MONITOR, Jakarta – Politikus senior Fahri Hamzah tak segan mengingatkan agar masa orde Soekarno dan Soeharto jangan sampai terulang kembali. Ini ditandai dengan dibatasinya ruang berekspresi warga negara dalam menyuarakan pendapat dan kritik terhadap pemerintahan.
Bagi Fahri, yang juga merupakan mantan Aktivis 98, kedua presiden Soekarno dan Soeharto mengalami banyak dinamika selama memimpin bangsa Indonesia mulai dari dipuji, hingga dimaki-maki rakyatnya.
“Kita harus terus mengingatkan sikap sadis bangsa ini kepada pemimpinnya: dipuji, diminta bertahan, asal bapak senang, dll lalu setelah jatuh ditinggal dan dimaki habis-habisan. Sukarno dan Suharto adalah 2 korban paling mengerikan. Jangan ada yang ke-3,” ujar Fahri mengingatkan, Rabu (30/6/2021).
Menyikapi sikap kritis mahasiswa pengurus BEM Universitas Indonesia, Fahri pun menyambut baik. Bahkan ia mengingatkan bahwa sikap kritis tersebut menjadi pengingat waktu bagi iklim demokrasi Indonesia.
“Mahasiswa adalah jam penanda waktu demokrasi kita. Meme-nya adalah suara pelan yang keluar dari pergerakan jarum-nya, mengingatkan kita bahwa waktu terus berjalan, jam itu bisa menjadi jam pada dinding yang datar, atau detonator pada bom waktu,” tukasnya.