Jumat, 29 Maret, 2024

Gandeng Kowani, Kementan Ajak Manfaatkan Kedelai Lokal

MONITOR, Jakarta – Mendukung penyerapan dan meningkatkan nilai tambah hasil produk petani, Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng pihak lain seperti KOWANI (Kongres Wanita Indonesia). Kowani yang berjumlah ribuan orang tersebar di  Indonesia diharapkan menjadi pionir dan Agent of Change perubahan dalam pemberdayaan perempuan dibidang perekonomian.

Ketua umum Kowani, Giwo Rubianto Wiyogo menyatakan perempuan Indonesia khususnya anggota Kowani diharapkan memiliki motivasi menjadi pengusaha untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. “Usaha yang dilakukan bisa dengan miliki usaha sampingan dari mengolah hasil  produk pertanian  berbahan dasar Kedelai, Edamame, bawang merah,” ucap Giwo saat memberikan sambutan dalam acara Seminar Nasional Kowani via Aplikasi Online (30/6) yang diikuti sekitar 2.000 peserta.

Giwo sepakat dengan penyataan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo(SYL) yang menyatakan bahwa Sektor Pertanian adalah sektor yang mampu mengerakkan perekonomian nasional selama pandemi. Di saat banyaknya PHK dan lesunya sektor-sektor lain, usaha dibidang pertanian yang malah naik, ini yang menjadikan alasan Kowani untuk ikut andil menggerakan perekonomian.

Komoditi yang paling menjadi konsen Giwo salah satunya adalah Kedelai. Bahan baku tempe ini selain kaya akan antioksidan juga kayak akan protein. Sudah banyak memang olahan berbahan dasar kedelai diharapkan ada kreatifitas baru untuk menjadikan kedelai sebagai peluang usaha baru.

- Advertisement -

Di saat yang bersamaan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi mengapresiasi acara seminar nasional yang diadakan Kowani. Suwandi akan mendukung penuh Langkah Kowani untuk meningkatkan nilai tambah dari seperti produk olahan kedelai.

Suwandi menambahkan bentuk dukungan Kementan dalam memenuhi kebutuhan kedelai lokal adalah program pertanaman 400.000 hektar tersebar di Seluruh Indonesia. Dengan adanya Gerakan Kowani ini diharapkan bisa menyerap hasil panen kedelai local, karena produk local tidak kalah dengan kedelai impor.

“Varietas lokal unggul kita sudah mulai banyak seperti Grobogan, Anjasmoro, Argopuro, Malabar, Wilis, dan banyak lagi” tutur Suwandi. Dengan adanya Gerakan membeli kedelai petani local kita juga mendukung petani untuk bersemangat menanam kedelai jadi tidak perlu impor lagi.

Masih banyak orang yang tidak paham, dengan menanam kedelai sebenarnya banyak mendapat banyak keuntungan tambahan seperti tanahnya menjadi subur, batang dan daunnya bisa buat ternak.

Kemudian untuk hilirisasi, beragam menu olahan kedelai lokal bisa berperan menggerakkan UMKM. “Kuncinya di market driven sehingga perlu branding denga  kedelai lokal olahan sebagai lifestyle bagi milenial. Dan ini perlu dukungan Perda atau Peraturan Gubernur/Bupati untuk menggerakkan konsumsi pangan lokal pada hotel, resto, rumah makan, acara rapat, hajatan dan lainnya,” ujar Suwandi.

Suwandi berharap makin banyak pengusaha-pengusaha untuk dapat menyerap hasil-hasil para petani lokal. Dengan membeli hasil petani local berarti mengerakan perekonomian nasional dan terakhir adalah meningkatkan kesejahteraan para petani di Indonesia.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER