Kamis, 25 April, 2024

Ini Analisa Pakar Bahasa Soal Cuitan Rasis Abu Janda ke Natalius Pigai

“Inferensi yang bisa ditarik adalah saya melihat ada ketidaksenangan Abu Janda dengan Pak Pigai”

MONITOR, Jakarta – Pakar Bahasa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Hilmi Akmal, berpendapat bahwa cuitan kata ‘Evolusi’ yang dilontarkan Permadi Arya alias Abu Janda kepada Tokoh Papua Natalius Pigai memperlihatkan ada ketidaksenangan dan bernada merendahkan.

Hilmi mengulas, setidaknya terdapat dua proposisi interogatif dalam cuitan Abu Janda ke Natalius Pigai, pertama ‘Kau @Natalius Pigai2 apa kapasitas kau?’ dan kedua ‘sudah selesai evolusi belum kau?’.

Dari dua proposisi interogatif itu, menurut Hilmi, adanya diksi evolusi jelas-jelas menunjukkan ketidaksenangan Abu Janda terhadap Natalius Pigai.

“Terkait dengan cuitan yang rasis, inferensi yang bisa ditarik adalah saya melihat ada ketidaksenangan Abu Janda dengan Pak Pigai. Sehingga membuat proposisi dalam bentuk interogatif yang maknanya merendahkan Pak Pigai,” ungkapnya kepada wartawan, Jakarta, Kamis (4/2/2021).

- Advertisement -

Sementara terkait dengan cuitan Abu Janda yang menyebut ‘Islam Arogan’, Hilmi mengatakan, kesimpulan yang bisa ditarik adalah Abu Janda tidak memahami Islam secara mendalam sehingga mengeluarkan proposisi seperti itu. 

Menurut Hilmi, jika memang yang dimaksud Abu Janda sebagaimana pembelaannya di media bahwa Islam yang arogan adalah Islam yang diusung oleh kelompok Pendakwah Tengku Zulkarnain, mestinya disebutkan saja secara eksplisit sehingga tidak membuat orang yang membaca proposisi itu menyimpulkan bahwa Islam secara keseluruhan adalah agama yang arogan.

“Padahal, kalau mau baca sedikit sejarah masuknya Islam ke Indonesia, dia akan paham bahwa Islam jauh dari kata arogan. Justru Islam yang datang ke Indonesia bisa diterima masyarakat karena budaya yang ada diasimilasikan dengan nilai-nilai Islam,” katanya. 

Sekadar informasi, Bareskrim Polri kembali menjadwalkan pemeriksaan terhadap Abu Janda pada Kamis (4/2/2021). Kali ini pegiat media sosial itu diperiksa dalam kasus dugaan tindakan rasis kepada Tokoh Papua yang juga mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER