MONITOR, Jakarta – Sebagai bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) melakukan kolaborasi dengan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada.
Kolaborasi antara dua universitas bergengsi tersebut dimulai dengan menggelar mata kuliah Etika & Logika di Universitas Moestopo, yang diampu oleh para pakar filsafat Universitas Gadjah Mada, akan dilakukan secara daring mulai pada semester genap tahun ajaran 2021/2022.
Rektor Universitas Moestopo, Prof. Dr. Rudy Harjanto, M.Sn. memaparkan kalau pihaknya mengapresiasi sambutan positif Fakultas Filsafat UGM dan berharap dengan menguasai etika dan logika calon generasi penerus bangsa bisa bersiap untuk menjadi mandiri dengan mengedepankan etika dan logika dalam bertindak dan berperilaku.
“Ke depan, informasi yang berkelimpahan di dunia internet akan memberikan pengaruh terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku. Karena itu, pengelolaan informasi perlu diperkuat dengan ilmu etika dan logika,” kata Prof. Rudy, disela-sela penandatanganan perjanjian kerja sama antar dua institusi di kantor Dekanat, Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada pagi ini, (4/1).
“Dan yang patut menjadi perhatian, etika bukan saja hanya menyangkut profesi, tetapi juga etika yang sangat mendasar berkaitan dengan etika humanis dan kebangsaan. Sebab etika dan logika membuat kita utuh, tumbuh dan tangguh,” jelas Prof. Rudy.
Menurut Prof. Rudy, kolaborasi antara Universitas Moestopo dan UGM ini sangatlah penting bagi dunia pendidikan Indonesia. Sebab pendidikan adalah tulang punggung peradaban untuk membuat setiap insan dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di dalam lingkungannya.
Untuk itu, peserta didik harus disiapkan bisa mandiri menjadi diri sendiri, berakhlak mulia dan mencintai tanah airnya.
Sehingga sebelum terjun ke masyarakat, mahasiswa sudah memiliki soft skill, kedewasaan berpikir dan bertindak, beradaptasi, beretika dan memiliki kemampuan logika untuk memilih mana yang baik, yang benar, dan bermanfaat. “Sebab sebaik-baiknya manusia adalah bermanfaat bagi sesama,” cetus Prof. Rudy.
Hal tersebut dibenarkan oleh Dekan Fakultas Filsafat UGM, Dr. Rr. Siti Murtiningsih. Menurut Dr. Siti, filsafat memiliki andil untuk menyiapkan generasi mendatang yang siap terjun ke masyarakat.
“Problem etika semakin marak, ditambah keadaan dunia yang tanpa batas membuat carut marut ‘nilai’ menjadi tidak terkendali,” kata Dr. Siti.
“Tugas pendidikan harus lebih dari sekedar ‘transfer of knowledge’, tetapi juga melakukan ‘transfer of value’, agar terbangun character building yang utuh” pungkasnya.
Adapun selain menggelar kuliah Etika & Logika, implementasi MBKM akan diinisiasi pula dengan kegiatan Tridharma Peguruan Tinggi lainnya.