MONITOR – Untuk kedua kalinya dalam mendukung ketahanan ekonomi dan pangan masyarakat di tengah pandemi COVID-19, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) melakukan distribusi paket bahan pokok makanan kepada masyarakat yang paling terdampak COVID-19 dan belum menerima bantuan dari pemerintah dan pihak lain di tiga provinsi (Jawa Timur, Bali dan NTB).
Tahun lalu (2020), LPBI NU sudah menyalurkan bantuan kepada 10.910 keluarga di 121 RW, di 20 desa, di Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Gresik, Kabupaten Malang, Kota Kediri, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Lombok Barat. Tahun ini pun LPBI NU melakukan hal yang sama di tempat yang sama dengan jumlah yang sama pula.
Pembagian paket bahan pokok makanan ini dilaksanakan oleh Tim Pelaksana Lokal dan Kelompok Kerja program Penguatan Ketangguhan Masyarakat dalam Menghadapi (PKMM) COVID-19 dan Adaptasi Tatanan Baru. Program PKMM COVID-19 sendiri dilaksanakan oleh LPBI NU didukung oleh DFAT Australia melalui SIAP SIAGA Palladium.
Pemberian bantuan paket bahan pokok makanan tersebut dilaksanakan melalui mekanisme non tunai (BaNTu), dengan tahapan sebagai berikut; identifikasi dan penentuan calon penerima oleh Kelompok Kerja (Pokja) bersama pemerintah desa dan diinput ke dalam data berbasis geospasial; dilanjutkan dengan penyiapan barang bantuan yang dilakukan oleh warung dan toko lokal setelah dilakukan assessment oleh Pokja berbasis daftar bahan pokok makanan yang telah ditentukan. Lalu, distribusi bantuan dilaksanakan menggunakan mekanisme non tunai dan digital (e-voucher dan pengenalan wajah via smartphone) di warung dan toko lokal yang terpilih di masing-masing RW.
Ahmad Sholeh, Kepala Desa Wirotaman, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur memberikan apresiasi yang tinggi atas terlaksananya distribusi bantuan tersebut di wilayahnya. “Dengan adanya program PKMM COVID-19 dan khususnya bantuan non tunai secara digital berupa sembako, warga Wirotaman sangat terbantu secara ekonomi dan sosial serta meningkatnya kepedulian warga terhadap pencegahan virus COVID-19 di lingkungan RW,” kata Ahmad.
Begitu pun di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Saiful Anwar, Plt Kepala Desa Plumbungan, Kecamatan Sukodono saat menghadiri distribusi bantuan menyampaikan terima kasih karena untuk kedua kalinya warganya mendapatkan bantuan bahan pokok makanan non tunai secara digital. “Pendataan keluarga yang berhak menerima sangat ketat dan detail. Adapun jumlah penerima bantuan di Desa Plumbungan sebanyak 395 Kepala Keluarga (KK),” ungkap Saiful.
Sedangkan di Provinsi NTB, Sapinah, Kepala Desa Mekarsari, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, mengatakan kesulitan warga dalam menghadapi pandemi COVID-19 terobati dengan adanya bantuan dari program LPBI NU ini. Bantuan ini benar-benar bermanfaat bagi warga yang jauh dari sorotan media.
“Kami berharap program ini bisa berlanjut karena saat pendataan warga calon penerima manfaat secara digital, aplikasi dan hasil pendataan bisa digunakan pemerintah desa dalam pemutakhiran data warga desa yang akurat,” ungkapnya.
Sementara itu, A. Mahrus, Ketua Ranting NU Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Privinsi Bali mendukung program ini. Pemasangan poster, banner dan baliho tentang pencegahan penyebaran COVID-19 telah meningkatkan pemahaman warga untuk melindungi diri dan keluarganya dari COVID-19. “Bantuan paket bahan pokok makanan pun sudah menyasar kelompok yang berhak menerimanya,” katanya.
Program PKMM COVID-19 telah dilaksanakan oleh LPBI NU sejak Juli 2020, jauh sebelum kebijakan PPKM mikro ditetapkan oleh Pemerintah saat ini. Program ini telah berhasil meningkatkan upaya pencegahan COVID-19 di level terkecil dan terbawah masyarakat, yaitu keluarga. Dimulai dengan upaya peningkatan pemahaman warga terkait COVID-19 melalui sosialisasi di rumah ibadah dan kampanye publik di lokasi-lokasi stategis serta dukungan fasilitas pencegahan COVID-19, ditambah SOP Pencegahan, SOP karantina & penyediaan fasilitas karantina di tingkat RW. Selain itu, warga paling terdampak di daerah program juga mendapatkan bantuan paket bahan pokok makanan.
M. Ali Yusuf, Ketua LPBI NU PBNU menyatakan pemberian bantuan paket bahan pokok ini dimaksudkan untuk mengurangi dampak ekonomi selama COVID-19 sekaligus mengurangi risiko sosial yang berpotensi muncul akibat pandemi. “Bantuan tersebut dimaksudkan untuk mengisi gap bantuan yang telah diberikan oleh pemerintah dan pihak lain. Program ini diharapkan juga dapat mendukung penguatan ekonomi lokal karena benar-benar melibatkan warung dan tokol lokal,” katanya.
Selain itu, pemberian bantuan ini menggunakan mekanisme Bantuan Non Tunai (BaNTu) dan digital yang selain transparan dan akuntabel juga lebih dapat menjamin terlaksananya protokol kesehatan. “Warga dengan menerapkan protokol kesehatan datang ke toko lalu didata dan mencocokkan wajah menggunakan smartphone setelah itu paket bantuan bisa dibawa pulang dengan aplikasi DuitHape,” terang Ali.
Ali menambahkan, bagi para penerima manfaat yang berhalangan datang ke toko atau warung yang ditentukan (lansia, disabilitas, sakit, atau sedang isolasi/karantina), maka Pokja bersama pemilik toko atau warung mengantarkan langsung ke rumah mereka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.