Senin, 25 November, 2024

SMK Pusat Keunggulan Jadi Daya Dorong Penciptaan Lulusan Unggul dan Kompeten

MONITOR, Jakarta –Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) meluncurkan program Merdeka Belajar ke-8: SMK Pusat Keunggulan untuk menjadi penggerak bagi sekolah lainnya agar meningkatkan kualitas dan kinerja sehingga mampu mencapai standar dunia kerja.

Dengan begitu, jumlah lulusan SMK yang memperoleh pekerjaan dan berwirausaha dalam satu tahun setelah kelulusan akan mengalami peningkatan.

“Denga karakter yang unggul, diharapkan SMK bisa mengimbaskan keunggulannya, bisa menjadi pelatih sehingga unggulnya bersama-sama. Juga, infrastruktur yang kita berikan ke SMK Pusat Keunggulan boleh digunakan bersama dengan SMK lain untuk mengembangkan diri,” disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kemendikbud, Wikan Sakarinto dalam Bincang Pendidikan, Jakarta, Jumat (19/3).

Dirjen Diksi kembali menekankan bahwa program SMK Pusat Keunggulan bukan bertujuan untuk membentuk sekolah favorit atau menjadikannya “menara gading” bagi sekolah lainnya. Namun, sebagai tempat bersama untuk mengembangkan SMK yang ada di lingkungannya.

- Advertisement -

“Intinya, adanya kolaborasi sekolah yang ada di sekitarnya, SMK Pusat Keunggulan menjadi pengimbas bagi SMK lain,” tegas Wikan.

Dalam penjelasannya, Dirjen Wikan menjelaskan latar belakang dikeluarkannya kebijakan Program Merdeka Belajar ke-8: SMK Pusat Keunggulan. Menurutnya, selama ini Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam pengembangan SMK terkait pemenuhan kebutuhan tenaga kerja. Untuk itu, diperlukan adanya solusi yang komprehensif untuk menjawab tantangan dalam rangka pembenahan kondisi SMK sejalan dengan kebutuhan dunia kerja.

Pada 2019, Kemendikbud memulai transformasi pengembangan SMK, yakni program Revitalisasi SMK yang ditujukan ke 300 sekolah. Fokusnya pada peningkatan mutu dan kualitas sarana dan prasarana pembelajaran sesuai dengan standar dunia kerja.

Lalu pada 2020, terdapat program SMK Center of Excellence (CoE) yang menyasar  491 sekolah dan 4.586 guru serta kepala sekolah dengan fokus pada pengembangan peningkatan pembelajaran dunia kerja, kompetensi guru, dan kepala SMK, serta sarana dan prasarana.

Kemudian, pada 2021 ini, untuk menjawab tantangan dan menyempurnakan program sebelumnya, Kemendikbud meluncurkan program SMK Pusat Keunggulan.

Program ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang terserap di dunia kerja atau menjadi wirausaha melalui keselarasan pendidikan vokasi yang mendalam dan menyeluruh dengan dunia kerja.

Sekolah yang terpilih dalam program SMK Pusat Keunggulan diharapkan menjadi rujukan serta melakukan pengimbasan untuk mendorong peningkatan kualitas dan kinerja SMK di sekitarnya.

“Jadi, tidak sekadar MoU tanda tangan, foto-foto, masuk koran, namun mencakup seluruh unsur 8+i sehingga pendidikan vokasi benar-benar menikah dengan industri,” ujar Wikan Sakarinto.

Direktur Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), M. Bakrun mengatakan bahwa saat ini sudah ada 3000 lebih SMK yang mendaftar.

“Kita masih terus dalam proses seleksi secara transparan bersama akademisi dan forum rumah vokasi untuk membuat seleksi ini berjalan dengan baik,” katanya. 

Kepala Sekolah SMKN 1 Batam, Lea Suroso berharap bahwa program SMK Pusat Keunggulan menjadi pendorong bagi banyak SMK untuk bermitra lebih erat dengan industri. Karenanya, kemitraan dengan industri sejatinya harus mampu mendongkrak pembelajaran yang aktif, inovatif, dan dinamis bersama industri.

“Manfaat-manfaat (pelatihan bersama industri) seperti ini senantiasa akan membantu kami mengembangkan sekolah dan kualitas lulusan sekolah kami, terlebih jika kami juga bisa melakukan “getok tular” pengalaman dan kemampuan kami kepada SMK-SMK lain,” ujarnya antusias.

Pengembangan SMK Berawal dari Peningkatan Kapasitas SDM

Program SMK Pusat Keunggulan mengusung semangat “Merdeka Belajar” berfokus pada penguatan kompetensi guru dan tenaga kependidikan, serta mendekatkan sektor pendidikan dengan dunia kerja profesional. Program SMK Pusat Keunggulan memberikan jalan untuk dapat memerdekakan potensi guru, kepala sekolah, dan siswa, serta menciptakan ekosistem berkebinekaan yang berstandar global.

Dirjen Wikan menambahkan bahwa fokus program SMK Pusat Keunggulan adalah penguatan SDM, yaitu penguatan kepala sekolah, pengawas sekolah, dan guru.

“Penguatan ini diberikan melalui program pelatihan dan pendampingan intensif untuk mewujudkan manajemen dan pembelajaran berbasis dunia kerja,” ungkapnya.

Inovasi dari program SMK Pusat Keunggulan adalah adanya pendampingan oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi akan terlibat dan berperan sebagai kakak pendamping. Misalnya, dijelaskan Wikan, perguruan tinggi dengan pengalaman, rekam jejak, dan jejaring yang baik dengan dunia kerja dapat membantu mempercepat akses SMK untuk bermitra dengan dunia kerja. Perguruan tinggi juga dapat mendorong perbaikan kualitas dan kinerja SMK dalam perencanaan dan pengelolaan program.

Sementara itu, Wakil Direktur Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Edi Satriyanto sangat antusias dalam pelibatan perguruan tinggi sebagai pendamping SMK Pusat Keunggulan.

Menurutnya, dalam program ini, Perguruan Tinggi mendapat kesempatan untuk membagikan pengalaman, terutama dalam melakukan kerja sama dengan industri, sehingga mendorong lahirnya potensi-potensi baru antara perguruan tinggi, SMK, dan industri.

“Saat ini, kita sudah mulai kolaborasi dengan beberapa SMK yang sudah mengajukan ke kami. Politeknik sangat dekat dengan SMK. Oleh karena itu, SMK Program Keunggulan sangat kita sambut dengan baik. Ini inovasi kolaboratif yang mentransformasi bisnis dan menumbuhkan percepatan link and match antara pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI),” jelas Edi seraya menyatakan kesediaannya untuk mendukung pengembangan pendidikan vokasi khususnya di SMK.

Merujuk catatan Dapodik, terdapat 190.842 perusahan/lembaga/instansi yang menjadi mitra SMK dengan 272.788 jalinan kerja sama antara SMK dan DUDI. Kerja sama tersebut terdiri dari 87 bidang usaha mitra industri SMK.

“Kemendikbud juga menginisiasi Rumah Vokasi yang beranggotakan asosiasi industri seperti Kadin, APINDO, FHCI, yang selama ini aktif kami libatkan dalam diskusi-diskusi pengembangan pendidikan vokasi, termasuk SMK,” tutur Bakrun.

Miftahudin dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) mengungkapkan bahwa pihaknya selalu mendukung program-program Kemendikbud terkait pengembangan tenaga kerja khususnya untuk lulusan SMK.

Dicontohkannya, mulai dari penyusunan kurikulum dan pelatihan yang dikembangkan dan diterapkan bersama dengan para siswa, guru dan kepala sekolah. 

