Jumat, 29 Maret, 2024

Kemenpora Ajak Mahasiswa PTKI Kampanye Moderasi Beragama via Medsos

MONITOR, Serang – Sekretaris Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Amar Ahmad, menyatakan Indonesia akan menghadapi bonus demografi di tahun 2045. Sepuluh tahun kedepan, diperkirakan jumlah penduduk usia produktif 15-64 tahun akan lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun.

Dalam pembekalan Pendidikan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Nasional (Diklatpimnas), Amar menyatakan Indonesia harus menjadi lima negara besar yang mempengaruhi perekonomian dan politik global. Untuk mewujudkan visi tersebut, kata Amar, bangsa Indonesia harus menyiapkan sumberdaya manusia guna mencetak pemimpin unggul di masa depan.

“Kita ada potensi besar kekuatan demografi Indonesia ini bisa menjadi bonus, jika dapat dioptimalkan dengan baik. Sebaliknya jika tidak dimanfaatkan, maka bisa menjadi bencana demografi, bukan malah menjemput generasi emas,” kata Amar saat berdialog bersama peserta Diklatpimnas II.

Dalam kesempatan itu, Amar mengungkapkan ada tiga kekuatan yang dimiliki pemuda Indonesia. Pertama, kekuatan moral. Mahasiswa sangat diharapkan memiliki etika dan moral yang berlandaskan pada iman dan taqwa. Kedua, menjadi kontrol sosial. Seyogyanya, kata Amar, mahasiswa harus memiliki wawasan kebangsaan dan kewarganegaraan yang luas, pemahaman lingkungan, hukum, serta partisipasi di ruang publik.

- Advertisement -

“Ketiga, yaitu agent of change. Mahasiswa harus mampu menjadi agen perubahan baik demokrasi, pendidikan, politik, ekonomi, sosial, olahraga sosbud termasuk kewirausahaan, kepemimpinan dan kepeloporan,” jelasnya.

Peran tersebut dapat diaktualisasikan dengan cara memanfaatkan media sosial. Dikatakan Amar, interaksi anak muda milenial dengan internet sangat luar tinggi. Ini dapat dilihat dari frekuensi penggunaan media sosial sehari-hari. Hampir setiap harinya, milennial menghabiskan waktu lebih dari 7 jam untuk menggunakan internet.

Penggunaan media sosial harus diiringi keamanan digital yang ketat, sebab dikatakan Amar, ancaman radikalisme dan ekstrimisme sangat masif menyebar melalui internet.

“Sebanyak 19,5 persen kalangan muda ditemukan perilaku mereka terpapar ideologi radikal melalui internet. Sebanyak 16,9 persen menyasar laki-laki, dan 20 persen menyasar perempuan,” terangnya.

Amar berharap 22 ribu organisasi kepemudaan yang tercatat resmi di Kemenpora dapat berperan aktif mengatasi persoalan tersebut. Ia berharap pemuda Indonesia, termasuk peserta Diklatpimnas, dapat mengampanyekan moderasi beragama.

“Mudah-mudahan kader peserta Diklatpimnas bisa optimal agar nanti bisa menyebarkan semangat moderasi beragama,” imbuhnya.

Sebagai informasi, Diklatpimnas II Kementerian Agama RI ini diikuti sebanyak 80 aktivis mahasiswa dari 58 kampus Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Negeri dan 22 PTKI Swasta. Diklatpimnas berlangsung selama sepekan, 6-16 Desember 2021.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER