MONITOR, New Delhi – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di New Delhi pada tahun ini menyelenggarakan program kelas Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) khusus untuk militer, yang sudah sukses digelar program pertama pada 30 Maret – 7 Juni 2021 dan berlanjut program ke-2 mulai 14 Juni hingga akhir Agustus 2021.
Para pemelajar BIPA dari kalangan milter ini terdiri atas sembilan orang militer asal India, Bangladesh, dan Sri Lanka. Sebanyak empat orang dari India dan tiga orang dari Bangladesh disiapkan belajar Bahasa Indonesia untuk mengikuti pendidikan SESKO TNI, sementara dua orang dari Sri Lanka akan melanjutkan program magister di Universitas Pertahanan Indonesia pada awal 2022.
Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI New Delhi, M. Rizky Safari, mengapresiasi kesembilan pemelajar BIPA pertama dengan hasil yang sangat memuaskan, sehingga bisa melanjutkan ke pembelajaran BIPA kedua.
“Selamat dan saya turut bahagia sembilan orang militer dapat menyelesaikan pembelajaran BIPA dari akhir Maret hingga Juni 2021 dengan hasil yang sangat memuaskan,” ujar M. Rizky saat welcoming fresher secara daring di New Delhi, pada Senin (14/6).
M. Rizky menegaskan kembali maksud dari Kelas BIPA yakni memberikan kemampuan berbahasa Indonesia untuk tujuan selanjutnya, yaitu mengikuti pendidikan di Indonesia.
“Harapannya para pemelajar dapat mengikuti program berikutnya dengan lancar, sehingga di Indonesia bisa belajar lebih cepat,” katanya.
Ia berharap program ini tidak berhenti hanya sampai BIPA kedua saja, namun dapat berlanjut hingga ke tingkat mahir dengan jumlah peserta yang lebih banyak dan model kelas yang lebih variatif.
“Semoga semua pemelajar berhasil dan lebih sukses ke depannya,” tutur Rizky.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) di New Delhi, Lestyani Yuniarsih, turut mengapresiasi antusiasme pemelajar dan menyampaikan selamat atas keberhasilan mereka yang hasilnya melampaui program BIPA pertama.
“Harapannya kepada para pemelajar ini tetap semangat dan sehat mengikuti program berikutnya hingga di Indonesia nanti,” ucap Lestiyani.
Sembilan pemelajar ini terdiri atas enam orang anggota militer angkatan darat dari India, Bangladesh, dan Sri Lanka; dua orang angkatan laut dari India dan Bangladesh, serta satu orang angkatan udara dari India.
Salah satu guru pengajar Kelas BIPA, Fakhri Fauzi, dalam laporannya menyampaikan sumber bahan ajar yang digunakan tidak hanya buku Sahabatku Indonesia. Para guru juga menggunakan YouTube dan sumber lain untuk menambah wawasan tentang ke-Indonesia-an.
Padatnya jadwal yang dirancang selama selama hampir 2,5 bulan ini tidak mengurangi antusiasme dan semangat para pemelajar. Setiap hari mereka harus mengikuti 2 sesi yang berlangsung selama 3 s.d. 4 jam. Setelah mengikuti program BIPA pertama, para pemelajar sudah mempunyai kemampuan yang cukup dalam memahami percakapan sederhana dan menggunakan ungkapan sederhana dalam bahasa Indonesia secara lisan dan tulis.
“Mereka saat ini sudah bisa menceritakan hal-hal yang menarik yang terjadi di sekitar, menceritakan pengalaman liburan, kegiatan sehari-hari, makanan kesukaan mereka, dan sebagainya dengan bahasa (Indonesia) yang sederhana,” ujar Fakhri Fauzi.
Lebih lanjut, Fakhri Fauzi menyampaikan juga bahwa jika terjadi perbedaan atau ketimpangan kemampuan di antara para pemelajar dapat dikatakan masih dalam tingkat wajar.
“Yang menarik adalah kemampuan menyimak mereka cukup baik, meskipun sering kali mengalami kesulitan menemukan informasi penting dari percakapan bertempo cepat. Menurut mereka, audio simakan pada buku bahan ajar terlalu cepat,” ungkapnya.
Sebagai solusinya, para guru menyampaikan informasi yang agak rumit tersebut ke dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Sementara itu dalam sambutannya, Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa, Dora Amalia yang mewakili Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada KBRI New Delhi, Dhaka, dan Kolombo yang telah berinisiatif menyelenggarakan kelas khusus BIPA untuk anggota militer.
“Inisiatif ini merupakan upaya untuk mendukung pengembangan diplomasi,” ujarnya.
Dora berharap kemampuan para pemelajar dalam berbahasa Indonesia ini akan lebih menguntungkan untuk tugas berikutnya dan lebih mendukung hubungan diplomatik yang strategis antara Indonesia dengan ketiga negara ini.
“Semoga pandemi segera berakhir, sehingga peserta Kelas BIPA jumlahnya lebih beragam dan bisa saling bertemu dengan para pemelajar di Indonesia lainnya,” ucapnya.
MONITOR, Bekasi - PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) menggelar kegiatan Doa Bersama dan Santunan Anak…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meyakinkan otoritas Amerika Serikat terkait mutu dan…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi II DPR RI Ahmad Irawan menyoroti kasus penangkapan Gubernur Bengkulu…
MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani berharap peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2024…
MONITOR, Jakarta - Koperasi sebagai tonggak pemberdayaan masyarakat, telah membuktikan bahwa ekonomi yang kuat dapat…
MONITOR, Banten - Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto mengaku kaget…