MONITOR, Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) meningkatkan kerja sama dengan Pemerintah Kota Solo dalam upaya pengembangan Solo Technopark.
Langkah strategis ini juga menjawab tingginya permintaan tenaga kerja pada industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di seluruh wilayah Indonesia, khususnya Jawa Tengah.
“Perpanjangan kerja sama ini untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi SDM industri, khususnya di sektor industri TPT melalui pengembangan Akademi Komunitas (AK) Tekstil Solo yang berada di bawah binaan BPSDMI Kemenperin dan berlokasi di kompleks Solo Technopark,” kata Kepala BPSDMI Kemenperin Arus Gunawan di Jakarta, Senin (29/3).
Beberapa waktu lalu, Kepala BPSDMI Arus Gunawan beserta jajaran Eselon II melakukan pertemuan dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
“Selama ini kita telah bekerja sama dengan Pemkot Solo, sehingga sekarang perlu meningkatkan kerja sama tersebut,” ujar Arus.
Kepala BPSDMI optimistis, dengan tenaga kerja yang kompeten, industri TPT di tanah air akan semakin berdaya saing. Sektor ini bakal berperan penting dalam memberikan kontribusi yang signfikan bagi perekonomian nasional.
“Selama ini, industri TPT merupakan salah satu sektor yang menyumbang devisa cukup besar dari ekspornya dan menjadi sektor padat karya dengan menyerap tenaga kerja yang banyak,” ungkap Arus.
Kemenperin mencatat, kinerja ekspor industri pakaian jadi sepanjang tahun 2020 mencapai USD7,04 miliar. Sektor industri tekstil mampu memberikan kontribusi sebesar 6,76 persen pada PDB industri pengolahan nonmigas di tahun lalu.
Arus menjelaskan, AK-Tekstil Solo merupakan salah satu unit pendidikan milik Kemenperin yang menyelenggarakan program pendidikan setara Diploma II dan terdiri dari tiga program studi, yakni Teknik Pembuatan Benang, Teknik Pembuatan Kain dan Teknik Pembuatan Garmen.
“Peran ini yang perlu terus dipacu dan dioptimalkan,” ujarnya.
Hingga saat ini, AK-Tekstil Solo telah meluluskan lebih dari 1.000 mahasiswa, dengan total sebanyak 300 lulusan setiap tahunnya. Bahkan, 100% dari lulusan tersebut langsung terserap kerja di perusahaan-perusahaan tekstil besar yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, seperti PT. Pan Brothers, PT. Mataram Tunggal Garmen, dan PT. Sritex, Tbk.
“AK-Tekstil Solo telah menjadi pelopor pendidikan vokasi yang menjadi rujukan, karena membangun kolaborasi yang baik antara lembaga pendidikan dan industri,” jelas Arus.
Artinya, AK-Tekstil Solo mampu memasok tenaga kerja terampil yang sesuai dengan kebutuhan industri TPT saat ini.
“Hal tersebut tidak luput karena adanya penyelenggaraan program unggulan BPSDMI, yakni link and match dengan pelaku industri yang mengintegrasikan kurikulum pendidikan di kampus dengan pendidikan industri sehingga proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan industri serta siap bekerja langsung di industri,” imbuhnya.
Pemilihan Kota Solo sebagai lokasi pendirian unit pendidikan Kemenperin ini juga tidak terlepas dari ikon kota Surakarta yang telah dikenal sebagai sentra tekstil di Indonesia, khususnya industri batik.
“Ke depannya, kerja sama ini akan dibicarakan lagi demi tumbuhnya dunia industri di Solo. Saya berharap semoga AK-Tekstil dan Solo Technopark bisa tumbuh untuk supply chain dari industri,” terang Arus.
Dalam pertemuan, kedua belah pihak juga telah sepakat untuk membahas lebih lanjut secara lebih detail mengenai rencana kerja sama ini.
“Setelah ini masih ada pertemuan lanjutan,” ungkap Gibran ketika memberi penjelasan kepada wartawan usai pertemuan berakhir.
Sebelumnya, Kemenperin telah menjalin kerja sama dengan Solo Technopark milik Pemkot Surakarta beserta Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Tengah dalam rangka pendirian AK-Tekstil Solo pada akhir tahun 2015 yang diresmikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada 26 Januari 2016.