MONITOR, Jakarta – Sekretaris Pribadi (Sespri) mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, Amiril Mukminin, mengungkapkan bahwa atasannya itu menyimpan uang tunai hingga Rp10 miliar di rumahnya.
“Ada Rp7 miliar-Rp10 miliar disimpan di rumah di Kompleks Kalibata,” ungkapnya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Rabu (10/3/2021).
Hal itu disampaikan Amiril saat menjadi saksi untuk terdakwa Direktur PT Dua Putera Perkasa Pratama (DPPP) Suharjito yang didakwa memberikan suap senilai total Rp2,146 miliar yang terdiri dari 103 ribu dolar AS atau sekitar Rp1,44 miliar dan Rp706.055.440 kepada Edhy Prabowo.
Amiril mengaku sudah menjadi Sespri Edhy Prabowo sejak menjadi Anggota DPR RI pada 2015 lalu.
“Saya bagian untuk mengelola keuangan, kalau ada uang kegiatan maka saya yang urus, sampai kalau ada simpanan saya yang menyimpan,” ujarnya.
Amiril mengatakan, sumber uang Rp7 miliar-Rp10 miliar tersebut berasal dari berbagai kegiatan.
“Semua yang saya simpan dalam bentuk cash, dari SPJ bapak (Edhy Prabowo), uang perjalanan dinas, uang operasional, uang tambahan pribadi,” katanya.
“Uang tambahan pribadi dari mana,” ungkap Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK Siswandhono bertanya kepada Amiril.
“Jarang dapat, tapi bapak (Edhy Prabowo) sempat kasih Rp50 juta atau berapa begitu dari pelunasan utang orang,” ujar Amiril.
“Di BAP saudara sebut ada penerimaan Rp60 juta-Rp150 juta per bulan?,” kata Siswandhono kembali bertanya.
“Tidak selalu ada, sumber uangnya saya kurang memperhatikan, tapi setahu saya dari pengembalian utang dari orang,” ungkap Amiril menjawab.
“Uang digunakan untuk apa saja?,” ujar Siswandhono bertanya lagi.
“Biasanya yang paling cepat minta untuk akomodasi dan kebutuhan di perjalanan,” kata Amiril menjawab.
