Selasa, 19 Maret, 2024

Jelang Muktamar NU, Kiai PMII Dijagokan Jadi Ketum PBNU

MONITOR, Jakarta – Jelang Muktamar Nahdatul Ulama (NU) ke 34, yang rencana digelar di Lampung, sejumlah nama sudah digadang-gadang untuk menempati posisi Ketua Tanfidziyah Nahdatul Ulama (Ketua Umum PBNU) yang saat ini masih dipegang oleh KH Said Aqil Siroj.

Setidaknya saat ini ada dua calon yang santer dijagokan untuk menggantikan posisi KH Said Aqil Siroj, mereka adalah KH Asep Saifuddin Chalim dan KH Yahya Cholil Tsaquf.

Izzat Muttaqin Kordinator Jaringan Santri Nahdatul Ulama (JASNU) Jawa Barat berharap besar, sosok KH Asep Saifuddin Chalim, bisa memimpin NU ke depan.

“Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, MA. adalah sosok Kiai Nahdiyyin yang sangat dikenal di kalangan warga Nahdiyin,” ujarnya.

- Advertisement -

Dikatakannya, sebagai seorang aktivis, Kiai Asep mempunyai intelektual yang mumpuni. Ini terlihat dari penghargaan-penghargaan yang ia raih, mulai dari dinobatkannya sebagai guru besar hingga pernah mendapat pujian secara langsung dari Presiden Joko Widodo, pada saat pengukuhan Guru besar di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UNUSIA).

“Saat itu, Pak Jokowi mengatakanperan Kiyai Asep terbukti membangun manusia yang unggul dan berahlakul karimah, yang terbukti dalam aksi nyata dalam kontribusi membangun masyarakat dan ummat,” ungkapnya.

Oleh karenanya, Kiai Asep yang merupakan putra KH. Abdul Chalim yang merupakan salah satu pendiri Nahdatul Ulama ini, dinilai pantas untuk menduduki jabatan Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdatul Ulama (KETUM PBNU), untuk membawa nahdlyyin pada gerakan yang lebih progresif dan lebih baik ke depannya.

Dituturkannya, kemasyuran yang melekat pada Kiai Asep, karena progresifitas pemikiran dan langkah-langkah visioner yang ia ambil dalam turut merawat dan membangun organisasi NU. Salah satu contohnya, menghidupkan kembali Persatuan Guru Nahdatul Ulama (PERGUNU) sebagai salah satu badan otonom NU yang selama puluhan tahun mengalami mati suri.

Tak hanya itu, dijelaskannya, dedikasi Kyai Asep untuk merawat Nahdatuul Ulama, pun tak diragukan. Ini dibuktikan melalui pemberian banyak beasiswa pada guru anggota yang tergabung dalam PERGUNU tersebut.

“Perhatiannya yang besar pada dunia pendidikan ini bertujuan untuk membangun idealisme NU dan Indonesia melalui jalan pendidikan yang tujuan ahirnya dalah melindungi NKRI,” terangnya.

Lanjutnya, Kiai Asep Saifuddin Chalim adalah sosok yang gigih dan sangat tangguh, ia menjadi pelopor dan pembangun berbagai hal, di antaranya ia adalah pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah yang ia rintis mulai dari nol hingga sekarang menjadi salah satu peantren yang progresif, yang melahirkan sarjana maupun master.

Disisi lain, lanjutnya, Kiai Asep sosok ulama yang dilahirkan dari organisasi islam yang cukup besar di negeri ini yakni organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Di PMII, Kiai Asep pernah menjabat Majelis Pembina Daerah, Pengurus koordinator cabang (Mabina PKC) Jawa Timur.

Dikatakannya, berbicara background (latar belakang) organisasi, dinilai sangat penting untuk menjadi salah satu pertimbangan dan hal yang dapat melegitimasi para calon Ketum PBNU.

“Hubungan embrional antara PMII dan NU ini membuat keduanya memiliki hubungan dan relasi yang sangat kuat dan dekat, baik dalam intelektuaitas, dan spiritualitasnya,” pungkasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER