PEMERINTAHAN

Mengintip Cara ‘Unik’ UPT Kementan Berantas Parasit di Tubuh Sapi

MONITOR, Padang – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) berkomitmen terus meningkatkan kualitas bibit ternak dan benih tanaman pakan ternak. Lantaran, sangat berperan penting dan strategis dalam upaya meningkatkan produktivitas produksi.

Salah satunya upaya yang dilakukan oleh UPT Kementan, Balai Pembibitan Ternak Unggul, Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Padang Mengatas. Sistem pemeliharaan sapi di BPTUHPT Padang Mangatas ini terbilang unik, karena menggunakan sistem pastura grazing atau sapi diberikan kebebasan merumput di padang pengembala sepanjang waktu.

“Kami memiliki visi menjadi pusat penghasil sapi bibit unggul nasional dalam sistem pemeliharaan sapi melalui sistem pastura grazing,” ujar Kepala BPTUHPT, Dani Kusworo, Senin (21/2).

Dani menggambarkan sapi-sapi rumpun Simental dan Limosin yang sedang merumput di hamparan hijauan rumput, kerap kali dihampiri banyak burung jalak yang bertengger di pundaknya. Proses ini cukup positif bagi sapi karena burung jalak memakan parasit yang ada di tubuh sapi.

Salah satu parasit bagi ternak sapi adalah kutu atau caplak, yang menghisap darah sapi. Jika berlangsung dalam waktu lama bisa menyebabkan parasit darah bahkan menyebabkan kematian sapi.

Caplak ini akan semakin sulit diatasi pada ternak yang digembalakan di padang pengembalaan, karena caplak dapat dengan mudah berkembang biak terutama pada sapi eksotik seperti Simmental dan Limosin.

“Berada di padang pengembalaan membuat sapi-sapi menjadi nyaman, kutu-kutunya menjadi santapan enak bagi si Jalak,” ucap Dani.

Ia menjelaskan sejak tahun 2021 telah mencoba untuk memelihara beberapa ekor burung jalak. Beberapa burung yang dipelihara dalam penangkaran, menyebabkan semakin banyak burung jalak yang datang ke areal BPTUHPT Padang Mengatas.

Akhirnya, ratusan ekor burung jalak selalu mengikuti sapi yang digembalakan. Cara ini menuai hasil positif dalam rangka penanggulangan caplak dan kutu pada ternak lewat kearifan alam seperti menggunakan burung jalak.

Dani menilai, hasilnya juga cukup memuaskan, wabah caplak sangat jauh berkurang dibandingkan dengan tahun 2020. Sehingga angka kematian ternak akibat parasit darah juga sangat berkurang.

“Sangat memberikan manfaat yang besar, saling memberikan keuntungan di padang pengembalaan tanpa merusak ekosistemnya,” tutur dia.

Recent Posts

Kemenag Umumkan Hasil Seleksi Calon Petugas Haji 2025 Hari Ini

MONITOR, Jakarta - Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) mengumumkan hasil…

37 menit yang lalu

Panglima TNI dan Kasad Terbang dengan Jet Tempur TNI AU Jajaran Koopsud II dalam Misi Kehormatan

MONITOR, Madiun - Langit di atas Lanud Iswahjudi, bergemuruh pada Jumat pagi saat dua tokoh…

4 jam yang lalu

DPR Yakin Prabowo Bisa Negoisasi Tarif Impor Trump; Masa Tunda 90 Hari Bisa Dimanfaatkan

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI, Charles Meikyansah mendukung langkah Presiden Prabowo Subianto…

6 jam yang lalu

PT Jasamarga Transjawa Tol Representative Office 2 Jalan Tol Semarang Seksi A,B,C Salurkan 200 Paket Sembako untuk Masyarakat Sekitar Jalan Tol

MONITOR, Semarang - Sebagai bentuk kepedulian dan upaya untuk meringankan beban masyarakat di sekitar Ruas…

6 jam yang lalu

Kemenag Gencarkan Pelestarian Lingkungan lewat Masjid, KUA serta Wakaf Hutan

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) terus memperkuat peran institusi keagamaan dalam upaya pelestarian lingkungan.…

9 jam yang lalu

Analis Intelijen: Pembunuhan Pendulang Emas oleh OPM Bentuk Pelanggaran HAM

MONITOR, Jakarta - Menanggapi kabar pembunuhan sejumlah warga sipil berprofesi sebagai pendulang emas di wilayah…

11 jam yang lalu