MONITOR, Jakarta – Jenderal Andika Perkasa telah disetujui bersama sebagai Panglima TNI baru menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto, oleh Sidang Paripurna DPR RI, pada Senin (8/11/2021). Sekretaris Jenderal PKP Said Salahudin menilai Persetujuan DPR atas pencalonan Andika Perkasa sebagai Panglima TNI tampaknya bakal mempengaruhi peta Pilpres 2024.
“Kalau selama ini namanya belum muncul dalam hasil survei, maka satu tahun ke depan saya prediksi situasinya mungkin akan lain. Nama Jenderal Andika bisa saja moncer dalam hasil survei sebagai kandidat capres potensial,” ujar Said Salahudin dalam keterangannya, Selasa (9/11/2021).
Menurut Said, rakyat akan mencari sosok yang menurut nalar subjektifnya memiliki kecakapan tertentu. Ada yang senang dengan figur berlatar belakang militer karena tidak diragukan semangat NKRI-nya. Ada yang senang dengan penampilan fisik yang gagah dan murah senyum, dan sebagainya.
Said menambahkan ciri dan kriteria yang diimajinasikan oleh masyarakat itu boleh jadi dianggap terwakili pada figur Andika Perkasa. Maka ketika petugas survei bertanya tentang siapa figur capres yang mereka inginkan, nama Jenderal bintang empat itu bisa menjadi jawaban spontan masyarakat sebagai responden survei.
“Kalau masyarakat sudah menunjukan aspirasinya melalui survei, partai politik mana yang siap mengusung beliau saya kira tinggal menunggu waktu saja. Tetapi menurut saya sekarang ini masyarakat tidak boleh melakukan upaya yang terkesan mendorong-dorong Jenderal Andika bermain politik selama beliau masih menjabat Panglima TNI,” terangnya.
Selain tidak etis, ia menegaskan hal itu dapat menimbulkan kecanggungan bagi diri menantu AM Hendropriyono itu.
Said pun meminta agar masyarakat perlu bersabar dengan lebih memfokuskan diri pada dukungan terhadap Andika Perkasa untuk menjalankan tugas sebagai Panglima TNI dengan sebaik-baiknya.