Sabtu, 20 April, 2024

Mulai Bulan April, Tarif KRL Bakal Ada Penyesuaian

MONITOR, Jakarta – Para pengguna Kereta Rel Listrik (KRL) harus siap-siap merogoh kantong lebih dalam. Pasalnya per April 2022, bakal ada penyesuaian tarif KRL. Usulan kenaikan ini sedang dibahas oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Dikatakan Kasubdit Penataan dan Pengembangan Jaringan DJKA Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Arif Anwar, tarif KRL untuk 25 kilometer (km) pertama yang saat ini Rp3000 akan naik menjadi Rp5000. Dan untuk 10 km selanjutnya, ada penambahan tarif Rp1000.

Penyesuaian tarif ini diusulkan berlaku mulai pada 1 April 2022, alasannya karena KRL Jabodetabek belum pernah melakukan penyesuaian tarif sejak tahun 2015. Dijelaskan Arif Anwar, tarif per penumpang KRL sebenarnya Rp14.981. namun saat ini tarif tersebut disubsidi pemerintah.

“Tarif yang dikeluarkan pemerintah Rp3000. Selisih tarif ini yang diberikan pemerintah Rp 11.981 per orang, jadi ini selisih tarif yang perlu diperhatikan,” katanya dalam diskusi virtual yang diselenggarakan Instran, Rabu (12/1).

- Advertisement -

Arif menjelaskan, dalam lima tahun terakhir, Public Service Obligation (PSO) atau subsidi pemerintah untuk KRL Jabodetabek mencapai lebih dari Rp1 triliun. Di tahun 2021, PSO pemerintah mencapai Rp1,99 triliun, angka tersebut naik dari tahun sebelumnya yang Rp1,55 triliun. Dalam lima tahun terakhir, angka subsidi ini terus naik.

Bahkan, dari survei yang dilakukan Kemenhub di Jabodetabek, rata-rata Ability To Pay (ATP) atau kemampuan membayar masyarakat adalah sebesar Rp8.486. Sedangkan untuk Willingness To Pay (WTP) alias keinginan untuk membayar masyarakat pada moda Commuter Line sebesar Rp4.625. Survei ini dilakukan pada 6.841 orang di Jabodetabek.

Diungkap Arif, salah satu latar belakang penyesuaian tarif tersebut karena sudah sejak 2015 belum ada kenaikan. “Jadi ini janya beda penerapannya saja,” katanya.

Arif pun menjelaskan, beda penerapan yang dimaksudnya adalah di 2013 tarif Rp3000 dimanfaatkan untuk 3 stasiun pertama. Setelah itu setiap 10 km naik Rp 1000. Sementara di 2016 tarif Rp3000 berlaku sampai 25 km pertama. “Baru setelahnya per 10 km naik Rp1000. Nah ini tidak berubah hingga saat ini,” ucapnya.

Lanjutnya, alasan kenaikan tarif ini juga dipicu tingkat inflasi yang terjadi di Indonesia yang berpengaruh ke biaya pengoperasian KRL Jabodetabek. Alasan selanjutnya adalah dari tahun ke tahun ada anggaran peningkatan kebutuhan atau kewajiban pelayanan publik atau Public Service Obligation (PSO) yang terus meningkat.

Selain itu, Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun ini naik sebesar rata-rata 1,09 persen. Sehingga sejumlah hal tersebut menjadi latar belakang kenaikan tarif commuter line.

“Upah Minimum Provinsi (UMP) itu kan sudah mengalami beberapa kali kenaikan. Nah ini sebenarnya yang menjadi latar belakang kenapa kita perlu melihat kira-kira perlu ada penyesuaian tarif untuk KRL Jabodetabek ini,” pungkasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER