp1,8 triliun.
“Jika dana kelolaan LPDB-KUMKM bertambah, akan semakin banyak Kopontren yang bisa diperkuat permodalannya untuk menjadi aggregator dan offtaker produk-produk rakyat, bukan hanya pertanian, tetapi juga produk-produk lainnya,” kata Teten.
Teten mengungkapkan, Kopontren Al-Ittifaq telah mendapatkan bantuan lewat LPDB-KUMKM untuk penguatan modal dengan pembiayaan dana bergulir sejak 2020 lalu. Dengan bantuan ini, Kopontren Al-Ittifaq telah berhasil menjadi role model koperasi yang dapat memajukan desa.
“kopontren Al-Ittifaq menjalankan ekosistem korporatisasi pertanian yang memiliki nilai tambah. Mulai dari produksi, distribusi, hingga pemasaran produk dengan prinsip dan nilai syariah yang mendukung terciptanya rantai nilai halal berbasis koperasi pondok pesantren,” kata Teten.
Sementara itu, Direktur Utama LPDB-KUMKM, Supomo mengungkapkan telah menyalurkan bantuan dana bergulir kepada Kopontren Al-Ittifaq sebesar Rp6,2 miliar pada 2020 dan Rp6,8 miliar pada tahun ini.
Bantuan ini dimanfaatkan oleh Kopontren Al-Ittifaq untuk pengembangan investasi baik dari areal tanam, teknologi pertanian modern, pelatihan dan perluasan rantai pasok dengan melibatkan pesantren-pesantren di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur hingga Lampung.
“Tambahan bantuan dana bergulir ini diberikan untuk penguatan Kopontren secara permodalan, mengingat permintaan modern market yang terus meningkat dari sebelumnya hanya 2 ton per hari menjadi 7 ton per hari untuk seluruh komoditas,” ungkapnya.
Selain permodalan, LPDB-KUMKM disebutkan Supomo, juga memberikan pendampingan, mulai dari laporan keuangan, teknik, hingga marketingnya untuk memperluas market.
“Sesuai arahan Pak Menteri Koperasi dan UKM, LPDB-KUMKM tidak boleh asal memberikan pembiayaan, tetapi harus melakukan pendampingan dan membantu plan bisnis hingga memastikan setiap koperasi penerima dana bergulir berkembang dan berdaya saing,” ucap Supomo.