MONITOR, Jakarta – Peran Minyak dan Gas Bumi masih sangat dominan dalam menjaga Ketahanan Energi Nasional hingga tahun 2050 sehingga upaya peningkatan cadangan dan produksi minyak dan gas bumi nasional diharapkan mendapatkan dukungan dari semua pemangku kepentingan.
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 22 Tahun 2017 Tentang Rencana Umum Energi Nasional telah ditetapkan pada tahun 2050 bauran energi nasional masih di dominasi oleh Migas sebesar 44 persen, sementara batubara diproyeksikan 25 persen dan energi terbarukan sebesar 31 persen. Dengan komposisi tersebut maka peran lembaga pengelola hulu Migas dimana saat ini diemban oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menjadi sangat penting dan kritikal dalam menyediakan kebutuhan energi khususnya minyak mentah dan gas bumi untuk menjaga Ketahanan Energi Nasional sesuai RUEN.
Sementara dalam memenuhi kebutuhan energi nasional saat ini, peran energi fosil juga masih sangat penting dalam memenuhi kebutuhan energi nasional agar tidak terjadi kekurangan pasokan energi yang dapat berdampak terhadap seluruh sendi kehidupan nasional. Untuk itu, SKK Migas mengharapkan dukungan dari semua pemangku kepentingan untuk dapat mencapai target produksi minyak sebesar 1 Juta barel per hari dan produksi gas sebesar 12 miliar kaki kubik per hari (Billion Standar Cubic Feet per Day / BSCF) di tahun 2030.
“Tanpa dukungan semua pemangku kepentingan baik Kementrian, Lembaga Negara, BUMN, pihak swasta, Pemerintah Daerah, Masyarakat di wilayah operasi, organisasi masyarakat, mahasiswa, media termasuk para millennial dan pemangku kepentingan lainnya maka kita akan sangat sulit dapat memenuhi kebutuhan energi nasional dan mencapai target 1 juta barel minyak per hari dan gas sebesar 12 miliar kaki kubik per hari. Peran serta dan dukugan semua pemangku kepentingan sangat kami harapkan,” ujar Bambang Dwi Djanuarto, Spesialis Pratama Dukungan Bisnis SKK Migas dalam dua webinar terpisah yaitu Webinar Peran Penting Hulu Migas bagi Ketahanan Nasional yang diselenggarakan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dalam rangka Kongres PMII ke 20 pada Kamis, 25 Februari 2021 dan Webinar Peran Millenial dalam Menjaga Ketahanan Energi Nasional yang diselenggarakan oleh Gerakan Mahasiswa Nasional (GMNI) Cabang Luwuk Banggai pada Jumat, 26 Februari 2021.
Bambang Dwi menerangkan, SKK Migas telah menetapkan target untuk bisa meningkatkan produksi minyak menjadi 1 juta barel per hari dan gas 12 miliar kaki kubik per hari tahun 2030 dengan beberapa upaya antara lain optimalisasi produksi lapangan eksisting, transformasi sumber daya kontijen ke produksi, mempercepat chemical Enhanced Oil Recovery (EOR) dan eksplorasi untuk penemuan besar.
“Potensi minyak dan gas bumi di Indonesia masih cukup besar, karena dari 128 cekungan migas yang ada sebanyak 68 cekungan belum tergarap. Untuk itu kita perlu banyak menarik investasi baik dari luar negeri maupun dalam negeri untuk bisa melakukan eksplorasi secara massif agar bisa menemukan cadangan minyak dan gas yang besar,” jelasnya.
Dalam rangka menarik investasi tersebut maka semua pihak, termasuk mahasiswa diharapkan ikut menjadi agen perubahan agar bisa membuat iklim investasi di industri hulu migas di Indonesia menarik bagi investor. “Berkurangnya gangguan sosial bisa menjadi salah satu indikator menariknya iklim investasi di Indonesia”.
Secara jelas dan rinci, Kebijakan Energi Nasional (KEN) telah membuat sasaran penyediaan dan pemanfaatan energi primer dan energi final pada 2025 dan 2050. Sebut saja, terpenuhinya penyediaan energi primer pada 2025 sekitar 400 MTOE (Million Tonnes Oil Equivalent), dan 2050 sekitar 1.000 MTOE atau lebih dari dua kali lipatnya.
Ketua Pelaksana Kongres PMIi ke 20, M. Zeni Syargawi Nasution menegaskan bahwa PMII mendukung sepenuhnya upaya-upaya yang dilakukan SKK Migas dalam rangka mencari cadangan migas baru dan menjaga kesinambungan produksi migas yang tinggi saat ini agar bisa menjaga Ketahanan Energi Nasional di masa depan.
“Sebagai bagian dari anak bangsa, kami secara tegas mendukung semua upaya SKK Migas dalam mendorong pemanfaatan energi untuk menjaga ketahanan energi nasional dan memberikan dampak berganda bagi industri dalam negeri. Kami berharap produksi minyak dan gas bumi dapat terus berlanjut hingga anak cucu kami nanti,” ujarnya.
Sementara Dzikri Noerdiansyah, aktivis GMNI Cabang Luwuk Banggai berharap SKK Migas terus bekerjasama baik dengan semua pemangku kepentingan agar dapat memperlancar kegiatan operasional di lapangan. “Dengan adanya hubungan baik antara SKK Migas dengan semua pemangku kepentingan termasuk mahasiswa dan organisasi mahasiswa maka kami dapat sepenuhnya mendukung kelancaran operasi hulu migas di lapangan,” tegasnya.
MONITOR, Indramayu - Pertamina, melalui Subholding Gas dan entitas usahanya PT Pertamina Gas, melanjutkan komitmennya…
MONITOR, Banjarmasin - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman (Mentan Amran) melakukan kunjungan kerja maraton ke…
MONITOR, Jakarta - Menyambut libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, PT Jasa Marga (Persero)…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Arif Rahman, mengkritisi implementasi kebijakan Penangkapan Ikan…
MONITOR, Jakarta - Pengamat Kebijakan Publik, Trubus Rahardiansah, mengungkapkan bahwa keberadaan Pertamina Gas Negara (PGN)…
MONITOR, Jakarta - Seleksi Petugas haji PPIH Kloter dan PPIH Arab Saudi 1446 H/2025 M…