MONITOR, Gunung Kidul – Kementerian Pertanian bersama Bupati Gunug Kidul melakukan Tanam Perdana Kedelai di KWT Melati Dusun Dengok kidul Desa Panca rejo, Semanu Kabupaten Gunung Kidul. Gerakan Tanam Kedelai ini dilakukan dilahan seluas 10 ha dari total luas bantuan pemerintah pusat 2.067 ha. Dengan menanam varietas Grobogan maka diperkirakan potensi produktivitas optimal di bekas sawah bisa 2.8 ton/ha sedangkan jika di lahan kering 1,3 – 1,6 ton/ha.
Gerakan tanam perdana kedelai yang dilaksanakan hari Selasa (9/2) lalu bertujuan memotivasi dan membangkitkan semangat petani bertanam kedelai, menanam dan meningkatkan produksi kedelai guna mengurangi impor dan meningkatkan mutu hasil. Pasalnya kebutuhan kedelai saat ini terus meningkat seiring meningkatnya kebutuhan akan sumber protein yang murah terutama bahan baku tahu dan tempe. Dari informasi di lapangan saat ini harga berkisar 9.500/kg
Dalam kesempatan tersebut Direktur Aneka Kacang dan Umbi Kementerian Pertanian Yuris Tiyanto mengatakan, pengembangan kedelai secara nasional harus terus didorong mengingat produksi dalam negeri dari tahun ke tahun mengalami penurunan. “Untuk itu diperlukan langkah langkah operasional yang tepat agar kedelai dapat bekembang dengan baik di dalam negeri ” kata Yuris. Lebih lanjut Yuris menyampaikan bahwa saat ini pemerintah melalui Kementerian Pertanian sedang berupaya menggerakan penanaman kedelai sesuai dengan arahan Bapak Presiden Jokowi dalam rangka antisipasi kelangkaan kedelai akibat ketergantungan impor kedelai. Tentunya hal ini membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak khususnya para petani untuk mendukung peningkatan luas tanam tanaman kedelai. “Selain itu kita harus mencintai produk dalam negeri demi NKRI guna mengurangi devisa negara yang selalu tergerus oleh impor kacang kedelai,“ ujarnya.
Di tempat yang sama, Bupati Gunung Kidul Sunaryanta menyatakan apresiasinya. “Kami banyak terima kasih, atas pendampingan dari Kementan, mudah-mudahan ini nanti sangat bermanfaat bagi seluruh masyarakat Gunung Kidul, dan khususnya kelompok wanita tani Dengok Kidul,” ujarnya. Sunaryanta berharap gerakan ini dapat menghasilkan panen yang baik sehingga petani kedelai di Gunung Kidul bisa lebih semangat lagi bertanam Kedelai. Sunaryanta pun meyampaikan potensi pengembangan kedelai di Provinsi DIY sangat terbuka luas, salah satunya di Kabupaten Gunung Kidul dgengan potensi lahan yang dapat dikembangkan lebih kurang 5.000 ha.
Sebagai informasi pada tahun 2022 ini telah ditetapkan sasaran produksi kedelai sebesar 1 juta ton dengan dukungan APBN seluas 52 ribu ha dan seluas 598 ribu ha dengan pola kemitraan mengunakan anggaran KUR. Tentunya untuk mendukung pengembangam kedelai tersebut dibutuhkan sarana produksi berupa benih, pupuk NPK, pupuk hayati cair dan pestisida. Melalui program peningkatan produksi kedelai tahun 2022 tersebut, Provinsi DIY mendapat alokasi seluas 3.000 ha.
Dalam mengoptimalkan pencapaian sasaran produksi kedelai tahun 2022 beberapa upaya yang dilakukan salah satunya menyusun perjanjian kerjasama antara dinas dan petani dengan produsen yang menampung hasil panen sebagai calon benih, melakukan kerjasama dengan instansi terkait diantaranya Balitkabi, BPTP, Batan dan produsen benih dalam menyediakan sumber benih.
Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menyampaikan bahwa program pengembangan kedelai terus kita galakkan di seluruh Indonesia baik produksi untuk benih maupun konsumsi.
“Kita harus mandiri, ke depan jangan lagi bergantung dari negara lain. Karena kedelai ini tanaman hebat, justru dengan menanam kedelai bisa menyuburkan tanah dan mengikat Nitrogen di udara bebas,” tekannya. Sejalan dengan program dan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yaitu menggerakkan seluruh sektor pertanian untuk mencukupi hajat hidup seluruh rakyat Indonesia.
Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan peran serta aktif pemerintah daerah untuk memberi perhatian khusus pada upaya pengembangan komoditi kedelai untuk dapat terus berkontribusi terhadap pencapaian produksi kedelai pada tahun 2022, dan pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para petani.