PERTANIAN

Kementan Tingkatkan Peluang Budidaya dan Bisnis Sorgum yang Cukup Menjanjikan

MONITOR, Jakarta – Di masa pandemi covid ini pertanian merupakan sektor yang harus berperan untuk menjamin ketersediaan dan kecukupan pangan.

Bicara masalah pangan, tidak terbatas pada beras semata, ada komoditas pangan lokal alternatif yang semakin marak dibudidayakan dan mempunyai potensi besar untuk dijadikan berbagai jenis olahan, meningkatkan nilai tambah dan juga mempunyai potensi pasar yang besar baik dalam dan luar Negeri, salah satunya Shorgum.

Shorgum merupakan tanaman yang masih satu keluarga dengan padi, jagung, dan gandum. merupakan salah satu jenis tanaman serbaguna yang dapat dijadikan sebagai sumber pangan alternatif, bahan pakan ternak dan bahan baku industri.

Sorgum memiliki sejumlah keunggulan diantaranya daya adaptasi adroekologi yang luas, tahan terhadap kekeringan, dapat dipanen beberapa kali serta tahan terhadap hama dan penyakit.  Tanaman ini banyak ditemui di wilayah kering dan tadah hujan seperti di wilayah selatan Pulau Jawa, Sulawesi Selatan, NTB dan NTT.

Kandungan protein dan unsur nutrisi dalam biji Sorgum diketahui lebih tinggi dibandingkan beras sehingga memliki prospek bisnis yang cerah sebagai komoditi pangan unggul baru dan bahan bioenergi.

Menurut Dr. Puji Harsono dalam Webinar Propaktani Episode ke 63 tanggal 19 Agustus 2021 yang diselenggarakann Direktorat Jenderal Tanaman Pangan bekerjasama dengan ISWI menyatakan bahwa selain untuk memenuhi bahan kebutuhan pangan dan pakan, Sorgum juga dapat dimanfaatkan untuk bidang kesehatan serta energi terbarukan biofuel. Selain itu, pemanfaatan Sorgum dapat menggunakan model pertanian zero waste karena batangnya dapat digunakan sebagai partikel board dan bagloog jamur.

“Malai Sorgum dapat digunakan untuk kerajinan sapu. Akar Sorgum dapat digunakan sebagai bioherbisida karena mengandung sorgoleana,” ujarnya.

Senada dengan hal tersebut, pada kesempatan yang sama Prof. Soeranto mengatakan bahwa selain untuk diolah menjadi pakan ternak dan bahan bioindustri, Sorgum juga dikenal sebagai bahan pangan dengan kandungan Gluten Free, Low Glycemic, Antioxidant dan High Fiber. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Sorgum dapat disebut sebagai Functional Food.

Sementara itu di tempat terpisah, Dirjen Tanaman Pangan Suwandi menyampaikan besarnya potensi pengembangan shorgum.

“Pemerintah tahun ini akan memberikan stimulan bantuan pemerintah seluas 5.000 hektar dengan strategi melalui peningkatan produktivitas, perluasan tanam, peningkatan produk, hilirisasai produk olahan, kemitraan, akses KUR,pengelolaan korporasi petani,” ujarnya.

Adapun beberapa lokasi pengembangan shorgum antara lain Aceh, Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, NTT, Sulbar, Sulsel, Maluku, Papua Barat. Kedepan bukan tidak mungkin komoditi Sorgum akan menjadi komoditi primadona setelah Padi dan Jagung. 

Recent Posts

Adit Setiawan Ditunjuk Sebagai Ketua Penyelenggara PORDA XVII DIY Cabor Kickboxing

MONITOR, Yogyakarta - Ketua Umum Kickboxing Sleman Adit Setiawan secara resmi ditunjuk sebagai Ketua Penyelenggara…

19 menit yang lalu

Kadis PUPR Sumut Kena OTT KPK, Menteri PU akan Evaluasi Seluruh Jajaran

MONITOR, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo angkat bicara terkait Kepala Dinas PUPR…

2 jam yang lalu

Kemenag Gelar Seleksi Test Akademik dan Bakat Skolastik BIB 2025 Secara Online

MONITOR, Surabaya - Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Puspenma) Kemenag RI, bekerjasama dengan…

3 jam yang lalu

Wamenhaj Saudi Apresiasi Sukses Haji dan Sebut Semua Tantangan Berhasil Dimitigasi

MONITOR, Jakarta - Wakil Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Abdul Fattah Mashat, hari ini,…

9 jam yang lalu

Hampir 8.000 Peserta Lolos Seleksi Administrasi BIB Kemenag

MONITOR, Jakarta - Ribuan peserta dinyatakan lolos seleksi administrasi dan berhak mengikuti Seleksi Akademik dan…

16 jam yang lalu

Serap Aspirasi PPNA, Baleg DPR Targetkan Pembahasan RUU PPRT Segera Rampung

MONITOR, Jakarta - Sudah lebih dari dua dekade RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT) digantung…

21 jam yang lalu