MONITOR, Garut – Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) terus bergerak menyasar insan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (KUMKM), dan juga masyarakat umum di Tanah Air.
Setelah dilaksanakan vaksinasi massal di Pangalengan, Kabupaten Bandung Selatan, Jawa Barat, lalu kegiatan dilanjutkan ke Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, dan di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Rangkaian kegiatan vaksinasi massal LPDB-KUMKM dilanjutkan di Kecamatan Kadungora dan Limbangan Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (11/9) dengan target penerima vaksin sebanyak 3.500 orang.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki, Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum, Bupati Garut Rudi Gunawan, Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat Kusmana Hartadji, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Garut Suhartono, dan Ketua KSPPS BMT Itqan Adhy Suryadi.
Pelaksanaan vaksinasi massal ini diselenggarakan di dua tempat, yakni di Kantor Kecamatan Kadungora dengan melibatkan 1.000 peserta vaksinasi, dan di Alun-Alun Kecamatan Limbangan dengan melibatkan 2.500 peserta vaksinasi.
Menkop UKM Teten Masduki yang turut hadir dalam vaksinasi massal LPDB-KUMKM tersebut, mengatakan vaksinasi merupakan kunci pemulihan ekonomi nasional, dengan peserta vaksinasi diprioritaskan kepada pelaku UMKM.
“Vaksinasi merupakan kunci pemulihan ekonomi nasional, dengan peserta vaksinasi diprioritaskan kepada pelaku UMKM dan masyarakat sekitar,” kata Teten, saat meninjau pelaksanaan vaksinasi di Kecamatan Kadungora, Garut, Jawa Barat, Sabtu (11/9).
Teten mengatakan bahwa dengan makin banyaknya upaya percepatan vaksinasi tentunya makin mendorong pemulihan kondisi yang ada, akan segera ada peralihan dari pandemi ke endemi.
“Artinya, kita akan segera melonggarkan pembatasan yang selama ini dilakukan. Unit-unit usaha akan dibuka, namun Covid-19 harus terus dikendalikan,” ujarnya.
Teten menambahkan, pelaku UMKM sebagai penggerak ekonomi nasional sangat terdampak atas wabah Covid-19. Oleh karena itu, mereka menjadi prioritas dalam program percepatan vaksinasi. “Saya meyakini, vaksinasi akan memiliki efek positif bagi perekonomian,” imbuh Teten.
Menurut Teten, ini saatnya sosok koperasi menampilkan fungsi sosialnya dengan menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat sekitar. “Selain fungsi ekonomi, koperasi juga memiliki fungsi lain. Yakni, fungsi sosial dan pendidikan,” tandasnya.
Pada kesempatan itu Teten mengingatkan, meski sudah divaksin, masyarakat harus tetap disiplin menerapkan Protokol Kesehatan. “Tetap jaga kesehatan dan memakai masker,” tandas Teten.
Teten tampak puas dengan kegiatan vaksinasi massal LPDB-KUMKM di Garut ini, terutama saat melihat membludaknya peserta, termasuk kalangan pelajar yang ada di Kecamatan Limbangan. Bahkan Menkop sempat diminta berfoto bersama dengan para pelajar yang telah mengikuti pemberian vaksin tersebut.
Senada dengan Menteri Koperasi dan UKM, Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, LPDB-KUMKM bertugas untuk menyukseskan program percepatan vaksinasi yang diusung pemerintah. “Selain menyasar masyarakat umum, vaksinasi yang kami lakukan juga menyasar para pelaku usaha (UMKM) yang merupakan anggota koperasi, di mana koperasi merupakan mitra LPDB-KUMKM. Inti program vaksinasi yang dilaksanakan LPDB-KUMKM adalah pemerintah hadir di tengah masyarakat,” kata Supomo.
Dalam vaksinasi massal, LPDB-KUMKM bersinergi dengan sejumlah pihak, terdiri dari Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah Baitul Maal Wat Tamwil Itqan (KSPPS BMT Itqan), KSPPS BMT Beringharjo, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Daerah Kabupaten Garut, dan juga Komando Daerah Militer (Kodam) Siliwangi.
Sementara itu, KSPPS BMT Itqan berdiri sejak tahun 2007, memiliki anggota sebanyak 15.509 orang, dengan 1 (satu) kantor pusat dan 9 (sembilan) kantor cabang yang tersebar di Provinsi Jawa Barat. Koperasi ini telah menjadi mitra LPDB-KUMKM sejak tahun 2020, dan tahun ini kembali mendapat pembiayaan LPDB-KUMKM sebesar Rp7 miliar, sehingga total pinjaman yang diperoleh berjumlah Rp12 miliar.
Sedangkan BMT Beringharjo berdiri sejak tahun 1997, memiliki jumlah anggota sebanyak 21.900 orang tersebar di 16 kantor cabang, dengan total karyawan sebanyak 188 orang. Koperasi ini telah menjadi mitra LPDB-KUMKM sejak tahun 2012 dan telah mendapatkan pinjaman dari LPDB-KUMKM sebesar Rp58 miliar.