Senin, 4 Agustus, 2025

Serang Din Syamsudin, DEEP Nilai GAR ITB Ingin Naikkan Popularitas

MONITOR, Jakarta – Direktur Eksekutif DEEP, Neni Nur Hayati, menilai tudingan radikal yang dialamatkan kepada tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin oleh Gerakan Anti Radikal (GAR) ITB sangat salah kaprah, tidak tepat sasaran dan tidak ada dasarnya. Neni mengatakan, semua kalangan mengetahui rekam jejak serta kiprah Din Syamsudin dalam menjaga serta merawat kerukunan dan toleransi beragama, baik di dalam maupun luar negeri.

“Bahkan, beliau sendiri adalah penggagas konsep Pancasila sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah. Din Syamsuddin juga tokoh yang menjadi panutan kita semua, tidak hanya di Muhammadiyah. Semua pihak sangat menghormatinya, apalagi anak muda,” kata Neni, Sabtu (13/2/2021).

Menurutnya, apabila ada kritik yang disampaikan Din Syamsudin kepada pemerintah itu hal yang wajar. Sebab, sudah semestinya elemen masyarakat saling mengingatkan kepada pemerintah. Bahkan, Presiden Joko Widodo sendiri membuka ruang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk menyampaikan saran dan kritik sebagai bagian dari proses mewujudkan good government.

“Masa iya, tokoh yang pernah menjabat sebagai President religion for peace Asia dan Pacific dianggap sebagai tokoh yang radikal. Sebelah mana radikalnya?” tanya Neni.

- Advertisement -

Neni pun menilai, sikap kelompok GAR ITB hanya mengada-ngada dan terlalu berlebihan dalam menilai publik figur sekaliber Din Syamsudin. Apalagi yang dituding merupakan ulama dan tokoh besar Muhammadiyah.

“Kita semua tahu bahwa Muhammadiyah adalah organisasi yang telah banyak memberikan kontribusi konkrit untuk negeri ini,” ujarnya.

Ia beranggapan bahwa GAR ITB hanya ingin menaikkan popularitas kelompok saja, dengan membuat isu-isu yang tidak bermutu dan menuduh seorang tokoh Islam moderat sebagai radikal. Neni mendorong agar GAR ITB segera mencabut laporannya dan menyampaikan permintaan maaf kepada publik, terlebih memanfaatkan nama kampus sebagai gerbang akademis yang berbasis intektualitas dan kajian ilmiah, kini lebih bersifat sentimentil, irrasional sehingga menjadi Islamophobia.

“GAR ITB mesti membaca secara teliti dengan cermat, tidak perlu kami pembela Din yang harus membaca apa isi laporan yang ditujukan ke KASN. Stop memecah belah umat islam. Jangan sampai isu radikalisme yang disematkan kepada tokoh publik seperti Pak Din hanya untuk kepentingan politik kelompok tertentu,” pungkasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER