MONITOR, Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan stok dan harga beras tidak bersoal semasa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Hal ini menjadi perhatian Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo agar stabilitas pasokan dan harga pangan terutama pangan pokok tetap terjaga.
Kepala Pusat Distribusi dan Akses Pangan, Badan Ketahanan Pangan (BKP), Kementan, Risfaheri mengatakan beras sebagai pangan pokok berada dalam kondisi yang cukup dan aman.
“Sesuai prognosa kita, beras dalam posisi yang aman dan cukup. Hingga Desember 2021 mendatang kita Insya Allah masih memiliki surplus hingga 8,3 juta ton, “ ungkap Risfaheri di Jakarta, Kamis (19/08/2021).
Dia memerinci stok tersebut tersebar di penggilingan 1,5 juta ton, pedagang 715 ribu ton, lumbung pangan masyarakat 4,9 ribu ton, PIBC 37 ribu ton, horeka 354,9 ribu ton, rumah tangga 4,4 juta ton dan Bulog 1,2 juta ton. Sebaran stok tersebut dapat menggambarkan situasi stok beras di masyarakat dan pemerintah aman secara nasional.
Dia menambahkan, kondisi ketersediaan yang cukup harus diikuti oleh distribusi yang merata sehingga harga dapat terkendali dan tidak mengalami lonjakan yang signifikan.
Berdasarkan Panel Harga BKP per 19 Agustus 2021, beras medium dalam kondisi yang stabil. Rata-rata nasional harga beras medium secara nasional sebesar Rp 10.821/kg, naik 0,31% dibanding minggu sebelumnya.
“Kenaikan harga beras ini masih dalam batas wajar. Kita terus menjaga agar kenaikannya tidak lebih dari 10%, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir,” ujar Risfaheri.
Untuk memastikan stabilitas pasokan dan harga pangan tetap terjaga, Kementan terus melakukan pemantauan pasokan dan harga beras terutama di pasar-pasar besar di seluruh provinsi.
Pemantauan yang dilakukan di Pasar Rau, Kota Serang Provinsi Banten pada Minggu (15/08/2021) menunjukkan kondisi yang stabil dan aman, tidak bersoal terkait akses dan distribusi pangan.
“Pasokan dan ketersediaan beras pada masa pandemi aman, meski belum memasuki musim panen, dan harga juga cenderung stabil, namun penjualannya menurun drastis mencapai 50 %, dibandingkan hari biasanya sebelum PPKM” ungkap Lutfi Salim, salah seorang pedagang beras Pasar Rau Kota Serang.
Pasokan beras di Pasar Rau mencapai 15 ton per hari yang didatangkan dari Karawang Jawa Barat dan Kabupaten Serang serta dari beberapa wilayah di Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Banten. Beras dari Karawang banyak disukai karena kualitasnya bagus.
Pedagang Beras lainnya di Pasar Rau H. Anis mengakui, memang saat ini terjadi penurunan permintaan beras oleh masyarakat. Diberlakukannya PPKM berdampak pada menurunnya penjualan beras sampai 50 %. Sebagian besar konsumennya (sekitar 80%) adalah warung makan dan restoran yang berkurang produksi dan jam operasionalnya selama PPKM.
Selain melakukan pemantauan langsung, BKP juga melakukan pemantauan melalui aplikasi Sistem Monitoring Stok (Simonstok) beras yang tersebar di berbagai titik distribusi.