MONITOR, Jakarta – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia optimis akan masuk papan tengah dalam pemilu 2024 mendatang. Keyakinan tersebut diperoleh karena belum ada partai dominan dan mayoritas, serta masih terbukanya pasar perpolitikan Indonesia.
“Setiap Pemilu sejak 1999 sampai dengan 2019 selalu muncul partai baru, dan sejumlah partai baru bahkan bisa tampil sebagai kekuatan papan tengah dan bahkan papan atas,” ujar Mahfuz Sidik, Sekretaris Jenderal Partai Gelora Indonesia dalam Rakorwil DPW Partai Gelora Indonesia di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Minggu (14/02/2021).
Dia mencontohkan, pada Pemilu 1999 muncul partai baru yaitu PDIP, PKB dan PAN. Berturut-turut ketiga partai meraih elektoral 33,7 persen, 12,6 persen dan 7,1 persen. Pada Pemilu 2004, muncul partai baru yaitu Partai Demokrat (7,4%), PKS (7,3%), dan PBR (2,4%). Begitupun pada Pemilu 2014, Nasdem sebagai partai baru berhasil meraih 6,7 persen suara.
“Apakah partai baru berpeluang menjadi partai besar? Artinya, pasar politik Indonesia masih terbuka dan belum ada partai yang dominan atau mayoritas,” jelasnya.
Untuk itu, menurut mantan anggota DPR RI ini mengatakan, ada beberapa faktor yang menentukan partai baru dapat menjadi partai besar. Faktor tersebut antara lain eksistensi teritorial, segmentasi pemilih, positioning partai, cara kerja berbasis dapil, popularitas, dan formasi pasukan tempur.
“Karena itu lakukan pemetaan dapil dengan cermat dari berbagai aspeknya, mulai tetapkan target suara dan kursi di dapil, dan penuhi faktor penentu kekuatan partai,” imbuh Mahfudz.
Lebih lanjut mahfudz menjelaskan, Partai Gelora Indonesia lahir sebagai respons atas dinamika geopolitik global dan politik domestik yang berlangsung. Di level global, perubahan tatanan dunia sedang berlangsung. Pandemik Covid-19 mempercepat proses perubahan tersebut sekaligus memicu terjadinya krisis multidimensi di hampir banyak negara.
Pada level domestik, mulai 2020 Indonesia akan mengalami bonus demografi sampai 2035. Pengalaman sejumlah negara, menurutnya, bonus demografi menjadi faktor pemicu kemajuan ekonomi dan bidang-bidang lain.
“Namun di saat bersamaan Indonesia mengalami kontradiksi sosial-politik, pembelahan ideologis politik di masyarakat bawah, elit politik yang pragmatis, keterbukaan informasi yang rentan menciptakan ketegangan dan konflik, serta ketimpangan kesejahteraan dan liberalisasi ekonomi, dan makin terkekangnya Demokrasi”, imbuhnya
Dia mengatakan, ragam kontradiksi ini berpotensi melemahkan ketahanan nasional, menggoyahkan kedaulatan nasional dan mengancam eksistensi NKRI. Menurutnya, sudah banyak negara yang gagal akibat dinamika global tersebut.
“Sesungguhnya dengan modal perjalanan sejarah bangsa, kekayaan SDA, posisi geografis dan politik negara, Indonesia sangat berpeluang melakukan lompatan besar di tengah krisis global menjadi kekuatan besar dunia,” pungkasnya.
Sukses di 2024
Sementara itu, Ketua Pengembangan Teritorial 3 (wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta) Ahmad Zainuddin mengatakan, Partai Gelora bertekad meraih sukses di 2024. Kuncinya, kader Partai Gelora harus membangun kolaborasi dengan berbagai kalangan.
“Diantara kunci sukses dalam memenuhi target-target struktural partai hingga level kelurahan atau desa, rekrutmen anggota dan lain-lain adalah melakukan kolaburasi dengan berbagai pihak dan berbagai kekuatan,” ujar Ahmad Zainuddin.
Zainuddin mengatakan, kader Partai Gelora perlu membangun hubungan kolaborasi yang baik dan menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak.
“Membangun mindset sebagai pemimpin. Fungsionaris partai politik harus punya cita-cita menjadi pemimpin bangsa di berbagai level, bukan hanya bercita-cita sebagai anggota DPRD atau DPR RI, tetapi juga menjadi ketua DPRD, ketua DPR RI, Bahkan menjadi bupati, walikota, gubernur dan presiden RI,” imbuhnya.
Lebih lanjut mantan anggota DPR RI ini mengatakan, fungsionaris Partai Gelora di wilayah harus menetapkan target politik, membuat peta menuju pencapaian target, baik peta kekuatan politik, peta kekuatan sosial ekonomi, maupun peta tokoh. “Lalu menetapkan target-target politik DPD. Berapa kursi DPRD Kota kabupaten? Kursi Propinsi, Kursi DPRD?” jelasnya.
Dalam peta politik nasional, menurut dia, Jawa Tengah merupakan wilayah sangat strategis. Seringkali Jawa Tengah menentukan kemenangan kontestasi politik di level nasional. Karenanya Jawa Tengah, lanjut Zainuddin, harus memberi sumbangan besar dalam pencapaian target lolosnya Partai Gelora Indonesia untuk melampaui Parliamentary Threshold.
“Kolaborasi, konsolidasi dan selalu belajar cepat salah satu kunci sukses Pemilu 2024,” cetusnya.