Jumat, 29 Maret, 2024

Kampus Mengajar: Pengabdian dengan Semangat Belajar untuk Mengajar

MONITOR, Jakarta – Program Kampus Mengajar Angkatan I Tahun 2021 yang telah diluncurkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikburistek), Nadiem Anwar Makarim pada Februari 2021 hampir selesai.

Sebanyak 14.621 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dengan dibimbing oleh 2.077 dosen telah bergabung di dalam Program Kampus Mengajar Angkatan I untuk mendampingi guru dan kepala sekolah di 4.810 SD di 458 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam menuturkan pengalaman para mahasiswa dan manfaat dari mengikuti program Kampus Merdeka sungguh luar biasa.

“Berbagai inovasi dilakukan oleh adik-adik mahasiswa dan berbagai pengalaman yang tak ternilai harganya telah dialami oleh peserta Program Kampus Mengajar,” disampaikan Nizam pada pengumuman penyelenggaraan Festival Kampus Mengajar secara daring di Jakarta, pada Jumat (11/06).

- Advertisement -

“Tentu pengalaman mereka luar biasa sekali dan manfaat yang dirasakan oleh para guru dan adik-adik siswa yang dibimbing oleh para mahasiswanya diinspirasi oleh kakak-kakaknya juga sungguh luar biasa,” lanjut Nizam.

Salah satu mahasiswa penerima program Kampus Mengajar yang merasakan manfaat dari program ini adalah Havid Adhiatama yang mendapat tugas mengajar di SD Negeri 4 Kalisat Kidul, Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah. Havid yang sekaligus sebagai Duta Kampus Mengajar berasal dari Universitas Negeri Semarang, Jawa Tengah.

Menurutnya, Program Kampus Mengajar telah melakukan transformasi dalam pengajaran terkait tiga hal, yaitu: literasi, numerasi dan alih teknologi.

“Alih teknologi disini cukup sulit, sejak awal penerjunan kami menemui kendala sebab sinyal GSM untuk internet ataupun SMS tidak ada sama sekali di sini,” tutur Havid.

Menurut dia, andalan untuk berkoordinasi dengan tim adalah radio komunikasi.

“Selain itu, kami berkerja sama dengan LAPAN dan AMSAT-ID melalui Organisasi Amatir Radio untuk melaksanakan uji coba berkirim media pembelajaran melalui Satelit LAPAN A2 / Satelit IO-86,” tutur Havid.

“Uji coba tersebut berhasil, bisa digunakan ketika benar-benar dalam keadaan darurat,” kata dia.

Senada dengan itu, Athi Nur Auliati Rahman, seorang mahasiswi asal Universitas Negeri Yogyakarta yang ditempatkan di SDN Gulugulu 2 Kab. Sumenep, Jawa Timur juga menyimpan pengalaman-pengalaman berkesan selama mengikuti Program Kampus Mengajar.

“Pertama saya merasa ada perubahan cara pandang dan bersikap terutama dalam menanggapi jarak antara pendidikan di perguruan tinggi dengan lapangan khususnya di desa tertinggal,” kata Athi.

Menurutnya, melalui Kampus Mengajar, ia berkesempatan untuk hadir berusaha memberi solusi atas persoalan pendidikan di daerah.

“Mulai dari distribusi ilmu pengetahuan, pengajar, media pembelajaran, fasilitas atau alat pembelajaran, sinyal internet, motivasi belajar siswa, peran orang tua, dan banyak lagi,” terang dia.

Meskipun Athi mengetahui fasilitas di daerah kurang memadai, ia mencoba untuk memberikan pembelajaran yang terbaik bagi peserta didiknya.

“Saya tahu betul bagaimana kondisi pendidikan desa tersebut. Walau (pelajar) tidak punya HP, susah sinyal, pun sebagian besar gagap teknologi, saya mencoba untuk mengajak adik-adik saya bangkit dari ketertinggalan,” jelas Athi.

Berbagai fitur dan aplikasi diterapkan Athi untuk memberikan pembelajaran yang menarik bagi peserta didiknya. Mulai dari mengenalkan materi-materi lewat video edukasi, mengenalkan menggunakan laptop saat mengajar, melakukan eksperimen-eksperimen fisika yang menarik, bermitra dengan orang tua, serta kunjungan belajar ke rumah-rumah siswa, sampai membimbing hingga mereka menang lomba.

“Kemarin, adik bimbingan saya yang awalnya tidak bisa mengerjakan 1/2 + 1/4, bisa meraih peringkat 1 KSN tahap 1 tingkat kecamatan dan itu membuat kami bahagia, begitupun orang tuanya. Kehadiran saya pun, yang dianggap sebagai energi baru dari kampus, membantu memberi sumber daya baru bagi sekolah,” jelas Athi.

Diakui Athi, walaupun program Kampus Mengajar ini singkat, dampak dari Kampus Mengajar bisa sedikit banyak mengatasi permasalahan-permasalahan pendidikan selama pandemi yang ada di lapangan.

Sehubungan dengan hal tersebut, Kemendikbudristek membuka kesempatan kepada para mahasiswa untuk kembali bergabung di dalam program Kampus Mengajar Angkatan II Semester Pertama Tahun Ajaran 2021/2022.

“Jangan lupa segera daftarkan melalui laman Kampus Merdeka di Kemendikbudristek dan segera siapkan diri anda untuk mendapatkan pengalaman terbaik yang akan anda sekalian alami dalam program Kampus Mengajar,” ajak Nizam.

Pada program Kampus Mengajar Angkatan II kali ini, para mahasiswa yang terdaftar akan mengajar di lebih dari 3.400 SD dan 375 SMP di seluruh Indonesia. Selain mendapatkan pengalaman dan pengayaan dalam penggunaan teknologi untuk memperkuat literasi dan numerasi anak-anak, para mahasiswa juga akan mendapat insentif dari pemerintah.

”Sekaligus juga akan mendapatkan SKS atas seluruh karya dan kinerja adik-adik sekalian di dalam mengikuti program kampus mengajar selama satu semester ini,” ujar Nizam.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER