Rabu, 24 April, 2024

Maju dan Wujudkan Impian Bersama Bank BTN

MONITOR, Jakarta – Kebutuhan merupakan suatu hal yang muncul secara naluriah bagi setiap manusia sebagai bentuk upaya untuk bertahan hidup. Berdasarkan intensitasnya, kebutuhan manusia terbagi menjadi tiga, yaitu kebutuhan Primer, Sekunder, dan Tersier. Ketiga kebutuhan tersebut memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, kebutuhan Sekunder dan Tersier  akan terpenuhi setelah kebutuhan primer dipenuhi. Ya, kebutuhan primer menjadi kebutuhan paling utama yang harus dipenuhi untuk bertahan hidup, meliputi makanan, tempat tinggal dan pakaian.

Seperti yang kita ketahui bahwa rumah adalah salah satu kebutuhan untuk tempat kita menyusun masa depan bersama keluarga. Memiliki sebuah rumah tentunya sudah menjadi salah satu impian bagi semua orang.

Pentingnya memiliki rumah adalah salah satu solusi untuk mengurangi beban hidup, utamanya jika di Ibu Kota. Karena jika mengontrak, akan mengeluarkan uang sewa untuk sesuatu barang yang tidak dapat dimiliki. Hal tersebut akan menjadi beban setiap bulan/tahunnya.

- Advertisement -

Memiliki rumah layak huni sangat penting bagi masyarakat untuk menjamin kesehatan dan keamanan hidup mereka. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 yang sampai saat ini belum memberikan kepastian, banyak masyarakat yang melakukan aktivitas di rumah saja.

Berangkat dari hal itu, pasar properti pun kian bangkit di tengah Pandemi Covid-19. Kesimpulan tersebut berdasarkan hasil survei yang dilakukan Indonesia Property Watch (IPW) yang menunjukkan bahwa tingkat penjualan hunian naik dibandingkan bulan-bulan awal terjadinya pandemi.

Menurut survei konsumen yang dilakukan IPW menunjukkan 68,09 persen konsumen masih berminat membeli properti. Sedangkan, berdasarkan kategori properti yang paling banyak diminati adalah rumah, yaitu 51,06 persen. Kemudian diikuti tanah kavling 22,34 persen, apartemen sebesar 11,7 persen, rumah kantor/ rumah toko 10,64 persen, dan lainnya untuk gudang, vila.

Survei IPW juga menunjukkan, hanya 22 persen yang membeli untuk segera dihuni, 18 persen yang membeli untuk segera dijual jika harga naik, dan 42,55 persen konsumen membeli properti untuk disimpan.

Banyak keuntungan yang didapat jika membeli rumah di tengah kondisi pandemi seperti sekarang ini. Hanya saja masyarakat sedang berhati-hati dalam membeli properti karena lebih memperhatikan kondisi finansial.

Foto: Dok BTN

Seperti salah satu warga Cijantung Jakarta Timur, Aji (26) ia adalah seorang karyawan dari salah satu industri produk makanan terkemuka di Indonesia. Dalam waktu dekat ini ia mengaku ingin membeli sebuah hunian di daerah Purwakarta, Jawa Barat. Namun, karena di tengah pandemi ia kemudian mengurungkan niatnya untuk sementara waktu, karena ingin memakai uang tersebut untuk dana darurat.

Namun, penawaran demi penawaran menarik pun semakin menghampirinya. Ia berpikir ulang bahwa hunian saat ini lebih penting, karena jika dihitung-hitung pengeluaran untuk membayar sewa kost akan habis begitu saja dan semakin menjadi beban. Kebetulan saat ini Aji memang masih kost di Purwakarta.

“Uang kontrakan makin tahun makin naik. Kita bayar tapi ga bisa milikin. Kalau ngambil perum ibarat ngontrak tapi jadi milik sendiri,” ungkap Aji saat diwawancarai.

Lalu ia pun berencana akan mengambil Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) dan ia tertarik mencoba program KPR yang diadakan oleh Bank Tabungan Negara (BTN). Hingga akhirnya, ia merasa bersyukur bisa menjalani proses akad KPR dengan cukup mudah dan efisien.

“Seketika impian memiliki rumah di tengah pandemi tercapai dan terwujudkan karena hadirnya Bank BTN di tengah masyarakat,” ungkapnya.

“Ibarat kata sekarang nabung terus buat beli rumah langsung bayar lunas, susah juga, yaudah deh ikut program Bank BTN buat cicilan rumah, karena saya percaya, sudah banyak masyarakat bahkan keluarga, dan teman-teman yang ikut program di BTN,”  ujar Aji.

Fokus untuk tetap memberikan layanan terbaik di tengah pandemi Covid-19,  BTN memang menyiapkan berbagai produk dan program perbankan untuk membantu masyarakat khususnya generasi muda mempersiapkan masa depan.

Ya, PT Bank Tabungan Negara, (Persero),Tbk (Bank BTN) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang Perbankan dan berkomitmen menjadi Bank yang melayani serta mendukung pembiayaan sektor perumahan.

Selama 71 tahun bahkan di tengah pandemi Corona di Indonesia Bank BTN tidak mengurangi produktivitas dalam memasarkan, baik produk maupun layanan kreditnya. Bank  BTN menawarkan solusi kemudahan bagi masyarakat untuk mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), meski tengah menjalankan aktivitas kerja di kantor atau di rumah.

Selain itu, Bank BTN juga mendukung pemerintah untuk tidak melakukan banyak kegiatan di luar rumah, yakni dengan layanan ‘KPR From Home The New Normal‘, diperuntukan bagi calon debitur atau konsumen untuk pengajuan berkas aplikasi KPR/KPA secara online melalui Portal BTN Properti.

“Hal tersebut dilakukan untuk membantu pemerintah dalam memutus rantai penyebaran covid-19 dengan menjaga jarak. Di tengah kondisi pandemi saat ini, Bank BTN juga berupaya memberikan pelayanan prima dan sigap, terutama fasilitas pembiayaan KPR dan KPA,” ujar Executive Vice President Nonsubsidized Mortgage & Personal Lending Division (NSLD) Bank BTN, Suryanti Agustinar.

Melalui KPR From Home The New Normal Bank BTN banyak memberikan keringanan kredit bagi nasabah. Di antaranya; bebas biaya provisi, bebas biaya administrasi, bebas biaya appraisal serta bunga angsuran cukup ringan, mulai dari 3 persen fixed 1 tahun yang merupakan hasil kerjasama dengan developer pilihan.

Fokus pembiayaan sektor properti  yang sudah melekat erat di BTN, hingga saat ini memang tetap aktif menawarkan kemudahan-kemudahan pembiayaan bagi para nasabahnya, melalui berbagai program menarik.

Hal itu terbukti bahwa Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi Bank BTN tercatat menjadi penyumbang pertumbuhan kredit BBTN secara keseluruhan. KPR Subsidi yang menempati porsi sebesar 45,11% dari total portofolio kredit di Bank BTN tersebut tumbuh positif di level 5,84% yoy. Per semester I/2020, KPR Subsidi Bank BTN tercatat naik dari Rp107,34 triliun pada semester I/2019 menjadi Rp113,61 triliun.

Di segmen kredit perumahan, Bank BTN juga telah menyalurkan KPR Non-subsidi, kredit perumahan lainnya, dan kredit konstruksi masing-masing sebesar Rp79,87 triliun, Rp7,56 triliun, dan Rp27,87 triliun per semester I/2020. Dengan penyaluran tersebut, total KPR di Bank BTN tumbuh sebesar 2,47% yoy dari Rp188,82 triliun menjadi Rp193,49 triliun per 30 Juni 2020.

KPR bersubsidi dengan skema FLPP mampu mencapai target. Hanya saja, penyaluran KPR bersubsidi dengan skema SSB belum optimal. Dari target 146.000, Bank BTN tengah menggenjot 90 ribu-100 ribu penyaluran hingga akhir tahun 2020.

Mengingat hingga saat ini baru mencapai sekitar 40 ribuan, paling tidak untuk mengejar target tersebut Bank BTN mengejar target sekitar 10 ribu-15 ribu per bulan, sehingga akhir tahun mencapai 90 ribu unit rumah yang harus dibiayai dengan skema SSB .

Peran Bank BTN dalam Pemulihan Ekonomi Nasional

Tak hanya itu, dalam rangka memastikan program pemulihan ekonomi terus bergerak menuju target yang diharapkan, pemerintah mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian nasional.

Tentu saja pada masing-masing sektor yang digeluti, termasuk pembiayaan properti yang menjadi spesialisasi PT Bank Tabungan Negara Tbk (Bank BTN), Karena sektor perumahan diyakini dapat mendongkrak pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi virus corona.

Tidak semua bank dapat masuk dalam kategori ini. Bank BTN merupakan satu-satunya bank yang memiliki skala ekonomi dan ruang lingkup dalam memberikan pembiayaan sektor perumahan.

Meskipun pandemi Covid-19 dan resesi ekonomi, Bank BTN semakin gencar menggenjot penyaluran kredit di sektor. Alhasil, dengan segala tantangan tersebut sektor properti (real estate) pada kuartal II-2020 konsisten menyumbang pertumbuhan positif terhadap PDB Indonesia (2,30%). 

Peluang tumbuh tersebut masih besar karena didukung sejumlah faktor, seperti stimulus sektor perumahan berupa peningkatan alokasi KPR Subsidi Rp 1,5 triliun, perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih senang melakukan kegiatan dari rumah, bantuan likuiditas pemerintah untuk penyaluran kredit untuk meningkatkan sektor riil melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih melek digital.

Plt Direktur Utama Bank BTN, Nixon LP Napitupulu berharap agar Bank BTN merealisasikan dan mendorong kebijakan stimulus lanjutan yang akan lebih berdampak pada sektor properti yang dampaknya akan diikuti oleh sekitar 172 industri turunannya tersebut.

Adanya keberpihakan pemerintah mulai dari aturan hingga penempatan dana negara menjadi angin yang segar. Kredit yang dialirkan Bank BTN juga memiliki dampak ekonomi jangka panjang. Sebab, kredit tersebut akan menjadi tempat tinggal yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Tidak hanya itu, kredit yang akan disalurkan ke sektor perumahan pun akan memberikan multiplier effect terhadap sekitar 177 subsektor industri lainnya.

Bahkan menutup 2020, Bank BTN berusaha mencapai target pembiayaan mencapai 204.000 unit perumahan, terdiri dari 146.000 unit KPR bersubsidi dengan skema SSB, 32.000 KPR bersubsidi dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), dan 26.000 KPR bersubsidi berskema Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT). 

Sebagai wujud nyata Bank BTN menjadi mitra pemerintah dalam mendukung perekonomian khususnya sebagai agent of development selama 71 tahun berdiri, Bank BTN telah merealisasikan kredit lebih dari Rp640 triliun dan mengalir lebih dari 5 juta masyarakat di Indonesia dari seluruh segmen.

Sementara faktor pencapaian tahun 2020, menurut Nixon, merupakan prestasi yang diraih Bank BTN dengan kerja keras akan menjadi fundamental penting dalam menentukan transformasi Bank BTN tahun 2021. Bank dengan kode saham BBTN ini mencatatkan sejumlah kinerja yang diproyeksikan positif selama tahun 2020. 

“Tahun 2021, kami masih terus memperkuat inovasi dan digitalisasi karena target yang kami canangkan menyesuaikan visi Bank BTN. Adapun target tersebut di antaranya kredit dapat tumbuh sekitar 8 persen, DPK dapat ditingkatkan kurang lebih 10 persen sementara laba kita harapkan dapat menembus sekitar Rp3 triliun dan rasio coverage bisa menyentuh sekitar 125%,” beber Nixon.

Sebagai mitra Pemerintah dalam menyukseskan Program Sejuta Rumah, sejak program tersebut diinisiasi pada tahun 2015, Bank BTN telah merealisasikan Kredit Pemilikan Rumah atau KPR maupun dukungan pembiayaan konstruksi. Adapun perinciannya tahun 2015 mencapai 474.099 unit dari target 431.000 unit, tahun 2016 mencapai 595.540 unit dari target 570.000 unit, kemudian pada 2017 realisasinya sebesar 666.806 unit dari target 666.000 unit.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER