MONITOR, Jakarta – Hasil riset Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS) yang menunjukkan antusiasme warga NU untuk lebih memilih Erick Thohir sebagai calon presiden RI 2024 ketimbang tokoh dan kader NU lainnya, menuai sorotan.
Direktur Eksekutif Network Society Indonesia, Umar Halim Hutagalung, menyebut hasil survei tersebut membentuk sebuah narasi baru ditengah konsolidasi partai politik saat ini. Ia menyebut ada dua hal menarik yang perlu diulas, berdasarkan hasil survei CSIIS itu.
“Pertama temuan utama survei tersebut memunculkan nama Erick Thohir sebagai salah satu dari tiga besar calon presiden setelah nama Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo,” kata Umar.
“Kedua, lingkup dukungan menitikberatkan pada ‘warga NU’,” tambah Dosen Komunikasi Universitas Pancasila tersebut.
Umar mempertanyakan, apakah warga Nahdliyin benar-benar akan melabuhkan dukungannya terhadap Erick Thohir, yang belum genap tiga bulan menjadi Anggota Kehormatan Banser NU.
“Lalu kemana nama Mahfud MD yang saat ini menjadi Menkopolhukam? Mana nama Prof. Dr. KH. Said Aqil Siraj yang baru saja demisioner sebagai Ketum Tanfidziyah PBNU selama 2 periode? Mana nama Gus Baha yang pengajiannya banyak disukai oleh para santri NU? Di mana nama Khofifah Indar Parawansa yang saat ini sebagai Gubernur Jawa Timur yang menjadi basis warga NU? Kemudian bagaimana dengan nama Muhaimin Iskandar yang masih menjadi Ketua Umum partai yang basis pemilihnya warga NU (PKB)?” tandas Umar.
Umar menduga publik akan meragukan hasil riset CSIIS yang menyebutkan poling dukungan suara warga Nahdliyin ke Menteri BUMN itu.
“Kita sebagai pembaca berita hasil riset CSIIS mungkin beranggapan: “masa sih?”, “beneran ga sih nih surveinya?”, atau “pasti survei-nya dibuat-buat nih.” pungkasnya.