MONITOR, Jakarta – Sekretaris Jenderal Dewan Jagung Nasional, Maxdeyul Sola menyayangkan pernyataan Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi yang mengatakan stok jagung nasional saat ini dalam kondisi tidak tersedia. Menurut Sola, pernyataan tersebut sangat politis dan tidak pantas diucapkan di ruang publik.
“Apalagi kondisinya sangat berbeda dengan pernyataan yang diucapkan, dimana stok jagung saat ini dalam kondisi tersedia,” ujar Sola, Rabu, 22 September 2021.
Sola mengatakan, Mendag Lutfi sebaiknya mencari jalan keluar dan menenangkan para peternak agar tidak khawatir dengan ketersediaan pakan. Lebih dari itu Mendag harus memastikan bahwa Indonesia tidak akan mengeluarkan kebijakan impor dengan dalih pemenuhan kebutuhan.
“Menurut saya optimalkan dulu produksi yang melimpah di dalam negeri. Serap jagung petani. Tidak buru-buru mengambil keputusan impor. Apalagi di luar negeri harga jagung juga sedang mahal. Kita kan mau menggerakkan ekonomi nasional, bukan menggerakkan ekonomi negara lain,” katanya.
Sejauh ini kata Sola, persoalan yang terjadi pada perjagungan hanya ada di Kabupaten Blitar saja atau lebih tepat di Koperasi Putra Blitar, tempat dimana Suroto, peternak yang membentangkan poster protes pada Presiden Joko Widodo bernaung.
“Saya lihat di Sumatera aman, di Bali juga aman. Artinya jagung ada dimana-mana dan tidak kekurangan. Hanya saja Koperasi Putra di Blitar yang bermasalah, dimana mereka baru membayar 10 ton kiriman jagung dari total 100 ton,” katanya.
Bagi Sola, Koperasi Putra Blitar itu sangat memalukan karena sampai Presiden sendiri yang harus turun tangan. Karena itu sudah saatnya keberadaan koperasi yang diketuai Sukarman itu dilakukan evaluasi.
“Ini pelajaran agar ke depan semua persoalan jagung tidak perlu Presiden langsung yang turun tangan. Cukup sampai Kepala Dinas saja sudah selesai,” katanya.
Sugeng, salah satu petani dan pengepul Jagung asal Kabupaten Tuban, Jawa Timur mengatakan bahwa kondisi perjagungan saat ini dalam keadaan tersedia, bahkan cenderung melimpah.
“Di beberapa desa Kabupaten Tuban saat ini sedang menggelar panen raya. Jadi bagaimana mungkin bisa dikatakan jagung kita dalam kekurangan. Bahkan kita mampu menghasilkan 8 ton untuk satu kali tanam,” katanya.