MONITOR, Tangerang – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Biro Humas dan Informasi Publik menggelar Tani On Stage (TOS) bertemakan Pemenfaatan Inovasi Alat dan Mesin Pertanian di Era Pertanian Modern. Acara ini digelar di halaman Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Balitbangtan, Situ Gadung, Tangerang dihadiri mahasiswa Kampus Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) yang mematuhi protokol Kesehatan dan juga bisa diikuti melalui daring.
Dalam kesempatan ini, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri mengatakan bahwa sektor pertanian terus mengalami perkembangan modern dengan memasifkan pemanfaatan teknologi mekanisasi secara merata di seluruh pelosok Indonesia.
“Karena itu, saya ingin hari ini kita sama-sama mengulas apa saja yang sudah kita lakukan. Kemudian Inovasi apa yang juga sudah kita terapkan. Saya pikir pertanian Indonesia sejak beberapa tahun ini terus mengalami perkembangan yang jauh lebih baik,” ujar Kuntoro, Jumat, 26 Maret 2021.
Kuntoro mengatakan, yang paling penting dilakukan adalah menarik minat generasi muda agar kembali terjun ke dunia pertanian. Sektor ini harus menjadi perhatian bersama mengingat pertanian adalah masa depan bangsa dalam mewujudkan kedaulatan.
“Saya berharap diskusi ini memantik ide-ide kreatif dan semangat yang tinggi dalam membangun sektor pertanian masa depan,” katanya.
Pengawas Alat Mesin Pertanian Madya dan Koordinator Kelompok Pendaftaran Pengawasan Peredaranan Alsintan, Sri Hantoro SP, mengatakan bahwa mekanisasi perlu diterapkan untuk mengantisiapsi kemungkinan adanya penyusutan jumlah petani desa yang beralih profesi menjadi pekerja kota.
“Mekanisasi perlu kita terapkan karena jumlah petani di desa menurun. Karena itu, kita ingin anak muda terjun bertani dengan menggunakan mekanisasi. Kami selalu sampaikan bahwa sektor pertanian sudah melangkah lebih jauh dengan berbagai alat canggih,” katanya.
Menurut Hantoro, pendistribusian Alsintan secara masif sudah dilakukan sejak 2014. Saat itu, Kementerian Pertanian bersama pemerintah daerah langsung melakukan sosialisasi dan pendampingan kepada para petani.
“2014 sudah masif, tapi sekarang lebih masif lagi. Bahkan Alsintan yang didistribusikan sudah beragam dan dapat digunakan dalam kondisi dan tantangan yang dihadapi,” katanya.
Sementara itu, Koordinator Kepala Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian dan Rekayasa Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Harsono MP, mengatakan bahwa saat ini pihaknya tengah mengembangkan kecanggihan Alsintan yang terhubung langsung dengan sentuhan aplikasi pada smartphone.
“Kita mengembangkan robot tanam dan kebun sedap malam yang semuanya terhubung dengan teknologi. Bahkan kita sedang mengembangkan penggunaan aplikasi untuk membuka dan menutup pintu irigasi,” katanya.
Sejauh ini, lanjut Harsono, mekanisasi berhasil diterapkan di sejumlah lokasi areal tanam baru seperti pada program lumbung pangan food estate yang ada di Kalimantan Tengah serta food estate yang ada di Sumatera Utara. Kedua areal pangan nasional itu, kata Harsono 80 persen sudah menggunakan teknologi informasi dan mekanisasi.
“Mekanisasi mendukung perkembangan food estate, sehingga produksi yang dilakukan lebih cepat, lebih efektif dan lebih efisien. Misalnya, di sana sudah menggunakan drone penyebar benih, alat tanam kentang, kemudian kita juga kembangkan alat tanam padi jagung untuk food estate di Kalimantan Tengah,” tutupnya.