“Terpenuhinya tenaga kerja yang sesuai kebutuhan kami akan mendorong peningkatan industrinya. Karena itu, kami juga mendorong agar sekolah juga menjadi terbuka dan semakin kreatif, tidak tertinggal oleh perkembangan jaman dan teknologi,” ungkap Miftahudin.

Petunjuk Teknis SMK Pusat Keunggulan

Direktur SMK menjelaskan bahwa program SMK Pusat Keunggulan akan berjalan selama empat tahun untuk melihat perkembangan sesuai tahap-tahap yang telah direncanakan dalam desain program.

Dalam kurun waktu tersebut, diharapkan sudah ada dampak yang bisa dilihat, terutama pada kualitas lulusan yang siap kerja sehingga dapat terserap ke industri maupun menjadi wirausaha.

“Kalau sekolahnya sudah bagus, bisa jadi tahun ini sudah masuk ke level tiga. Jadi, (program ini) ada empat level. Kalau sudah masuk kriteria yang sudah  ditentukan, kira-kira itu pada tahu ketiga sampai empat tahun,” ungkap Bakrun.

SMK Pusat Keunggulan diharapkan mampu mengembangkan pendidikan kejuruan yang semakin relevan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat yang senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan dunia usaha/industri dan menjadi pendukung kearifan/keunggulan lokal pada sektor pembangunan ekonomi tertentu atau mendukung kebijakan pemerintah dengan kekhususan lainnya, serta mampu mendukung proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.

Adapun petunjuk teknis (juknis) pelaksanaan program SMK Pusat Keunggulan diatur di dalam Keputusan Menteri Nomor 17/M/2020. “Di dalamnya menyebut lima ruang lingkup penyelenggaraan program SMK Pusat Keunggulan yang meliputi sosialisasi, seleksi, penetapan, pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi penyelenggaraan program SMK Pusat Keunggulan,” terang Bakrun.

Direktur Bakrun menambahkan bahwa SMK yang menjadi CoE di tahun 2020, tahun ini akan diverifikasi ulang guna menentukan level mereka yang akan diakselerasikan sesuai ketentuan program SMK Program Keunggulan.

“Sejumlah 491 SMK CoE (tahun lalu) kami minta daftar ulang dan akan kami verifikasi untuk menentukan level berapa SMK tersebut. Tahun kemarin, fokus kamk terbatas pada sarana dan prasarana,” jelasnya.

“Untuk SMK yang masuk CoE tahun 2020, maka tahun ini kami beri bantuan bukan untuk fisik melainkan bantuan nonfisik yang mencakup pengembangan kerja sama dengan industri, menyelaraskan kurikulum, pembentukan karakter, pelatihan kepala sekolah, dan penguatan mindset kepemimpinan,” lanjut M. Bakrun.

Program SMK Pusat Keunggulan memberikan bantuan berupa fisik dan nonfisik. Bantuan fisik dapat digunakan untuk membangun ruang praktik berupa bangunan bengkel atau laboratorium, maupun penyediaan peralatan. Sedangkan, bantuan nonfisik dialokasikan antara lain untuk penguatan penyelarasan kurikulum dengan industri.

“Untuk nonfisik, misalnya saja penyelarasan kurikulum, peningkatan budaya kerja, kemudian untuk menghadirkan guru dari industri, pelatihan kepemimpinan dan pola pikir kepala sekolah,” dikatakan Direktur SMK.

Lebih lanjut, Bakrun menyampaikan bahwa tahun 2021 Direktorat SMK mengalokasikan anggaran untuk bantuan non-fisik pada program SMK Pusat Keunggulan sebesar Rp200 juta, sedangkan bantuan fisik akan diberikan sebesar Rp1,4 miliar – Rp4 miliar.

“Tergantung sektor bidang dan kebutuhan sekolahnya masing-masing,” jelasnya.

Bakrun mengingatkan bahwa pendaftaran untuk mengikuti SMK Pusat Keunggulan akan berakhir Sabtu, 20 Maret 2021. Pendaftaran melalui laman smk.kemdikbud.go.id/smkpk.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER