Sabtu, 20 April, 2024

Kompos Alternatif Pupuk Ramah Lingkungan

MONITOR, Karawang – Salah satu terobosan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk kedaulatan pangan dan peningkatan produktivitas padi jagung dan kedelai salah satunya adalah peningkatan indeks pertanaman (IP) 400 di tengah tantangan perubahan iklim dan pandemi covid 19 tahun 2022.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengungkapkan penerapan pola tanam padi IP 400 merupakan salah satu langkah meningkatkan produksi sehingga ketersediaan beras dalam negeri benar-benar mampu dipenuhi sendiri, bahkan surplusnya dapat diekspor. IP 400 adalah cara tanam dan panen empat kali dalam satu tahun pada lahan yang sama.”Tujuannya apa? meningkatkan luas tanam dan produksi untuk ketahanan pangan, penghasilan petani meningkat dan sekaligus sebagai solusi penurunan luas tanam akibat alih fungsi lahan sawah,” demikian ujar Suwandi di Jakarta.

Dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan hendaknya diimbangi dengan peningkatan kualitas tanah dan produk pertanian. Untuk mencapai sasaran tersebut, budidaya tanaman pangan dilakukan dengan pendekatan budidaya pertanian yang baik (good agricultural practices/GAP) yang merupakan sistem pertanian ramah lingkungan.

Pertanian ramah lingkungan merupakan sistem budidaya pertanian yang berbasis pada eco friendly yang mengutamakan pemanfaatan bahan-bahan alami untuk mendukung budidaya tanaman sehingga meminimalkan input ataupun masukan biaya dalam budidaya. Salah satunya adalah pemanfaatan limbah pertanian yang dapat digunakan sebagai tambahan pupuk organik dengan mengubahnya dalam bentuk kompos. Pada BTS Propaktani episode 321 hari Senin (7/2) menyajikan tayangan langsung cara pembuatan kompos dari BBPOT Karawang serta menghadirkan narasumber dengan topik “Proses Pembuatan Kompos dan Penanggulangan OPT” .

- Advertisement -

Bahan pembuat kompos banyak ditemukan dilapangan. Cahyadi Irwan, POPT BBPOPT menjelaskan, “Kompos dapat dibuat dengan menggunakan Jerami, kotoran hewan, dedak, Trichoderma dan sumber hijauan lain seperti rumput ataupun sayur. Bahan-bahan tersebut ditumpuk sampai dengan ketinggian tertentu kemudian ditutup menggunakan plastik gelap”. Kompos ditimbun selama 1,5 bulan dan di lakukan pembalikan/pengadukan setiap 2 minggu. “Manfaat kompos plus antara lain menekan penyebaran penyakit terutama pathogen tular tanah” tutup Irwan.

Suryo Wiyono, akademisi IPB menambahkan “Yang harus diperhatikan dalam pembuatan kompos ada 4 hal yaitu; bahan, teknik, ciri-ciri/indikator dan manfaat. Komposisi bahan-bahan penyusun kompos sangat penting, semakin banyak bahan siap pakai yang digunakan akan mempercepat proses pengomposan”. Bahan siap pakai yang digunakan antara lain kotaran hewan dan dedak. “Point yang paling penting adalah air. Kadar air secara keseluruhan yang ideal adalah 40% sehingga terjadi proses fermentasi dan dekomposisi” lanjut Suryo.

Kompos dapat dibuat secara mudah oleh petani untuk meminimalkan biaya usaha taninya. Kompos dapat diaplikasikan bersamaan dengan oleh tanah.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER