MONITOR, Jakarta – Industri otomotif terus menunjukkan geliatnya di tengah tekanan dampak pandemi Covid-19, dengan salah satu upayanya memperluas pasar ekspor. Langkah ini diyakini mampu mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional.
“Kami menargetkan pada tahun 2025 ekspor kendaraan roda empat di Indonesia bisa mencatat angka 1 juta unit setiap tahunnya. Oleh karena itu, kami memohon kerja sama dari seluruh industri otomotif di Indonesia agar bisa mencapai angka ekspor tersebut,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada seremoni ekspor All New Honda BR-V di Jakarta, Rabu (16/3/2022).
Menperin menjelaskan, pemerintah gencar memacu sektor industri untuk semakin meningkatkan nilai investasi dan ekspor dalam rangka mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Apalagi, selama ini sektor industri konsisten memberikan kontribusi paling besar terhadap capaian nilai ekspor nasional.
“Kami terus berupaya agar Indonesia bisa menjadi hub ekspor bagi produk-produk industri, termasuk di sektor otomotif. Salah satu strateginya adalah memperluas pasar ekspor, yang tentunya dilakukan melalui pendekatan dengan negara yang akan dituju,” paparnya.
Menperin memberikan apresiasi kepada PT Honda Prospect Motor (HPM) sebagai salah satu pionir industri otomotif yang memberikan kontribusi nilai tambah di Indonesia, diantaranya melalui kegiatan ekspor.
“Perjalanan ekspor Honda Indonesia telah diawali sejak tahun 1992 berupa ekspor komponen, dan pencapaian tersebut terus berlanjut hingga saat ini, yang ditandai dengan peluncuran All New Honda BR-V yang akan mulai dieskpor ke 29 negara di seluruh dunia,” tuturnya.
Kementerian Perindustrian juga memberikan apresiasi kepada HPM yang telah memproduksi All New Honda BR-V yang diekspor pada kesempatan tersebut dengan komponen lokal (local purchase) cukup tinggi, yaitu di atas 80 persen.
“Sehingga dapat dikatakan mobil ini adalah buatan Indonesia,” ujar Menperin.
Lebih lanjut, diharapkan Indonesia menjadi basis produksi dan export hub untuk kendaraan elektrifikasi Honda.
“Selain itu, kami mendorong pembukaan negara tujuan ekspor baru, sehingga dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi perekonomian nasional,” imbuhnya.