MONITOR, Jakarta – Menurut data Statistik Penduduk Lanjut Usia 2020, sebanyak 39.97% lansia mulai usia 60 tahun paling rentan hidup dalam kemiskinan dan imbasnya di masa pandemi, angka ini cenderung naik di antara masyarakat lansia.
“Data ini kebanyakan disebabkan oleh mereka sudah tidak memiliki tenaga untuk bekerja, atau kehilangan penghasilan di masa pandemi. Di tambah, dukungan ekonomi dari anggota keluarga yang masih berada di usia produktif juga berkurang drastis karena masa pandemi ini,” tutur Asep Irawan, CEO Sinergi Foundation.
Ia pun menilai penting untuk memberikan perhatian khusus untuk para lansia ini. Salah satu langkah yang diambil adalah memberikan bantuan sembako kepada para jompo di perkotaan dan pedesaan melalui dana zakat.
Salah satunya diberikan untuk Bu Ai (60), penerima manfaat sembako dan terapi dari Sinergi Foundation.
Meski telah berusia sepuh dan hidup seorang diri sepeninggal suami, tak sedikit pun Bu Ai menyerah dengan hidup.
Biasanya Bu Ai ini berjualan atau menjadi buruh cuci dari rumah ke rumah untuk menafkahi dirinya, namun semenjak mengidap penyakit komplikasi, beliau tak lagi bisa bekerja dan harus bergantung pada bantuan tetangga-tetangga yang kondisinya pun tak jauh dengan dirinya.
“Meski dalam kondisi kekurangan, saya selalu mengingat bahwa Allah tidak akan memberikan ujian kepada hambaNya yang tidak mampu,” kata Bu Ai dalam Bahasa Sunda.
Ia bersyukur, bisa mendapat bantuan donasi berupa sembako dan terapi untuk penyakitnya.
Menurut Asep, Bu Ai adalah satu dari ribuan lansia lainnya yang menjadi penerima manfaat. Per tanggal 1-25 Agustus saja, bantuan untuk lansia dan masyarakat terdampak pandemi lainnya mencapai 1360 paket. Dan semuanya disokong dari donasi zakat.
“Dari ikhtiar ini, kita buktikan dana zakat bisa mengentaskan kemiskinan, termasuk membantu para jompo dhuafa mendapat penghidupan yang lebih baik,” tandasnya.