Sabtu, 27 Juli, 2024

Kementan Dorong Kemitraan Petani dengan Stakeholder Agensia Hayati

MONITOR, Jakarta – Semakin kesadaran masyarakat akan kesehatan tubuh dan lingkungan, maka semakin tinggi pula tuntutan penggunaan bahan-bahan yang alami, ramah lingkungan dan berkelanjutan dalam memproduksi tanaman pangan.

Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengembangkan inovasi pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, dengan menggunakan bahan-bahan yang dapat di persawahan.

Salah satu kegiatan yang dilakukan Kementan adalah Pemberdayaan Petani dalam Pemasyarakatan PHT (P4). Kegiatan P4 ini dilakukan dibeberapa provinsi sentra tanaman pangan di Indonesia.

“Kita harus mewariskan tanah-tanah yang subur untuk anak cucu kita, oleh karena itu, kita harus berupaya untuk dapat mewariskan tanah yang subur tersebut,” ucap Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Mohammad Takdir Mulyadi saat memberikan sambutan dalam acara Kemitraan Petani P4 dengan PT Prima Agrotech Jumat (22/10/2021) di Kabupaten Lombok Timur.

- Advertisement -

Takdir menambahkan ke depan kita ingin melihat pembangunan pertanian yang berkelanjutan, dengan budidaya ramah lingkungan dengan memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia di lingkungan utk mengendalikan OPT.

Program P4 mendorong pemberdayaan petani menghasilkan sendiri bahan untuk pengendalian Hama dan Penyakit (OPT). Dalam kegiatan P4 peserta akan dibekali pengetahuan untuk membuat isolat agensia pengendali hayati (APH) dari hasil eksplorasi (pencarian) di lahan mereka sendiri.

“Bahan-bahan yang sudah dihasilkan dari program P4 dapat dimanfaatkan juga oleh petani-petani lainnya, termasuk juga memitrakan petani dengan stakeholder agar produk-produk yang dihasilkan oleh petani dapat berlanjut dan bermanfaat”, tambahnya.

Di tempat yang sama, Gunawan Direktur PT Prima Agrotech menyambut baik upaya dari petani untuk bermitra dengan perusahaan yang dipimpinnya.

“Untuk saat ini memang belum banyak agensia hayati yang bisa kami mitrakan, namun kami akan terus berupaya untuk mendampingi petani bisa menghasilkan isolat yang baik untuk dimanfaatkan oleh petani lainnya”tuturnya.

Gunawan menjelaskan kunci dari isolat agensia hayati yang baik ada 3 hal yaitu viabilitas, virulensi dan kemurniannya. Sebagai bentuk keseriusan kemitraan PT Prima Agrotech dengan petani P4, Gunawan juga menyerahkan bantuan berupa empat chest freezer untuk 4 (empat) kelompok pelaksana kegiatan P4 di provinsi Nusa Tenggara Barat. Selain di Provinsi NTB, PT. Prima Agrotech juga telah bermitra dengan poktan P4 di Provinsi Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Herman Sopian Ketua Kelompok Tani Lombok Organik menyampaikan ungkapan rasa terima kasihnya kepada pemerintah karena sudah disertakan dalam program P4. Menurutnya, program P4 sangat baik dalam mensosialisasikan secara luas kepada petani untuk menggunakan agensia hayati.

“Sekarang ini kami sebagai petani milenial sudah sangat menyadari pentingnya menggunakan bahan-bahan alami yang ramah lingkungan di persawahan kami” tuturnya.

Herman menambakan tidak mau mencemari lahan persawahan dengan menggunakan bahan kimiawi yang dapat merusak lingkungan, khususnya tanah dan air di sawah.

“Semoga semakin banyak program seperti ini(P4) yang diberikan oleh pemerintah kepada petani, agar pertanian Indonesia ke depannya semakin baik,” ungkap Herman.

Di tempat terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi terus berkomitmen mendorong dan mendukung kegiatan pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) berbasis alami dengan menggunakan agens hayati sebagai bahan pengendaliannya.

Dengan semakin meningkatnya kesadaran petani terhadap pentingnya budidaya tanaman sehat dan pengendalian OPT berbasis ramah lingkungan, diharapkan kesejahteraan petani turut meningkat karenanya. Hal ini, sesuai arahan Mentan SYL agar terus berinovasi dalam menjaga produksi pangan dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani, karena petani merupakan mereka ujung tombak ketahanan pangan negara.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER