MONITOR, Jakarta – Paska kejadian tabrakan maut, kinerja PT Transjakarta menjadi sorotan. Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meminta PT Transjakarta agar mengevaluasi jam operasional sopir.
“Saya sudah minta Transjakarta supaya memastikan sopir diberi vitamin tak ngantuk saat nyetir, apalagi yang tugasnya pagi jam 3 sudah keluar. Itu harus diperhatikan nanti kami akan cari solusi terbaik,” ujar Riza Patria, di Balai Kota DKI Jakarta.
Menurutnya, kerja sopir bus seperti Transjakarta cukup berat, karena kerja mereka cenderung monoton yaitu dikoridor yang sama saja. Selain itu, jalur mereka juga dinilai membosankan dengan trek yang lurus dan memiliki lintasan sendiri, sehingga sopir rawan kehilangan konsentrasi.
“Harus dipahami jadi sopir bus Transjakarta itu berat. Kenapa? karena dalam koridor yang sama, lurus, kiri dan kanan serta ada pembatas. Itu sangat membosankan, sangat menjenuhkan dan itu wajar lebih cepat ngantuk daripadi di jalan-jalan biasa,” jelasnya.
Dia memastikan, bus Transjakarta yang menabrak bus lain di Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur dalam keadaan laik. Sebab operator Bus Bianglala Metropolitan rutin melakukan perawatan armada setiap saat.
“Sejauh ini tidak ada masalah kendaraan, ya kendaraan laik kan dievaluasi rutin dan diperbaiki,” ucap mantan anggota DPR RI Fraksi Gerindra ini.
Meski begitu, Ariza mengaku prihatin dengan seorang penumpang dan sopir Transjakarta yang meninggal dalam insiden ini. Dia berharap, insiden ini menjadi pembelajaran bagi semua, terutama kepada para sopir agar lebih waspada dalam bekerja melayani penumpang.
“Mudah-mudahan ini menjadi pelajaran yang baik bagi kita semua untuk hati-hati,” imbuhnya.
Seperti diketahui, dua armada Transjakarta milik operator Bianglala Metropolitan dengan nomor body BMP 211 dan BMP 240 mengalami kecelakaan saat melintas di sekitar wilayah MT Haryono, Jakarta Timur.