PERTANIAN

Stabilkan Pasokan, Kementan kembali Subsidi Distribusi Bawang Merah ke Maluku

MONITOR, Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Ketahanan pangan (BKP) kembali melakukan stabilisasi pasokan melalui kebijakan subsidi distribusi pangan dari wilayah surplus ke wilayah defisit.

Kepala Pusat Distribusi dan Akses Pangan, Risfaheri dalam keterangannya, Senin (02/08/2021) mengatakan bantuan distribusi pangan untuk komoditas bawang telah diluncurkan pada Rabu (21/07/2021).

“Kita bantu biaya distribusi bawang merah kali ini dari wilayah Probolinggo Jatim ke Ambon, Maluku, sebanyak 31 ton. Selain untuk menjaga stabilitas harga di Ambon, juga untuk menjaga harga di produsen yang saat ini panen,” ujar Risfaheri.

Dijelaskannya lebih lanjut, ini merupakan distribusi bawang merah tahap kedua yang dilakukan dalam dua bulan terakhir. Sebelumnya, pada Juni 2021 sebanyak 27 ton bawang merah telah dikirim dari Probolinggo ke Ambon.

Bawang merah yang dibeli dari gapoktan di Probolinggo dengan harga Rp. 28.000 per kg, dijual di Ambon dengan harga antara Rp. 32.000-35.000 kg di bawah harga pasar sebesar 40.000/kg.

Bawang merah menjadi salah satu komoditas yang diintervensi distribusinya mengingat tidak semua daerah mampu memproduksi bawang merah secara merata.

Untuk melakukan intervensi tersebut, Risfaheri mengatakan terus melakukan pemantauan melalui sistem monitoring stok pangan (Simonstok) sebagai instrumen strategis di BKP Kementan dalam melihat kondisi stok dan kebutuhan pangan di daerah.

Kepala BKP Kementan, Agung Hendriadi mengetakan, Kementan di bawah komando Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo terus melakukan berbagai upaya agar ketahanan pangan terus terjaga terlebih lagi saat ini masih dalam kondisi pandemi.

Dia mengatakan subsidi distribusi ini merupakan bentuk intervensi pemerintah agar pangan aksesibilitas pangan merata dan terjangkau di seluruh wilayah.

“Kita tahu ada wilayah-wilayah yang surplus dan defisit. Kita intervensi dengan distribusi pangan ini, sehingga keterjangkauan pangan merata,” ujar Agung.

“Jika kita bisa intervensi 10 persen saja dari produksi suatu komoditas, tentu sudah mampu memengaruhi harga, syukur-syukur bisa di atas itu,” tambahnya.

Recent Posts

Pabrik DAIKIN Resmi Beroperasi, Siap Produksi 1,5 Juta Unit AC per Tahun

MONITOR, Cikarang - DAIKIN secara resmi mengumumkan dimulainya produksi massal AC hunian di pabrik AC…

2 jam yang lalu

PPIH: Alhamdulillah, Fase Kedatangan Jemaah Haji Gelombang I Berakhir

MONITOR, Jakarta - Fase kedatangan jemaah haji gelombang I sudah berakhir. Tahap ini ditutup dengan…

5 jam yang lalu

Puan Dorong Layanan dan Perlindungan Bagi Jemaah Haji Lansia Dioptimalkan

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR Puan Maharani mendorong peningkatan layanan bagi jemaah haji lanjut usia…

10 jam yang lalu

Bersama Pimpinan dan Anggota Komisi XIII DPR, Adies Kadir Tinjau Pelaksanaan Makkah Route

MONITOR, Jateng - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Adies Kadir bersama…

11 jam yang lalu

Hari Reformasi, DEMA FISIP UIN Ajak Mahasiswa Sambut dengan Intelektualitas

MONITOR, Jakarta - Dalam rangka memperingati Hari Reformasi yang jatuh pada 21 Mei, Dewan Eksekutif…

11 jam yang lalu

Menteri Maman Sebut SPPG dalam MBG sebagai Ekosistem untuk UMKM

MONITOR, Bandung - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menekankan Satuan Pelayanan…

13 jam yang lalu