Kamis, 25 April, 2024

Partai UKM Indonesia Dorong Pelaku UMKM Berkembang dan Naik Kelas

MONITOR, Jakarta – Ketua Umum Partai UKM Indonesia, Syafrudin Budiman, mendukung gerakan para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) agar berkembang dan maju. Apalagi ditengah masa pandemi Covid-19, hampir sebagian besar sektor UMKM yang selama ini menjadi penyokong perekonomian nasional terdampak.

Dukungan itu disampaikan Syafrudin dalam Seminar Bisnis bertemakan, ‘Sukses Bersama untuk Meraih Manfaat dan Profit yang Memuaskan di kalangan UMKM Tahun 2022’, Senin, (21/2/2022) di Aula PT. Prife Sinar Sejahtera Central Park Gedung Soho Capital Jakarta Barat.

Selain Syafrudin, hadir narasumber lain diantaranya pihak PT. Prife Sinar Sejahtera, pesinetron FTV Chaca Vanesa Putri, Surya (Suhu Hanz) Alhi Sinse, Patrick Fatruan Ketua DPW Partai UKM Indonesia Provinsi DKI Jakarta dan Fauzi Ketua DPD Partai UKM Indonesia Kota Bekasi.

“Kami mendukung kegiatan presentasi seminar bisnis yang dilakukan oleh DPW Partai UKM Indonesia Propinsi DKI Jakarta. Kegiatan ini adalah langkah positif untuk menggerakkan roda ekonomi dan menyerap tenaga kerja,” ujar Gus Din, sapaan akrab Syafrudin Budiman.

- Advertisement -

Gus Din yang merupakan Konsultan Media dan UMKM ini mengatakan, UMKM terdiri tiga macam bentuk. Setiap bentuk tipe UMKM, memiliki sistem dan langkah geraknya masing-masing.

Pertama, UMKM Organik atau alamiah yang bergerak secara mandiri dan independen. UMKM Organik ini bergerak secara sistem kolektif kolegial antar persaudaraan, rekanan, mitra, keluarga, kerabat dan kepercayaan.

“UMKM Organik ini tidak membutuhkan bantuan pemerintah dan bank. Mereka bisa menyelesaikan problematikanya masing-masing dengan realitas yang ada di lapangan. Pelaku UMKM ini tidak tergantung pada otoritas-otoritas yang ada dan bergerak secara alamiah,” jelasnya.

Kedua, UMKM Stimulus yang bergerak karena adanya utang atau kredit dari perbankan dan pemodal. UMKM Stimulus ini memiliki resiko tinggi, karena jika gagal dalam planing bisnis atau karena sesuatu kejadian non teknis akan menyebabkan kegagalan.

“UMKM Stimulus akan terjebak hutang dan beban pengeluaran operasional meninggi karena menanggung cicilan hutang. Kalau gagal jaminan bisa disita, kalau berhasil akan ditambahkan modal utang lagi,” terang Sarjana Ilmu Politik lulusan FISIP Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) ini.

Kata Gus Din, UMKM yang bisa mengutang adalah UMKM yang sudah berjalan lima tahun ke atas dan membutuhkan pelebaran usaha. Tapi lucunya, para start up malah dijejali hutang dan iming-iming bunga rendah yang menyebabkan terus terjebak hutang.

“UMKM Stimulus ini jarang yang berhasil, karena banyak praktek analisa kredit perbankan yang terlalu longgar. Makanya, UMKM tidak pernah berkembang cepat di Indonesia,” ujar Gus Din menegaskan.

Ketiga UMKM Project / Proposal, yang mana pelaku UMKM ini menerima bantuan modal UMKM secara cuma-cuma dari pemerintah. Bahkan, mendapatkan modal bantuan uang atau alat-alat produksi/olahan secara cuma-cuma.

“UMKM Project ini sifatnya tumbuh sesaat dan kemungkinan besar akan gagal. Sebab, tidak memiliki jiwa-jiwa enterpreneur UMKM, maka geraknya manja dan mudah putus asa jika ada kendala di lapangan,” ungkapnya .

Untuk itu kata Gus Din. dalam rangka penguatan untuk menuju UMKM yang kuat dan handal, diharapkan digitalalisasi teknologi. Pemerintah harus memberikan pelatihan dan memberikan sarana teknologi digital.

“Jika pengetahuan pelaku UMKM tentang digital teknologi semakin meningkat, maka otomatis ada efisiensi, efektifitas dan tentunya menghasilkan hasil yang produktif dan makaismal,” pungkas politikus muda ini.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER