Rabu, 24 April, 2024

Kemenperin Kembangkan Platform Digital Klinik Desain Merek Kemas

MONITOR, Jakarta – Di tengah persaingan pasar yang semakin ketat, juga seiring kemajuan teknologi, industri pengemasan memegang peranan penting dalam meningkatkan daya saing produk. Sebab, pengemasan tidak bisa dipisahkan dari proses industri secara umum.

“Dengan meningkatnya industrialisasi yang mulai melangkah ke arah digitalisasi, industri pengemasan dituntut untuk bisa bergeliat lebih cepat lagi. Tentunya yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dan tren masa kini,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih di Jakarta, Sabtu (24/3).

Dirjen IKMA menyampaikan, kemasan menjadi aspek penting dalam meningkatkan branding produk nasional, termasuk untuk warna dan tulisannya. “Jadi, ketika masuk pasar, barang tersebut harus mudah dilihat dan dijual,” tuturnya.

Untuk itu, Kemenperin sedang mengembangkan platform digital Klinik Desain Merek Kemas (KDMK) yang dapat menjadi pendorong bagi peningkatan mutu dan fungsi kemasan, sehingga produk industri lokal dapat unggul dalam persaingan global.

- Advertisement -

“Platform ini akan mengintegrasikan seluruh informasi yang ada di rumah kemasan dengan menjadi KDMK sebagai hub,” jelasnya.

Gati berharap pengembangan platform digital KDMK mendapat dukungan dari pemerintah daerah, asosiasi, dan perguruan tinggi.

“Kami telah melihat rumah kemasan yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Ini dapat menjadi benchmark terkait proses bisnis pada rumah kemasan, terutama dalam hal pengelolaan dan kesiapan sumber daya manusianya,” ungkapnya.

Balai Industri Kreatif Digital dan Kemasan Provinsi Jawa Tengah telah dibentuk sejak 2016. Sebelumnya, balai industri ini dikenal dengan nama Balai Pengembangan Kemasan dan Industri Kreatif. Balai ini selain melayani pengembangan kemasan, juga menjadi menyediakan layanan working space, inkubator, dan sarana pemasaran online untuk industri kreatif digital. Balai Industri Kreatif Digital dan Kemasan juga membuka layanan konsultasi sekaligus pembuatan kemasan, sablon, desain, laminasi sesuai pesanan IKM.

Menurut Gati, pihaknya telah membentuk KDMK sejak tahun 2003. Klinik ini bertujuan untuk membantu pelaku IKM dalam pemilihan bahan kemasan yang sesuai dengan produknya, pemilihan teknologi kemasan, pembuatan desain kemasan, pembuatan label kemasan sesuai peraturan yang berlaku, dan memfasilitasi bantuan cetak kemasan.

Selama periode 2015-2019, KDMK telah memfasilitasi sebanyak 858 IKM, di mana 81% merupakan IKM pangan (makanan dan minuman), kemudian IKM kerajinan (10%), dan IKM sandang (6%). “Dalam menjalankan fungsinya, KDMK juga didukung oleh 25 rumah kemasan yang tersebar di Provinsi dan Kabupaten atau Kota,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Ditjen IKMA Kemenperin akan memetakan klinik kemasan dan atau rumah kemasan yang tersebar di daerah, untuk dikelompokkan ke dalam beberapa tingkatan kelas untuk memudahkan penyusunan program KDMK ke depannya.

“Ditjen IKMA bekerjasama dengan tim tenaga ahli dari Institut Pertanian Bogor untuk memetakan rencana pengembangan sesuai kondisi dan kebutuhan masing-masing rumah kemasan di daerah,” ujar Gati.

Diharapkan KDMK akan menjadi sarana informasi bagi pelaku IKM dan rumah kemasan, yang meliputi teknologi pengemasan, mesin kemasan, bahan baku kemasan, perkembangan dan tren desain kemasan, inovasi kemasan, peraturan di bidang kemasan serta informasi event penganugerahan tentang kemasan. Selain itu, KDMK dapat menjadi sarana pembelajaran melalui e-learning dan basis data melalui e-directory bagi IKM dan Rumah Kemasan.

“Bahkan, menjadi tempat bertemunya IKM dan rumah kemasan dengan supplier bahan baku kemasan dan teknologi kemasan, sekaligus sumber konsultasi dan bimbingan terkait kemasan dan merek,” papar Gati.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER