PERTANIAN

Kembangkan Industri Kedelai dengan Pemilihan Varietas Unggul yang Tepat

MONITOR, Jakarta – Kedelai adalah tanaman dalam kelompok tanaman pangan dari famili leguminosa yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan tempe, tahu, susu dan lain sebagainya. Kedelai memiliki prospek bisinis yang bagus mengingat nilai ekonomisnya yang tinggi dan kebutuhan didalam negeri yang terus meningkat. Saat ini adalah momen yang tepat bagi petani untuk mengembangkan budidaya kedelai di saat harga kedelai lokal tinggi dan bisa bersaing dengan kedelai impor,

Hingga saat ini Indonesia belum mampu berswasembada kedelai dan untuk memenuhi kebutuhan akan kedelai masih di impor dari luar negeri. Peluang ini seharusnya dimanfaatkan agar Indonesia tidak selalu bergantung dengan negara lain, sebab Indonesia memiliki lahan yang luas, subur dan memiliki iklim yang cocok untuk budidaya kedelai.

Sudi Mardianto, Kepala PSEKP Kementan dalam paparannya pada webinar bimtek Propaktani edisi 265 (3/1) menyampaikan bahwa strategi kebijakan yang tepat untuk pengembangan kedelai dengan memacu peningkatan produksi kedelai. “Pastikan lokasi dan waktu produksi kedelai, kemudian lakukan kerjasama dengan K/L terkait seperti Kemendag, Kemenperin, KemenKopUKM, KemenBUMN, pacu produksi kedelai domestik (non GMO) untuk industri bernilai tambah tinggi,” tutur Sudi.

Untuk kebutuhan industri, pemilihan varietas unggul sangat penting seperti varietas Kedelai kuning yang berbiji kecil. Contohnya Tanggamus, Wilis, dan Slamet. Demikian disampaikan Prof. Munif Ghulamhdi, Guru Besar AGH IPB University. Ia menyebutkan varietas ini sesuai untuk tahu, selain itu varietas Tanggamus merupakan varietas yang konsisten memberikan produktivitas di atas 4 ton/ha, Kedelai kuning berbiji besar (Anjasmoro, Grobogan) sesuai untuk tempe, Kedelai hitam (Malika, Detam, Cikuray) sesuai untuk kecap.

“Tidak kalah penting terobosan pengelolaan Kawasan produksi terintegrasi teknologi, sosial, dan pemasaran, keterkaitan diseminasi teknologi yang disosialisasikan oleh Pendamping S1, S2, dan S3 yang selanjutnya difasilitasi pemasarannya ke pengusaha untuk dijual produknya akan sangat menguntungkan petani,” tambah Munif.

Di kesempatan yang sama Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menyampaikan Kementan tetap komit untuk mewujudkan perbaikan kebijakan kedepan supaya betul- betul budidaya kedelai kompetitif dibanding komoditas lain dan menguntungkan bagi petani. Hal ini menjadi tantangan baik memperbaki sistem perbenihannnya, memperbaiki sistem tataniaganya, regulasinya, teknis budidayanya good agriculture practises termasuk sistem resi gudang.

“Kita dorong terutama di sentra-sentra kedelai di Wajo, Grobogan, Sukabumi, Bantul, Cianjur dan lainnya semua kita dorong termasuk sekolah kedelai khusus. Jadi hal-hal seperti itu yang kita tangkap untuk perkembangan kedepan,” pungkas Suwandi.

Recent Posts

50 Persen Perusahaan Lakukan PHK, DPR Minta Pemerintah Siapkan Skema Perlindungan Sosial Bagi Pekerja

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IX DPR Yahya Zaini menyoroti hasil survei Asosiasi Pengusaha…

7 jam yang lalu

Kementerian PU Percepat Renovasi 37 Sekolah Rakyat Tahap 1B, Siap Fungsional 31 Juli 2025

MONITOR, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) tengah mempercepat penyelesaian 37 Sekolah Rakyat Tahap Ib…

8 jam yang lalu

Aisyiyah Bojongsari Ajak Anak Gambar Mimpi, Wujudkan Cita-cita

MONITOR, Depok - Setiap tanggal 23 Juli, diperingati sebagai Hari Anak Nasional (HAN). Di tahun…

9 jam yang lalu

Evaluasi Kasus di Tuban, Legislator Harap Pemerintah Maksimalkan Tata Kelola Koperasi Merah Putih

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI, Rivqy Abdul Halim menyambut baik peresmian Koperasi…

9 jam yang lalu

Kementerian UMKM Terus Dorong Lebih Banyak UMKM Terlibat dalam Program MBG

MONITOR, Banten - Kementerian UMKM mendorong lebih banyak pengusaha UMKM yang terlibat dalam rantai pasok…

9 jam yang lalu

DPR Minta Pemerintah Bantu Warga Terdampak Karhutla, Ini Pesan untuk RI!

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Daniel Johan mengingatkan pentingnya kesigapan menghadapi kebakaran…

10 jam yang lalu