MONITOR, Jakarta – Hakim Mahkamah Konstitusi Prof Arief Hidayat terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum DPP Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) periode 2021-2026 yang berlangsung dalam Kongres ke IV PA GMNI mulai dari 6-8 Desember 2021 di Bandung, Jawa Barat.
Ketua Dewan Pakar PA GMNI DKI Jakarta, Rico Sinaga, mengatakan, terpilihnya Prof Arief Hidayat, SH, MH, memperlihatkan bahwa, PA GMNI benar-benar organisasi yang independen.
“Dengan terpilihnya Bang Arief yang masih menjadi hakim MK membuat organisasi menjadi lebih berwibawa. Para senior dan anggota alumni GMNI mempunyai ekspektasi yang sangat tinggi terhadap kinerja kepemimpinan PA GMNI di masa depan,” ujar Rico dalam keterangannya yang diterima MONITOR, Jumat (10/12).
Dikatakan Rico, apabila mencermati dinamika kongres, berbagai kepentingan pragmatis politik praktis, ada upaya menyusupkan pesan pesannya menjadi rekomendasi politik kongres, yang membuat suasana kongres menjadi panas. Tapi hal itu secara bijak ditanggapi oleh Forum Senior Alumni GMNI.
“Saat itu, kesadaran bahwa independensi organisasi merupakan prinsip moral organisasi dijaga benar. “Keinginan beberapa DPD dan DPC PA GMNI menyuarakan kandidat capres berhasil diredam,” kata Rico Sinaga, yang juga memimpin LSM Amarta (Aliansi Masyarakat Jakarta).
Rico yang dipercaya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menjabat Komisaris JI-EXPO mewakili Pemda DKI ini juga mengatakan, bahwa menjaga independensi organisasi itu kerja yang berkelanjutan dan terus menerus karena sebagai entitas politik nasionalis.
“Harus diakui, PA GMNI sangat seksi bagi parpol untuk mendulang suara kaum nasionalis dan kaum marhaen,” ungkapnya.
“Jujur saja, saya hadir pada kongres kali ini membawa misi bahwa PA GMNI harus tetap independen dan dalam rekomendasinya memberikan ruang bagi putra putri terbaik Indonesia untuk memimpin Indonesia di masa depan”, sambungnya.
Rico pun merespon baik, pesan yang disapaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat membuka kongres. Secara virtual, orang nomor satu di negeri ini mengajak PA GMNI selalu menjaga kedaulatan. Menjaga kedaulatan ekonomi dengan cara memenangkan kompetensi di pasar global.
“Perjuangan untuk menjaga kedaulatan itu perlu kerja keras, kerja cerdas dan berani melakukan terobosan atau dalam bahasanya Presiden Jokowi adalah cara cara baru untuk menyusul ketertinggalan dari negara maju, sebenarnya merupakan upaya lompatan kuantum bangsa Indonesia. Untuk itu diperlukan adanya alat berupa ilmu pengetahuan dan teknologi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Rico, bahwa tanpa iptek, tanpa riset and development, dan tanpa pendidikan yang baik maka lompatan kuantum bangsa tidak akan tercapai. Ditambah lagi karakter untuk menjadi pionir/pelopor harus digalakkan di kalangan generasi muda.
Selain itu juga perlu adanya kesadaran bahwa saat ini, kita hidup dalam masa revolusi industri jilid ke-4 yang telah mendisrupsi seluruh sendi-sendi kehidupan manusia. Disrupsi pada sektor industri membuat industri tidak lagi tergantung pada tenaga manusia.
“Apalagi COVID-19 telah memaksa dunia untuk berhenti sebentar dan harus mengembangkan cara dan normalitas baru. Seperti yang dikatakan Jokowi, bahwa disrupsi ini harus dimanfaatkan sebagai peluang dan energi untuk bangsa melakukan lompatan kuantum,” pungkasnya.