MONITOR, Tulungagung – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Nasional (Menteri PPN/Kepala Bappenas) Dr. (H.C) H. Suharso Monoarfa melakukan kunjungan kerja untuk peninjauan gedung yang dibiayai dengan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ke UIN Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU) Tulungagung pada Jum’at sore (01/10).
Dihadapan Civitas Akademika dan Mahasiswa UIN Tulungagung Suharso Manoarfa mengatakan pendidikan tinggi saat ini berkembang luar biasa di tanah air. Ada kurang lebih 4.800-an PT dan tidak sampai 10 persen yang dikelola oleh pemerintah dan sebagian besar dikelola oleh masyarakat.
“UIN SATU patut bersyukur menjadi bagian yang dibiayai dengan kemampuan fiskal nasional, salah satunya SBSN, walau juga masih tidak lepas dari pembiayaan dari masyarakat”, Lanjut Suharso.
Suharso juga mengapresiasi atas kemajuan yang dicapai UIN Tulungagung, diantanra perkembangan mahasiswa yang kini mencapai 25.000, bertambahnya jumlah guru besar, capaian prestasi mahasiswa dan dosen di kancah nasional dan internasional hingga sebaran alumni, diantanra Ibu Bupati Blitar dan Ibu Wakil Gubernur Jawa Timur.
Nampak hadir dalam kunjungan Menteri Suharso Monoarfa, Deputi Menteri Bidang Politik Hukum, Pertahanan dan Keamanan Kementerian PPN/Bappenas, Ir. Slamet Soedarsono, MPP, QIA, CRMP, CGAP, Direktur Pendidikan Tinggi, dan IPTEK Tatang Muttaqin, S.Sos.,M.Ed., Ph.D, Direktur Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan Drs. Amich Alhumami, MA, M.Ed, Ph.D, dan Kabag pada Direktorat Pendidikan Tinggi dan IPTEK, Kalih Putro.
Saya berharap UIN SATU menjadi center of excelence di wilayah ini yang melahirkan kader-kader terbaik yang bisa dipersembahkan untuk keperluan nasional. “UIN SATU harus mengembangkan program studi yang mempunyai potensi, menjawab tantangan bangsa ke depan”.
Dikatakan Suharso Monoarfa tradisi pendidikan tinggi dan sejarah peradaban dunia, telah dipelopori oleh para pendidik dan cendekiawan muslim dengan sangat gemilang. “Kurang lebih 700 tahun para cendekiawan muslim telah memegang peradaban Islam dunia, namun perlahan mengalami penurunan digantikan oleh Eropa”, terangnya.
Kebangkitan Eropa itu ditandai dengan turunnya peranan pendidikan Islam yang awalnya dimotori oleh para cendekiawan muslim. “Luar biasa, 700 tahun lamanya, kejayaan peradaban dunia dikuasai oleh cendekiawan muslim sejak Rasulullah menyebarkan Islam hingga masuk ke Eropa,” kata Suharso Monoarfa.
Kini saatnya cendekiawan muslim harus kembali menguasai dunia dan tanda-tandanya mulai kelihatan dengan adanya beberapa tokoh muslim yang mendapatkan hadiah Nobel seperti Doktor Abdul Salam yang mendapatkan hadiah Nobel di bidang Fisika dan Presiden Mesir, Anwar Sadad yang mendapatkan hadiah nobel perdamaian.
Suharso Monoarfa mencontohkan betapa besarnya kontribusi para cendekiawan Islam kepada ilmu pengetahuan. Dia mencontohkan bahwa vaksin yang ada sekarang ini, tidak lepas dari teori yang ditemukan Ar-Razi atau di yang dikenal Rhazes. Meskipun yang kemudian diakui dunia kedokteran adalah seorang dokter dari Barat, namun dokter tersebut mengakui bahwa metodologi yang dia dapat adalah dari Rhazes.
“Tetapi yang ingin saya sampaikan adalah penguasaan science yang harus secara perlahan-lahan pasti harus dikuasai kembali. Itu penting kalau kita ingat sejarah” kata Suharso di tengah-tengah pdium bertapkan langit.
Mengapa kita mengalami penurunan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi? Suharso mensinyalir diantaranya karena tradisi kecendekiawanan, tradisi dialog dalam platform saintifik, platform knowledge mulai hilang dari umat Islam.
“UIN Tulungagung bisa membuka prodi-prodi umum yang menjadi kebutuhan masyarakat, dan menjadi jawaban untuk mengembalikan lagi kejayaan keilmuan Islam”, kata Suharso.
“Tradisi diskusi dan dialog yang menjadi ciri kemajuan ilmu pengetahuan harus dihidupkan di UIN Tulungagung. Para guru besar dan dosen jangan elitis dan menjadi intelektual di menara gading”, terang Suharso.
Hadir menyambut Menteri PPN/Kepala Bappenas, Wakil Rektor I UIN SATU Tulungagung Dr. Abd. Aziz, M.Pd.I, Wakil Rektor III Abad Badruzzaman, dan jajaran Pimpinan UIN SATU. Bupati Tulungagung, Maryoto Bhirowo beserta Forkopimda, Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan Kemenag RI Ruchman Basori serta pejabat lainnya.
Wakil Rektor I UIN SATU Dr. Abd. Aziz, M.Pd.I, mewakili Rektor yang sedang mengikuti pelantikan di Jakarta, menyampaikan terimakasih kepada Menteri Suharso Manoarfa atas pemberian fasilitas tiga gedung yang mencakar langit yang dibiayai dengan SBSN.
Tiga gedung tersebut adalah gedung FEBI (Gedung KH. Saifuddin Zuhri) pada 2015 senilai Rp. 35.496.901.000 dan gedung Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum (Gedung KH. Arief Mustaqiem) pada 2016, Rp. 42.371.000.000. Juga gedung Perpustakaan (2019) senilai 25 milyar. Total dana SBSN untuk UIN Satu Tulungagung 2015, 2016, 2019 sebesar Rp. 102, 86 milyard. Pada tahun 2022 kembali UIN SATU dialokasikan anggaran SBSN senilai 36 milyar untuk membangun sarana pembelajaran.
“Terimakasih tak terhingga Pak Menteri atas kepercayaan ini insya Alloh bermanfaat untuk meningkatkan akses dan mutu UIN SATU”, pungkas Abd. Aziz seraya mempersilahkan tim memutar video profil gedung SBSN sekaligus pemanfaatannya. (Mukhlisin/RB).