MONITOR, Jakarta – Bisnis halal ternyata mulai diminati oleh pasar global. Ini dibuktikan adanya data Global Islamic Economic Report 2020/2021 yang menyebutkan konsumen muslim dunia menghabiskan da amereka hingga USD2,02 triliun untuk produk-produk halal, seperti makanan minuman, wisata halal, obat-obatan dan kosmetik, dan gaya hidup halal lainnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai pemerintah perlu merespon perkembangan dan peluang industri halal ini.
“Ini tentu bisa menjadi target pasar bagi Indonesia,” ujar Sri Mulyani dalam keterangannya, Jumat (19/11/2021).
Sejauh ini, pemerintah menyiapkan tiga lokasi industri untuk mengembangkan ekosistem industri halal yaitu the Cikande Modern Industrial Estate di Serang Banten, The Safe and Lock Industrial Estate di Sidoarjo Jawa Timur, dan The Bintan Core Halal Hub Industrial Estate di Bintan Kepulauan Riau.
Pengembangan produk-produk halal pun difokuskan pada tiga prioritas. Pertama, pengembangan infrastruktur dan klaster industri halal sebagai kontributor ekonomi nasional.
Lalu kedua, pengembangan standar halal yang komprehensif atau Halal Assurance System (HAS) untuk mendukung akselerasi perkembangan produk halal nasional. Ketiga, peningkatan kontribusi industri halal kepada neraca perdagangan nasional.
Sri Mulyani menambahkan, riset terkait produk-produk halal juga sangat diperlukan dan saat ini Indonesia telah memiliki sembilan pusat riset pada ilmu halal, lebih dari 58 program studi ekonomi Islam dan halal, dan lebih dari ribuan peneliti yang punya spesialisasi di bidang ekonomi Islam dan industri halal
“Dengan perkembangan yang sangat baik, saya yakin Indonesia akan mampu menjadi benchmark produk halal bagi negara-negara lain,” imbuhnya.