Sabtu, 23 November, 2024

Wakil Mentan Pikat Petani Milenial Melalui Teknologi

MONITOR, Lembang – Wakil Menteri Pertanian (Mentan) RI, Harvick Hasnul Qolbi, meminta pengenalan teknologi pertanian terbaru agar semakin masif. Hal tersebut disampaikan dalam arahannya ketika melakukan kunjungan kerja ke Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jabar, Kamis (18/03/21).

“Pertanian harus mengarah ke penggunaan teknologi modern, kita dorong para petani milenial dengan pengenalan teknologi, supaya generasi muda tertarik untuk usaha di bidang Pertanian,” ujar Wamentan di hadapan seluruh peneliti, penyuluh dan staf yang hadir di aula gedung A BPTP Jabar.

Modernisasi pertanian menjadi salah satu kunci ditengah semakin sempitnya lahan dan jumlah penduduk yang kian bertambah. Namun meski dalam situasi yang serba sulit, pertanian tetap menjadi harapan utama pemerintah.

“Pangan merupakan sandaran pemerintah,  berbagai upaya kita lakukan dari teknologi, petani milenial hingga korporasi petani terus kita dorong. Kuncinya adalah harus ada untung (terhadap petani),” tutur Wamentan.

- Advertisement -

Menjawab tantangan ini, BPTP Jabar sebagai bagian dari Badan Litbang Pertanian, terus mengkaji berbagai teknologi secara spesifik lokasi agar tepat guna dan berdampak terhadap peningkatan produksi pertanian serta pendapatan petani.

Salah satunya dengan penerapan Tumpang sari tanaman (Turiman) dan Varietas Unggul Baru (VUB) berbasis teknologi budidaya pertanian ramah lingkungan.

“Kita saat ini di BPTP Jabar tengah melakukan kegiatan Demplot Varietas Unggul Baru, disini kita ajak petani menerapakan teknologi budidaya ramah lingkungan, dari mulai penggunaan benih unggul, dekomposer, pupuk hayati, dan pestisida nabati,” tutur Kepala BPTP Jabar, Wiratno.

Menurut wiratno, hasil dari penerapan pertanian ramah lingkungan ini cukup menggembirakan.

“Alhamdulillah tidak kalah dengan pertanian konvensional yang biasa dilakukan oleh petani bahkan hasil panennya naik hingga 35% dengan rata-rata 15%,” lanjutnya.

Varietas Unggul Baru yang dikembangkan oleh BPTP Jawa Barat antara lain Inpari 32, Inpari 33, Inpari 35, Inpari 39, Inpari 43, Inpari 45, Inpari Nutrizinc, Pamelen, Mantap dan Inpago 12.

Sementara, Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry menegaskan Balitbangtan akan terus memperkuat fungsi dan peran BPTP sebagai ujung tombak hilirisasi inovasi Balitbangtan.

“BPTP-BPTP yang kita miliki akan berfungsi sebagai gerai terdepan untuk mendistribusikan teknologi baru dan inovasi hasil penelitian ke petani dan dunia industri,” ujar Fadjry.

Wiratno melanjutkan bahwa pertanian ramah lingkungan ini kedepan akan dikombinasikan dengan teknologi digital, seperti pada pengaturan irigasi hingga pemberian pestisida yang semuanya dapat dioperasikan menggunakan telepon pintar. Sebelumnya, BPTP Jabar telah mengembangkan aplikasi untuk digitalisasi proses budidaya dan telah diterapkan pada budidaya kentang di Taman Teknologi Pertanian Garut.

“Selain untuk meningkatkan minat generasi muda untuk mengambil peran sebagai petani milenial, hal ini perlu dilakukan demi terwujudnya pertanian sehat dan generasi yang sehat serta berkualitas,” pungkas Wiratno.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER