Jumat, 19 April, 2024

Cegah Serangan Digital, Kementan dan BSSN Luncurkan Tim Tanggap Insiden Siber

MONITOR, Jakarta – Keamanan siber menjadi isu strategis di Indonesia, termasuk pada bidang pertanian. Hal ini yang mendorong Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk membentuk Computer Security Incident Response Team (Kementan -CSIRT).

“Saya kira setiap Kementerian dan Lembaga memiliki alasan khusus dalam pembentukan tim ini, karena kita tidak bisa menghindari yang namanya digitalisasi, ataupun sarana komunikasi yang sifatnya digital dan berbasis komputer, itu yang menjadikan tim siber ini penting dan layak menjadi prioritas bagi keamanan negara dalam konteks setiap sektor agar bisa di fasilitasi,” ungkap Kasdi Subagyono, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian saat peluncuran Kementan – CSIRT di Jakarta.

Kemajuan teknologi, serta dinamika lingkungan strategis akibat pandemi covid 19, turut mempengaruhi program dan kinerja sektor pertanian, Kasdi mengatakan perkembangan teknologi dan ruang siber telah menuntut para pelaku di sektor ini agar mampu bertransformasi dan lebih tanggap terhadap perkembangan informasi dan komunikasi.

“Capaian dan kinerja pertanian selama ini menggambarkan bagaimana pentingnya keamanan data di sektor ini, kalau petani juga tidak diberikan informasi yang benar terhadap beberapa hal berkait dengan digital dan siber tentu mereka akan menjadi victim selamanya ditengah kemajuan informasi dan komunikasi yang terus berkembang,” ungkap Kasdi.

- Advertisement -

Dikesempatan yang sama, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara,
Letjen TNI (PURN) Hinsa Siburia mengatakan, saat ini BSSN tengah membangun kekuatan siber, salah satunya dengan membentuk Computer Security Incident Response Team (CSIRT) sebagai salah satu pelaksana keamanan siber di Indonesia.

“Kami diamanatkan untuk membentuk 121 CSIRT selama tahun 2020-2024, Pada tahun 2021 ini, akan dibentuk sebanyak 35 (tiga puluh lima) CSIRT yang tersebar di Kementerian, Lembaga, dan Daerah. Tahun 2020, telah berhasil dibentuk sebanyak 15 (lima belas) CSIRT” ungkapnya.

Dalam menjalankan perannya, lanjut Hinsa Siburia, kemampuan SDM Kementan-CSIRT harus selalu ditingkatkan sebagai bekal pelaksanaan tugas sebagai anggota Kementan- CSIRT. Peningkatan kualitas SDM dapat dilakukan melalui program pelatihan, workshop, cybersecurity drill dan lainnya.

“Saya berharap Kementan-CSIRT dapat terus berkolaborasi,
bersinergi, dan berbagi informasi dengan seluruh stakeholder, sehingga membentuk ruang siber Kementerian Pertanian yang aman dan kondusif, dan terciptanya kesejahteraan masyarakat di ruang siber,” tegasnya.

Sebagai informasi, CSIRT terdiri atas CSIRT Nasional, dan CSIRT Sektoral pada sektor administrasi pemerintahan, energi dan sumber daya mineral, transportasi, keuangan, kesehatan, teknologi informasi dan komunikasi, pangan, pertahanan, sektor lain yang ditetapkan oleh Presiden, serta CSIRT Organisasi. CSIRT bertanggung jawab untuk menerima, meninjau, dan menanggapi laporan dan aktivitas insiden keamanan siber.

Pembentukan CSIRT sejalan dengan penerapan Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE), CSIRT diharapkan dapat mendukung penerapan SPBE untuk mencapai tujuannya, yaitu mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER