PEMERINTAHAN

Gandeng Australia, Kementan Perkuat Kapasitas Laboratorium Kesehatan Hewan Nasional

MONITOR, Jakarta – Dalam rangka memperkuat kapasitas laboratorium kesehatan hewan, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) berinisiatif melaksanakan Bilateral Collaboration on Laboratory (BICOLLAB) antara Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates dengan Australian Centre for Disease Preparedness (ACDP) Geelong.

Direktur Jenderal PKH, Nasrullah menjelaskan bahwa Bicollab ini merupakan bentuk Laboratory Twinning Program untuk penyakit Avian Influenza (AI) yang difasilitasi oleh Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) dan didukung oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE).

“BBVet Wates kita tunjuk sebagai pelaksana, karena sesuai tugasnya sebagai Laboratorium referensi nasional AI, koordinator monitoring virus influenza pada hewan (IVM) dan ASEAN Regional Centre for Bioinformatics,” tambah Nasrullah di Jakarta, 14/2.

Nasrullah memaparkan bahwa kegiatan ini mendukung peningkatan produksi, mutu, keamanan, dan daya saing komoditi peternakan, khususnya unggas dan produk unggas, melalui upaya peningkatan kapasitas deteksi, pencegahan dan pengendalian Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) di unggas, terutama AI. 

Pada kesempatan terpisah, Direktur Kesehatan Hewan, Nuryani Zainuddin menyebutkan bahwa pada tanggal 10-11 Februari 2022 telah dilaksanakan pertemuan secara hybrid dalam rangka koordinasi BICOLLAB yang dihadiri oleh perwakilan Ditjen PKH, BBVet Wates, ACDP Geelong-Australia, AIHSP dan pengelola program BICOLLAB. 

“Kita telah identifikasi berbagai kegiatan penting BICOLLAB untuk peningkatan kapasitas dalam hal diagnostik, penjaminan mutu dan manajemen biorisiko, serta kapasitas penyediaan bahan biologis rujukan pengujian,” imbuhnya.

Nuryani juga menginformasikan bahwa Program BICOLLAB akan diarahkan untuk peningkatan kapasitas surveilans dan pengkajian serta pemenuhan dukungan bahan-bahan di laboratorium.

“Keberadaan BICOLLAB ke depan akan membuat kapasitas deteksi untuk pengendalian dan penanggulangan AI meningkat, sekaligus mendukung sertifikasi bebas AI secara zona ataupun kompartemen,” jelasnya.

Selanjutnya, Nuryani berharap agar BICOLLAB tidak hanya ada di BBVet Wates saja, namun dapat diperluas ke laboratorium kesehatan hewan lainnya.

“Hal ini untuk pemerataan kapasitas pengujian, mengingat wilayah Indonesia yang sangat luas, sehingga tidak terpusat di satu wilayah,” pungkasnya.

Recent Posts

Panglima TNI Mutasi dan Rotasi 42 Perwira Tinggi

MONITOR, Jakarta - Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal TNI Agus Subiyanto melakukan mutasi dan…

2 jam yang lalu

Ahli Waris Tanah 10 Hektar di Kotawaringin Barat Sayangkan Kedatangan Bupati ke Lokasi Perkara

MONITOR, Jakarta - Ahli waris tanah seluas 10 hektare di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah…

8 jam yang lalu

Kementerian PU Segera Tuntaskan Pembangunan 50 Sekolah Rakyat Tahap IC

MONITOR, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus menunjukkan komitmen dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan…

9 jam yang lalu

Sertijab Rektor UIN Banten, Prof Ishom: Saya Dahulukan Kebutuhan Kampus

MONITOR, Banten - Tongkat estafet kepemimpinan Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten…

11 jam yang lalu

JMM: ASN Abdi Negara, Penuh Tato Itu Cerminkan Tak Berakhlak

MONITOR, Jakarta - Peneliti Jaringan Muslim Madani (JMM) Dr. H. Abdul Muqit,SQ menilai sikap tegas…

13 jam yang lalu

DPR Sebut Pengibaran Bendera One Piece Tak Etis, Ajak Masyarakat Kibarkan Merah Putih

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin, menanggapi fenomena viral pengibaran bendera…

14 jam yang lalu