MONITOR, Gunung Kidul – Bupati Gunung Kidul, H. Sunaryanta bersama Direktur Perbenihan Ditjen Tanaman Pangan yang diwakili Koordinator Substansi Pengembangan Produksi Benih, Suharyanto, melakukan panen bersama benih jagung hibrida varietas RK 457 di lahan seluas 5,2 hektar di Desa Tembesi, Kapanewon Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul.
Bupati Sunaryanta pada hari Jumat (25/2) lalu menyaksikan ratusan ton panen calon benih jagung hibrida petani Gunung Kidul yang diangkut ke dalam truk untuk segera di proses jadi benih. Pengiriman perdana secara simbolis ditandai dengan pemecahan kendi oleh Bupati.
Sunaryanta berharap ke Depan kegiatan ini akan membawa berkah untuk petani Gunung Kidul, dan hasil produksi petani akan menjadi benih jagung hibrida berkualitas. “Terimakasih kepada Kementan yang telah mengalokasikan kegiatan ini, juga kepada mitra PT Twinn yang mendampingi, sekaligus memberi dorongan kepada Petani milenial,” ujar Sunaryanta
Sunaryanta menegaskan meskipun Gunung Kidul berada di tataran perbukitan dengan 17% angka kemiskinan makro, namun ia meyakinkan masyarakat tak perlu khawatir, Gunung Kidul mempunyai potensi luas lahan baku pertanian yang cukup luas, lahan kering 41.000 ha dan lahan sawah 7.863 ha, petani dapat mengakses dan memanfaatkan bantuan pemerintah untuk terus bergeliat di sektor pertanian
Pada kesempatan tersebut Harjiyo, Ketua Gapoktan Karsa Manunggal, Kapanewon Ponjong mengungkapkan bahwa awalnya petani di kelompoknya tidak yakin mampu memproduksi benih jagung hibrida di daerah marginal pucuk gunung. Namun diakui Harjiyo, kegiatan ini ternyata berhasil, apalagi dengan adanya pendampingan dan pengawalan dari pihak PT Twinn dan tentu dukungan Pemerintah pusat dan dari Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten beserta jajaran.
“Anggota petani kami sekarang jadi pintar membuat benih, menciptakan lapangan kerja pada proses cabut bunga, kepastian pasar (panen glondong sawah) tanpa harus memipil dan mengeringkan, sisa cabut bunga bisa untuk pakan ternak,“ ujar Harjiyo.
Panen kali ini, petani menghasilkan rata-rata 2 ton/ha glondong sawah, kami yakin tahun depan hasilnya bisa maksimal bisa 4-5 ton dengan jarak tanam sesuai anjuran, kami rasakan sangat bermanfaat dan kami berharap kegiatan seperti ini ini masih tetap berlanjut.
Pada kesempatan yang sama, Suharyanto, Koordinator Pengembangan Produksi Benih, mengatakan Kementan terus mengawal peningkatan produksi jagung melalui kegiatan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan mulai hulu sampai hilir, sehingga nantinya dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
“Program ini tidak hanya sebatas memberikan bantuan kepada kelompok tani saja, namun tindak lanjutnya secara aktif terus didampingi oleh pemerintah dan memberikan peluang menjalin kemitraan dengan swasta,” papar Suharyanto.
“Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas petani agar bisa mengelola bisnis usaha tani dibidang perbenihan jagung hibrida insitu secara mandiri, dan berkelanjutan. Hasil akhir, petani dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya, imbuhnya.
Secara terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementan, Suwandi menjelaskan sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, bahwa Kementan terus mendorong Pengembangan Petani Produsen Benih Jagung Berbasis Korporasi untuk mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern serta meningkatkan mensejahterakan petani itu sendiri.
“Untuk memperluas pengembangan korporasi benih padi, petani juga bisa mengakses permodalan berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari perbankan. Kementerian Pertanian mendukung penuh agar petani atau pemerintah daerah menyerap dana KUR ini,” tegas Suwandi.