MONITOR, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pertumbuhan berkelanjutan dan berkeadilan turut memberikan kontribusi dalam pemulihan ekonomi nasional. Ini merupakan sasaran dari sektor ekonomi syariah.
Sri Mulyani menjelaskan, melalui berbagai desain kebijakan fiskal, Pemerintah berupaya mewujudkan pemerataan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Ekonomi Islam yang memiliki nilai-nilai keadilan hendaknya makin diperkuat sehingga Indonesia benar-benar bisa mencapai kemakmuran yang adil dan merata,” ujar Sri Mulyani dalam forum The 13th International Conference on Islamic Economics and Finance (ICIEF) and The 7th International Islamic Monetary Economics and Finance Conference (IIMEFC) 2021, Selasa (26/10/2021) lalu.
Selain ekonomi syariah, dikatakan Sri Mulyani, ada tiga faktor pendukung lainnya yakni bonus demografi. Dimana jumlah muslim di Indonesia adalah yang terbesar di dunia dan relatif berada pada usia muda.
“Penguatan sumber daya manusia menjadi sangat penting. Melalui APBN, Pemerintah telah mengalokasikan 20% anggaran pendidikan agar dapat memberikan pendidikan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat Indonesia,” terangnya.
Kemudian aspek teknologi digital, dimana hampir semua aktivitas masyarakat menggunakan teknologi digital. Indonesia memiliki hampir 4.500 Baitul Maal wat Tamwil (BMT) atau koperasi syariah yang dapat menjadi sumber modal bagi UMKM.
Menurutnya, dengan bertransformasi ke digital akan lebih banyak UMKM yang dapat mengakses koperasi syariah ini. Oleh karenanya, pembangunan ICT ke seluruh pelosok Indonesia menjadi program prioritas nasional.
Lalu pertumbuhan industri halal juga menjadi sumber pertumbuhan ekonomi, dimana konsumsi produk halal pada e-commerce tercatat mengalami kenaikan.