MONITOR, Jakarta – Genap setahun, pandemi Covid-19 masih berlangsung di Indonesia dengan total kasus positif mencapai lebih dari 1.4 juta orang. Salah satu upaya percepatan pemerintah dalam menekan angka penyebaran ialah dengan melakukan vaksinasi Covid-19.
Vaksinasi diharapkan menjadi titik terang untuk mengembalikan kehidupan normal.
Menjelang akhir Maret 2021, vaksinasi tahap II sudah mulai diberikan kepada petugas pelayanan publik, lansia, tanpa terkecuali pedagang dengan akumulasi penerima vaksin mencapai 5.53 juta orang.
Lebih lanjut, Kementerian Kesehatan akan menargetkan vaksin ke 115 pasar di Jabodetabek, sebagai golongan profesi yang cukup sering berinteraksi setiap harinya dengan konsumen.
CEO Qasir, Michael Williem, melihat implementasi vaksinasi merupakan sebuah sinyal baik bagi pemulihan bisnis.
“Pendistribusian vaksin yang sedang berjalan saat ini, walaupun tidak serta-merta, namun kita semua tahu tujuannya agar masyarakat kembali bisa beraktivitas seperti biasa tanpa dibayang-bayangi ketakutan akan tertular virus. Meskipun untuk sampai ke sana tentu saja membutuhkan waktu, namun jelas ini adalah kabar baik buat semuanya, termasuk usahawan. Jadi tidak ada salahnya kita bersiap,” ajak Michael.
Baru-baru ini Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki juga telah menggaungkan langkah transformasi agar UMKM sigap menghadapi transisi bisnis pasca-pandemi.
Guna meningkatkan daya saing, pemerintah mendukung dengan tiga pilar utama antara lain, kemudahan perizinan bagi usaha mikro; transformasi digital untuk pemasaran; dan membangun teknologi produksi yang sesuai dengan standarisasi global.
Michael sangat mengapresiasi langkah konkrit pemerintah bagi koperasi dan UMKM.
“Sekarang tinggal bagaimana dari sisi pelaku usaha. Tentunya pelaku usaha juga harus mempersiapkan diri menyambut era baru bisnis pasca-pandemi,” jelas Michael.
Menurutnya, digitalisasi yang sudah mulai menggeliat setahun belakangan ini jangan sampai ditinggalkan, justru harus lebih dioptimalkan penggunaannya.
“Mendorong penjualan produk ataupun jasa yang sempat tersendat belakangan ini pasti memerlukan promosi yang gencar dan masif, baik secara konvensional maupun digital. Namun, karena kita masih berada dalam masa transisi akibat pandemi, porsi penggunaan teknologi lebih bisa diandalkan,” jelas Michael.
Dari sisi penyedia aplikasi, salah satu kontribusi Qasir untuk mendukung pelaku UMKM di masa transisi ini ialah dengan menyediakan layanan Website Usaha.
“Ini adalah semacam landing page atau format toko online untuk lini usahanya. Di dalamnya ada katalog yang memungkinkan pelanggan melakukan pemesanan langsung ke penjual, juga ada bio link yang bisa menampung semua link yang berhubungan dengan promosi produk dan pemasaran. Seperti link media sosial dan link akun di marketplace. Dengan biayanya yang sangat terjangkau, kami berharap pelaku UMKM di level apa pun itu, bahkan yang baru mulai, bisa langsung familiar dengan berbagai inovasi digital,” paparnya.
Ke depannya, Qasir mengaku akan terus berinovasi menyesuaikan tuntutan zaman agar pelaku UMKM bisa merasakan pengalaman berbisnis dengan bantuan teknologi namun tidak membebankan biaya operasionalnya sama sekali.
Bahkan dalam waktu dekat ini Website Usaha Qasir dapat menerima pembayaran online seperti transfer melalui virtual account dan mobile payment dengan kartu kredit dan debit.
“Semoga langkah ini semakin mempermudah pelaku usaha online maupun pelaku usaha konvensional yang tetap ingin meminimalisir kontak fisik,” tutup Michael.
Terakhir, Michael juga terus mengingatkan meski vaksin sudah mulai dijalankan, protokol kesehatan yakni memakai masker selama melakukan kegiatan fisik, mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer secara berkala ketika melakukan transaksi, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilisasi tetaplah harus diterapkan.